55
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian. Hal ini dikarenakan di dalam metode penelitian dijelaskan mengenai
urutan penelitian yang akan dilakukan yaitu berhubungan dengan teknik dan prosedur penelitian yang dipakai oleh peneliti. Tujuannya adalah agar dalam
melaksanakan kegiatan penelitian dapat berjalan dengan baik, terarah, dan sistematis. Adapun langkah-langkah yang harus ditentukan antara lain yaitu: 1
jenis dan desain penelitian, 2 variabel penelitian, 3 populasi, sampel, dan teknik sampling, 4 metode dan alat pengumpulan data, 5 validitas dan
reliabilitas instrumen, dan 6 teknik analisis data.
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini jenis penelitiannya adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen menurut Arikunto 2006: 3 adalah:
Penelitian eksperimental adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat hubungan kausal antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan
faktor-faktor lain
yang dapat
mengganggu, eksperimental dilakukan dengan maksud untuk menilai akibat suatu
perlakuan.
Berdasarkan pengertian tersebut penelitian eksperimen benar-benar untuk melihat hubungan sebab-akibat. Perlakuan yang kita lakukan terhadap variabel
bebas kita lihat hasilnya pada variabel terikat. Sehingga peneliti melakukan perlakuan terhadap variabel bebas dan mengamati perubahan pada variabel
terikat. Selanjutnya menurut Sugiyono 2010: 107 bahwa “metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
pe rlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Penelitian eksperimen digunakan peneliti sesuai dengan tujuan dan permasalahan yaitu untuk meningkatkan tanggung jawab belajar pada siswa kelas XI melalui
layanan konseling individual berbasis self-management. Sehingga, perlakuan treatment yang diberikan oleh peneliti dalam penelitian eksperimen ini adalah
layanan konseling individual berbasis self-management.
3.1.2 Desain Penelitian
Penelitian eksperimen terdapat beberapa desain penelitian antara lain yaitu pre-eksperimental designs, true eksperimental designs, factorial designs dan
quasi eksperimental designs Sugiyono, 2010: 109-114. Dari beberapa desain tersebut, peneliti menggunakan pre-eksperimental designs atau eksperimen pura-
pura. Alasannya karena terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen dan tidak mempunyai kelompok kontrol.
Di dalam penelitian pre-eksperimental designs terdapat tiga jenis desain yaitu: 1 one-shot case study, 2 one-group pretest-posttest design, 3 intact-
group comparison Sugiyono, 2010: 110-111. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan bentuk one-group pretest-posttest design yaitu desain yang memberi pre-test penilaian awal konseling sebelum diberi perlakuan dan
memberi post-test penilaian akhir konseling setelah diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat lebih akurat, karena dapat membandingkan
dengan keadaan sebelum diberi perlakuan dan dapat diketahui antara kondisi sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan seperti
berikut:
Gambar 3.1 Pre-Experimental Designs dengan One-Group
Pretest-Posttest Design
Arikunto 2006: 85 Keterangan:
O
1
: kondisi awal sebelum diberi layanan konseling individual berbasis self-management
X : pemberian layanan konseling individual berbasis self-
management O
2
: kondisi akhir setelah diberi layanan konseling individual berbasis self-management
Dalam penelitian eksperimen ini, peneliti memberikan perlakuan, kemudian dilihat perubahan yang terjadi sebagai dampak dari perlakuan yang
Kondisi Awal Pre-test
O
1
Perlakuan layanan Konseling individual
berbasis Self- Management
X Kondisi Akhir
Post-test O
2
diberikan. Adapun langkah-langkah desain yang akan ditempuh dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi:
1 Pre test
Tujuan dari pre test dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat tanggung jawab belajar pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Pemalang
sebelum diberikan perlakuan. Dalam pre test ini diberikan instrumen berupa skala psikologis yang berkaitan dengan tanggung jawab belajar
siswa. Hasil dari pre test dijadikan pertimbangan dalam pemilihan sampel dan untuk dibandingkan dengan post test.
2 Pemberian Treatment Perlakuan
Tujuan pemberian treatment atau perlakuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan tanggung jawab belajar pada siswa kelas XI di SMK
Negeri 1 Pemalang melalui layanan konseling individual berbasis self- management dengan rencana pertemuan minimal 6 kali pertemuan. Pada
setiap akhir pertemuan akan dilakukan penilaian laiseg. 3
Post test Post test dilakukan dengan mengukur perubahan yang terjadi pada konseli
setelah diberikan perlakuan treatment yaitu konseling individual berbasis self-management. Post test bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dalam
pelaksanaan treatment dan untuk mengetahui adanya peningkatan tanggung jawab belajar siswa. Penghitungan skor perubahan setelah dilakukan
treatment yaitu dengan cara membandingkan hasil sebelum dan sesudah pemberian treatment.
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
No. Kegiatan
Nama Kegiatan Waktu
1 Pertemuan 1
Pre-test 45 menit
2 Pertemuan 2
Assesment 60 menit
Pertemuan 3 60 menit
3 Pertemuan 4
Goal Setting 60 menit
4 Pertemuan 5
Technique Implementation
60 menit Pertemuan 6
60 menit 5
Pertemuan 7 Evaluation-termination
60 menit 6
Pertemuan 8 Post-test
45 menit
Tabel 3.2 Rancangan
treatment konseling individual berbasis self-management NO
TAHAPAN DAN KEGIATAN KETERANGAN
1. Assesment
a. Mempersilahkan
konseli menceritakan permasalahannya
Pada konseling ini, permasalahan yang
akan dibahas
adalah permasalahan
konseli yang
mengalami rendahnya
tanggung jawab belajar.
b. Mengidentifikasi perilaku yang
bermasalah Perilaku bermasalah tersebut sudah
ditemukan sebelumnya pada saat pre test yaitu rendahnya tanggung jawab
belajar.
c. Mengklarifikasi perilaku yang
bermasalah Mengklarifikasi apakah wawancara
yang didapat itu sesuai dengan keadaan konseli yang sebenarnya.
d. Mengidentifikasi
peristiwa yang mengawali dan menyertai
perilaku bermasalah Mengidentifikasi
peristiwa apa,
alasan apa yang mengawali dan menyertai
rendahnya tanggung
jawab belajar konseli. e.
Mengidentifikasi intensitas
perilaku bermasalah Mengidentifikasi berapa kali konseli
melakukan perilaku kurang tanggung jawab dalam belajar.
f. Mengidentifikasi
perasaan konseli
saat menceritakan
Mengidentifikasi perasaan apa saja yang dialami konseli pada saat
perilaku bermasalah menceritakan
masalah kurang
tanggung jawab belajar. g.
Merangkum pembicaraan
konseli _
h. Menemukan inti masalah
Menemukan inti masalah mengapa ia melakukan
perilaku kurang
bertanggung jawab dalam belajar. i.
Mengidentifikasi hal-hal yang menarik
dalam kehidupan
konseli. Memberikan
gambaran tentang
betapa indahnya
jika konseli
berperilaku tanggung jawab dalam belajar.
j. Memberikan motivasi pada
konseli Memberikan motivasi pada konseli
bahwa dia pasti bisa melakukannya dan betapa banyaknya hal baik yang
akan konseli peroleh jika konseli bertanggung jawab dalam belajar
2. Goal Setting
a. Menentukan tujuan konseling
Tujuan dalam konseling ini adalah untuk meningkatkan tanggung jawab
belajar pada konseli.
b. Mempertegas tujuan yang
ingin dicapai Mempertegas bahwa tujuan dalam
konseling ini untuk meningkatkan tanggung jawab belajar pada konseli.
c. Memberikan kepercayaan dan
meyakinkan konseli bahwa praktikan
ingin membantu
konseli mencapai
tujuan konseling
Memberi kepercayaan
dan meyakinkan pada konseli bahwa
praktikan benar-benar
ingin membantu
konseli dalam
meningkatkan tanggung
jawab belajarnya.
d. Membantu
konseli memandang
masalahnya dengan
memperhatikan hambatan yang dihadapi untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai
Hambatan yang
akan dihadapi
adalah konseli
harus mampu
mengendalikan keinginan-keinginan yang dapat merusak tujuan yang
dicapai.
e. Merinci tujuan menjadi sub
tujuan yang berurutan dan operasional
Sub tujuan: a.
Mengurangi perilaku
tidak beranggung jawab dalam belajar.
b. Dapat
mempertahankan keterampilannya sampai diluar
sesi konseling.
3. Technique Implementation
a. Menentukan teknik konseling
Teknik yang akan digunakan adalah teknik Self-management.
b. Menyusun prosedur treatment Prosedur melakukan teknik:
sesuai dengan teknik yang diterapkan
a. Menjelaskan rasional teknik.
b. Mengajarkan konseli bagaimana
mengisi lembar self-management. c.
Meminta konseli
untuk mengisinya sesuai dengan apa
yang menjadi tujuan konseling. d.
Meminta konseli
untuk melakukan apa yang telah ia tulis
dalam lembar tersebut. c.
Melaksanakan prosedur teknik yang diterapkan
Melaksanakan prosedur
self- management sesuai dengan apa yang
telah direncanakan sebelumnya.
4. Evaluation-Termination
a. Menanyakan
dan mengevaluasi
apa yang
dilakukan konseli
setelah diberikan treatment
Menanyakan konseli tentang apa yang telah dipahami, bagaimana
perasaannya, dan apa yang akan dilakukannya
setelah mengikuti
konseling. b.
Membantu konseli mentransfer apa yang dipelajari dalam
konseling ke tingkah laku konseli
Meminta konseli untuk benar-benar melakukan apa yang ia tulis dalam
lembar self-management meski di luar sesi konseling.
c. Mengeksplorasi kemungkinan
kebutuhan konseling tambahan Membuat
kesepakatan dengan
konseli kemungkinan untuk diadakan konseling pertemuan berikutnya.
d. Menyimpulkan apa yang telah
dilakukan dan
dikatakan konseli
Menyimpulkan tentang apa yang telah didapatkan selama proses
konseling dari awal sampai akhir.
e. Membahas tugas-tugas yang
harus dilakukan
pada pertemuan selanjutnya
Memberikan tugas kepada konseli untuk selalu melaporkan lembar self-
management kepada praktikan
f. Mengakhiri proses konseling
Ucapan terima kasih kepada konseli dan mengakhiri proses konseling.
Sumber: Tahapan Konseling Behavioral
3.2 Variabel Penelitian