Pembahasan ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Hasil perhitungan didapat nilai r sebesar 0,33484. Hal ini berarti besarnya pengaruh latihan terhadap kemampuan rotasi mental adalah sebesar 0,33484 x 100 = 33,48 .

B. Pembahasan

Hasil penelitian eksperimental yang dilakukan selama tiga hari masing- masing berdurasi satu setengah jam pada 53 orang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara gain score kelompok eksperimen dan gain score kelompok kontrol, dengan p = 0,007 0,05. Besarnya pengaruh latihan terhadap kemampuan rotasi mental adalah sebesar 33,48 . Hal ini berarti bahwa perlakuan yang diberikan tergolong efektif dalam meningkatkan kemampuan rotasi mental wanita secara signifikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesa awal yang berbunyi “kemampuan rotasi mental perempuan yang menerima latihan permainan tetris tiga dimensi akan lebih baik daripada kemampuan rotasi mental perempuan yang tidak menerima latihan permainan tetris tiga dimensi ”. Perbandingan data kategorisasi pre-test dengan post-test kelompok eksperimen juga menunjukkan adanya perubahan positif. Pada saat pre-test, jumlah partisipan yang berada pada kategori sedang adalah sebanyak 15 orang, dan yang berada pada kategori tinggi adalah sebanyak 13 orang. Jumlah tersebut berubah menjadi 6 orang dalam kategori sedang, dan 22 orang dalam kategori tinggi pada saat dilakukan post-test. Berdasarkan hasil analisis, terdapat dua teori yang dapat menjelaskan mengapa kemampuan rotasi mental wanita dapat meningkat setelah menjalani sesi Universitas Sumatera Utara latihan memainkan permainan tetris tiga dimensi yang bernama Breaking Blocks-3D ciptaan Tapinator. Pertama adalah faktor sosiokultural yang dicetuskan oleh Yilmaz 2009. Beliau menyebutkan bahwa pria cenderung lebih sering menjalani aktivitas- aktivitas yang dapat merangsang kemampuan spasial atau kemampuan rotasi mental, yang pada akhirnya berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan rotasi mental mereka. Pada penelitian ini, para wanita dihadapkan pada aktivitas yang juga dapat merangsang kemampuan rotasi mental mereka, yakni dengan memainkan permainan tetris tiga dimensi selama satu setengah jam per hari selama tiga hari berturut-turut, sehingga pada akhirnya kemampuan rotasi mental mereka dapat meningkat rata-rata 6 enam poin. Kedua adalah teori law of exercise yang dikemukakan oleh Thorndike dalam Elliot, dkk., 1999. Hukum tersebut berbunyi semakin sering sebuah respon atau prilaku dilakukan, semakin baik kemampuan seseorang dalam hal tersebut. Teori ini senada dengan temuan dari Sternberg, dkk. 2008 yang menyebutkan bahwa performansi kemampuan kognitif seseorang dapat menjadi lebih akurat dan cepat melalui latihan. Pada penelitian ini, perempuan diberikan kesempatan sesering mungkin untuk terus melakukan rotasi tiga dimensi melalui permainan Breaking Blocks-3D ciptaan Tapinator. Aktivitas ini membuat kemampuan rotasi mental mereka menjadi semakin baik pada saat menjalani post-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipan yang berada pada tahap perkembangan masa dewasa awal tetap dapat mengalami peningkatan kemampuan rotasi mental. Hasil ini mendukung Newcombe 2013 yang mengemukakan bahwa orang dari segala usia dapat menunjukkan peningkatan kemampuan rotasi mental. Universitas Sumatera Utara Saat pre-test dilakukan, didapat data bahwa kedua kelompok pada awalnya memang telah memiliki nilai mean M=25,39; M=27,04 yang lebih tinggi daripada mean hipotetik M=20,00, yang berarti bahwa kemampuan rotasi mental masing- masing kelompok tergolong di atas rata-rata. Tingkat kemampuan rotasi mental kedua kelompok pada awal eksperimen adalah sama, hal ini dapat dilihat dari hasil uji t yang dilakukan terhadap skor pre-test kedua kelompok, dengan p=0,437 0,05. Selain itu, setelah dilakukan pengkategorian terhadap tiap subjek, hanya dua orang 3,77 yang berada pada tingkat rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh mayoritas subjek dalam penelitian ini 39 orang yang berasal dari jurusan IPA, karena menurut Peters, dkk. 1995, siswa yang berasal dari jurusan sains memang memiliki kemampuan rotasi mental yang lebih baik daripada siswa yang berasal dari jurusan sosial. Kelompok kontrol juga terlihat mengalami peningkatan kemampuan rotasi mental sebesar 2,20 poin saat post-test; jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan peningkatan yang dialami oleh kelompok eksperimen. Peningkatan skor pada kelompok kontrol bisa disebabkan oleh karena mereka telah mengalami efek belajar dari soal-soal yang mereka hadapi saat pre-test. Myers dan Hansen 2005 mengatakan bahwa dalam rancangan penelitian pretestposttest, efek belajar atau yang biasa disebut juga dengan istilah pretest sensitization tidak dapat dielakkan. Semua orang akan mengalami peningkatan skor saat mereka menjalani sebuah tes intelegensi apapun untuk kedua kalinya, meskipun mereka tidak mendapatkan pelatihan apapun sebelumnya Anastasi; dalam Myers Hansen, 2005. Universitas Sumatera Utara 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan kesimpulan dan saran-saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian awal akan dipaparkan kesimpulan dari penelitian ini, lalu dilanjutkan dengan pemaparan saran-saran praktis dan metodologis yang diharapkan dapat berguna bagi penelitian-penelitian berikutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

A. Kesimpulan

Berikut ini akan diuraikan beberapa kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data: 1. Terdapat pengaruh pemberian latihan permainan tetris tiga dimensi terhadap peningkatan kemampuan rotasi mental pada perempuan yang berada pada tahap perkembangan masa dewasa awal. 2. Subjek dalam penelitian ini pada dasarnya memang telah memiliki kemampuan rotasi mental yang baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian yang telah diperoleh, peneliti ingin mengajukan beberapa saran praktis dan metodologis. Saran praktis ini ditujukan kepada semua orang, khususnya perempuan, sedangkan saran metodologis ditujukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara