LATAR BELAKANG PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI TAMBAKAJI 01 SEMARANG

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pendidikan mempunyai peranan penting mencapai keberhasilan perkembangan anak. Didukung Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 4 ayat 3 berbunyi pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Berdasarkan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 37 menjelaskan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Lebih lanjut pada bagian penjelasan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 37 bahan kajian IPS antara lain: ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat. Sesuai Undang-Undang, mata pelajaran IPS wajib diberikan pada peserta didik di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SDMISDLB sampai SMPMTsSMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan isu sosial. Pada jenjang SDMI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta menjadi warga dunia yang cinta damai. Tujuan mata pelajaran IPS dalam BSNP 2007: 575 agar peserta didik memiliki kemampuan: 1 mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan, 2 memiliki kemampuan berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3 memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4 memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi dalam masyarakat ditingkat lokal, nasional, dan global. Berdasarkan naskah akademik kajian kebijakan kurikulum mata pelajaran IPS 2007: 5-7 ditemukan permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran IPS yaitu guru masih berorientasi buku teks tidak mengacu dokumen kurikulum, materi mata pelajaran IPS dan alokasi waktu kurang proporsional, metode lebih menekankan pada aktivitas guru, serta pembelajaran kurang variatif. Permasalahan di atas merupakan belum terselesaikanya hasil pembelajaran IPS sebagaimana disarankan dalam KTSP. Hal serupa ditemukan peneliti bersama kolaborator setelah melakukan refleksi awal dengan tim kolaborasi. Masalah yang ditemukan mengenai rendahnya kualitas pembelajaran IPS meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar di SD Negeri Tambakaji 01 Semarang. Berdasarkan refleksi ditemukan permasalahan di kelas IVB SD Negeri Tambakaji 01 Semarang. Guru kurang mengenalkan siswa materi secara konkret, belum menggunakan media yang inovatif, lebih banyak ceramah satu arah, tidak melakukan variasi metode pembelajaran, serta belum membimbing siswa menemukan sendiri pemahamannya. Dari segi siswa aktivitas belum tampak optimal terbukti siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, cenderung pasif, tidak fokus, dan ramai di kelas dikarenakan kurang tertarik dalam pembelajaran. Hasil belajar di kelas IVB SD N Tambakaji 01 Semarang belum optimal. Terbukti ditemukannya beberapa masalah, diantaranya: aspek kognitif, pemahaman materi belum optimal, data refleksi menunjukan dari 38 siswa hanya 14 siswa 36,84 mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 65, sedangkan sisanya 24 siswa 63,16 nilainya dibawah KKM. Aspek afektif terlihat belum optimal masih banyak siswa bergurau dan tidak mendengarkan penjelasan guru. Aspek psikomotorik belum tampak karena siswa terlihat pasif dalam bertanya maupun menyampaikan pendapat. Permasalahan kualitas pembelajaran IPS menjadi fokus masalah utama dan mendesak untuk segera dicari solusi pemecahannya, karena masalah tersebut merupakan masalah klasikal kegiatan belajar mengajar kelas IVB SD Negeri Tambakaji 01 Semarang. Untuk memecahkanya peneliti bersama tim kolaborator menetapkan alternatif tindakan pembelajaran inovatif guna meningkatkan kualiatas pembelajaran IPS yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, serta hasil belajar siswa. Salah satu tindakan mengatasi permasalahan tersebut adalah menerapkan pendekatan kontekstual berbantuan media audiovisual. Menurut Aqib 2013: 4 pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar untuk membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarakan dengan situasi dunia nyata. Pendekatan ini memungkinkan siswa mencapai tingkat belajar bermakna karena memadukan 7 asas yang saling mendukung untuk menunjang ketercapaian kompetensi belajar siswa. Asas tersebut diantaranya: kontruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian autentik. Beberapa kelebihan ketika menerapkan pendekatan kontekstual diantaranya: a pembelajaran lebih bermakna karena siswa melakukan dan memahami sendiri; b pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep; c menumbuhkan keberanian siswa mengemukakan pendapat; d menumbuhkan rasa ingin tahu dengan bertanya; e menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama dengan teman yang lain; f siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan pembelajaran. Penerapan pendekatan kontekstual akan lebih optimal bila didukung media pembelajaran. Menurut Aqib 2013: 50 media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar siswa. Menurut Gearlach Ely Arsyad, 2013: 3 media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi sehingga membuat siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Berdasarkan hasil diskusi bersama kolaborator, penelitian ini menggunakan media audiovisual. Media ini merupakan hasil kreativitas peneliti berdasarkan hasil diskusi bersama kolaborator. Media audiovisual adalah media yang menunjukkan unsur auditif pendengaran maupun visual penglihatan, jadi dapat dipandang maupun didengar suaranya. Jenis media audiovisual dalam penelitian ini adalah video. Video merupakan suatu medium yang efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran masal, individual, maupun berkelompok. Video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial Daryanto, 2011: 80. Hasil penelitian tentang penerapan pendekatan kontekstual dan media audiovisual dalam penelitian tindakan kelas sudah pernah dilakukan sebelumnya pada jenjang sekolah dasar SD, diantaranya: Penelitian yang dilakukan oleh Warti 2013 “Penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Sawojajar 2 Kota Malang”. Hasil pembelajaran menunjukkan aktivitas siswa siklus I sebesar 65,70 dan Siklus II sebesar 75,63. Aktivitas siswa meningkat sebesar 9,93. Hasil belajar siswa siklus I sebesar 67,00 dan siklus II sebesar 78,00. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 11,00. Penelitian Eni Arifatun Nimah 2011 “Penggunaan media audiovisual untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V SDN Bakalan Krajan 1 kecamatan Sukun kota Malang”. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan proses belajar sebanyak 21,80 pada siklus I dan 15,99 siklus II. Sedangkan hasil belajar siswa siklus I sebanyak 15,35 dan siklus II 17,44. Jadi penerapan penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V SDN Bakalan Krajan I Kecamatan Sukun Kota Malang. Alasan peneliti memilih pendekatan kontekstual berbantuan media audiovisual sebagai alternatif pemecahan masalahnya karena akar permasalahan yang muncul dari siswa adalah aktivitas siswa masih kurang. Diharapkan dengan menerapkan pendekatan dan media tersebut siswa lebih aktif mengikuti proses pembelajaran, karena guru sudah menggunakan pendekatan inovatif dan media yang menarik. Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti melaksanakan Penelitian berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Pendekatan Kontekstual Berbantuan Media Audiovisual pada siswa Kelas IVB SD Negeri Tambakaji 01 Semarang”.

1.2. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS IVB SDN TAMBAKAJI 04 SEMARANG

0 38 380

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VB SDN NGALIYAN 01 SEMARANG

1 51 241

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS IVB SDN TAMBAKAJI 04 KOTA SEMARANG

1 9 247

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVC SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

5 26 325

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI WONOSARI 03 KOTA SEMARANG

0 4 281

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL INKUIRI BERBASIS AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TAMBAKAJI 03 SEMARANG

0 8 296

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PMRIBERBANTUAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS VBSDN TAMBAKAJI 01 SEMARANG

0 5 347

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN MANGKANGKULON 01 KOTA SEMARANG

0 14 264

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN SAMPANGAN 02 KOTA SEMARANG

0 3 276

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN TAMBAKAJI 04 KOTA SEMARANG

0 5 308