Penelitian Ahmad, Fandhi. 2013. “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Media Audiovisual Pada siswa
Kelas V SDN Rejosari 2 Demak”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: keterampilan guru siklus I memperoleh skor 23 kategori baik, siklus II
memperoleh skor 30 kategori sangat baik. Aktivitas siswa siklus I memperoleh rata-rata skor 2,50 kategori baik, siklus II memperoleh rata-rata skor 3,00
kategori baik. Presentase ketuntasan klasikal hasil belajar siklus I 61, siklus II meningkat menjadi 88,8.
Temuan-temuan tersebut menunjukan hasil belajar siswa melalui pendekatan kontekstual berbantuan media audiovisual meningkat dengan baik.
Penelitian-penelitian tersebut dijadikan pendukung penelitian yang dilaksanakan, sehingga dapat menambah khasanah pengembangan pengetahuan mengenai
penelitian IPS. Peneliti menerapkan pendekatan kontekstual berbantuan media audiovisual untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IVB SD Negeri Tambakaji 01 Semarang.
2.3. KERANGKA BERFIKIR
Berdasarkan kajian pustaka, dapat diambil pokok pemikiran pembelajaran IPS di SD Negeri Tambakaji 01 Semarang belum mencapai hasil
optimal. Guru kurang mengenalkan siswa materi secara konkret, belum menggunakan media yang inovatif, lebih banyak ceramah satu arah, tidak
melakukan variasi metode pembelajaran, serta belum membimbing siswa menemukan sendiri pemahamannya.
Aktivitas siswa belum tampak optimal karena siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran, cenderung pasif, tidak fokus, dan ramai di kelas
dikarenakan kurang tertarik dalam pembelajaran. Keterampilan guru dan aktivitas siswa yang belum optimal menyebab-
kan hasil belajar kurang maksimal, terbukti dari data menunjukan dari sejumlah 38 siswa dalam satu kelas hanya 14 siswa 36,84 yang mendapatkan nilai di
atas KKM yaitu 65, sedangkan sisanya 24 siswa 63,16 nilainya dibawah KKM.
Kondisi tersebut melandasi peneliti bersama kolaborator melakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual berbantuan
media audiovisual, sehingga dapat menarik perhatian siswa dengan pengenalan materi konkret dalam pembelajaran.
Tindakan perbaikan yang peneliti lakukan pada pembelajaran IPS melalui pendekatan kontekstual berbantuan media audiovisual diharapkan dapat
memberikan peningkatan ketrampialn guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.
Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berfikir
Kondisi Awal
Menerapkan Pendekatan Kontekstual berbantuan media audiovisual video dalam pembelajaran IPS dengan langkah-langkah sebagai
berikut: 1. Guru merencanakan dan menyiapkan diri sebelum penyajian
materi. 2. Membangkitkan kesiapan siswa menemukan dan membangun
sendiri pengetahuanya. 3. Melaksanakan kegiatan inkuiri berdasarkan video pembelajaran
yang ditampilkan. 4. Membangkitkan sifat ingin tahu dengan bertanya
5. Menciptakan masyarakat belajar 6. Pemodelan
7. Melakukan refleksi di akhir pertemuan berdasarkan video
pembelajaran yang sudah ditampilkan 8. Melakukan penilaian sebenarnya.
Tindakan
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui pendekatan kontekstual berbantuan media audiovisual pada siswa kelas IVB
SD Negeri Tambakaji 01 meningkat, minimal dengan kategori baik dengan skor antara 18 sampai 27.
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui pendekatan kontekstual berbantuan media audiovisual pada siswa kelas IVB
SD Negeri Tambakaji 01 meningkat, minimal dengan kategori baik dengan skor antara 14 sampai 21.
3. Hasil belajar siswa melalui pendekatan kontekstual berbantuan media audiovisual pada siswa kelas IVB SD Negeri Tambakaji 01
meningkat dengan nilai ketuntasan individual ≥ 65 dan nilai
ketuntasan klasikal ≥80.
Kondisi Akhir Kualitas pembelajaran IPS masih rendah ditandai dengan:
1. Guru kurang mengenalkan siswa materi secara konkret, belum menggunakan media yang inovatif, lebih banyak ceramah satu
arah, tidak melakukan variasi metode pembelajaran, serta belum membimbing siswa menemukan sendiri pemahamannya.
2. Siswa: kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, cenderung pasif, tidak fokus, dan ramai di kelas dikarenakan kurang tertarik
dalam pembelajaran. 3. Hasil Belajar: dari 38 siswa hanya 14 siswa 36,84 mendapatkan
nilai di atas KKM yaitu 65, sedangkan sisanya 24 siswa 63,16 nilainya dibawah KKM.
2.4. HIPOTESIS TINDAKAN