58 Lalu guru mentup kegiatan pada hari ini dengan berdoa, bernyanyi lagu kebangsaan,
salam dan pulang. 2 Pertemuan 2 Siklus I
Pertemuan kedua dilaksanakan hari Selasa, 25 Agustus 2015. Anak-anak datang ke sekolah di antar oleh orang tua, 2 anak masih terlambat datang ke sekolah.
Anak-anak berbaris sebelum masuk kelas, lalu bernyanyi lagu Indonesia Raya bersama-sama. Anak-anak masuk kelas satu per satu 6 anak belum tertib ketika
masuk kelas, ada yang masih dorong-dorongan dengan teman-temannya. Guru meminta anak-anak untuk menabung, membayar infaq terlebih dahulu lalu membalik
presensi. Setelah itu guru mengucapkan salam, dan berdoa dipimpin oleh anak yang bertugas hari ini. Selanjutnya bernyanyi lagu “Anak TK” anak-anak sangat senang
ketika bernyanyi, namun masih ada 2 anak yang tidak bernyanyi atau tidak tuntas bernyanyi. Kemudian guru melanjutkan apersepsi tentang sekolah termasuk
kemandirian di sekolah. Guru dan anak melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang sering dilakukan anak-anak di sekolah. Guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan pada hari ini. Guru menyampaikan hari ini akan bermain peran tentang sekolah.Kemudian guru mengajak anak untuk menyetting tempat yang akan
digunakan untuk bermain peran. Anak-anak berebut untuk bermain peran. Guru akhirnya meminta anak-anak yang kemarin sudah bermain peran bergantian dengan
teman yang belum bermain. Anak-anak mulai bermain peran. Pada hari ini anak-anak bermain peran
tentang kemandirian di sekolah. Adapun tokoh yang ada antara lain kepala sekolah
59 diperankan oleh Dis, guru kelas B diperankan oleh Sha, ibu Andi diperankan oleh
Dir, ibu Susi diperankan oleh Riz, bapak Susi diperankan oleh Yog, Andi diperankan oleh Fan, Susi diperankan oleh Sil, dan Sinta diperankan oleh Tes. Anak-anak sangat
senang ketika bermain peran, namun hari ini masih ada anak yang malu-malu, dan tidak mau maju ke depan untuk bermain peran. Hingga tiba waktu istirahat anak-anak
bermain bebas, satu ada anak yang tidak mau bermain dengan teman atau hanya mau bermain dengan teman yang disukai.
Setelah bel tanda istirahat usai anak-anak masuk ke dalam kelas lalu mencuci tangan, 6 anak masih belum sabar bergantian untuk cuci tangan. Lalu guru meminta
anak-anak yang sudah selesai cuci tangan mengambil snack sendiri-sendiri, namun masih ada 5 anak yang tidak mengambil snack sendiri. Salah satu anak memimpin
doa lalu makan snak bersama. Pada kegiatan penutup guru melakukan recalling. Guru memberikan kesempatan kepada anak yang mau bercerita tentang pengalaman satu
hari dan bermain peran. Guru menjelaskan pesan-pesan yang ada dalam bermain peran yang dimainkan oleh anak-anak. Anak berdoa sebelum pulang, kemudian anak
bernyanyi lagu kebangsaan, kemudian salam dan pulang. 3 Pertemuan 3 Siklus I
Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Rabu, 26 Agustus 2015. Pada hari ini seperti biasa anak-anak datang ke sekolah diantar oleh orang tua masih ada 6 anak
yang terlambat datang ke sekolah. Sebelum masuk kelas anak-anak berbaris bersama, lalu bernyanyi lagu kebangsaan masih ada 8 anak yang tidak bernyanyi sampai tuntas.
Kemudian anak-anak masuk kelas. Guru meminta anak-anak yang akan menabung,
60 membayar infaq dan membalik presensi melakukannya terlebih dahulu. Setelah itu
berdoa dipimpin oleh anak yang betugas pada hari itu. Bernyanyi sesuai permintaan anak. Lalu apersepsi tentang kebersihan lingkungan sekolah oleh guru. Anak-anak
mendengarkan dengan tenang, terdapat 8 anak yang masih jalan-jalan, berbicara dengan teman, bertengakar dan lain sebagainya. Guru menjelaskan pentingnya anak-
anak menjaga kebersihan lingkungan baik di rumah maupun di sekolah. Pada hari ini anak-anak akan bermain peran tentang kerja bakti di sekolah.
Anak-anak sangat senang jika diajak bermain peran. Guru menjelaskan tentang tokoh-tokoh yang akan diperankan, dan mengajak anak untuk menyiapkan alat dan
tempat yang akan digunakan untuk bermain peran. Anak-anak mulai bermain peran. Hari ini anak-anak bermain peran tentang kerja bakti di sekolah. Tokoh-tokoh yang
ada antara lain guru diperankan oleh Sil, dua petugas kebersihan diperankan oleh Ar dan Nak, anak-anak Tara oleh Sul, Isti oleh Ip, Nita oleh Far, Seli oleh Sha, Dito oleh
Van, Rani dan Reni oleh Riz dan Dir, dan Bima oleh Yog. Anak-anak senang ketika bermain peran di luar kelas, semua ikut memperhatikan teman yang sedang bermain
peran. Setelah bermain peran selesai anak-anak istirahat, masih 12 anak yang tidak
bermain bersama-sama, baik sibuk bermain sendiri, atau sedang marah, dan bermain dengan teman yang disukai saja. Bel masuk berbunyi anak-anak berlari-lari masuk
kelas untuk cuci tangan. Kemudian mengambil snack sendiri di depan kelas, lalu berdoa dan mulai makan snack. Kegiatan penutup guru mengajak anak untuk
bernyanyi, lalu recalling seputar kegiatan satu hari. Anak-anak menceritakan
61 pengalamannya ketika bermain peran, lalu guru menambahkan pesan-pesan dari
bermain peran pada hari ini. Kemudian berdoa, bernyanyi lagu kebangsaan, salam dan pulang.
b. Observasi
Tahap ketiga dari penelitian tindakan kelas ini adalah observasi. Observasi dilakukan dari awal anak datang sampai anak pulang. Indikator yang diamati yaitu
percaya diri, pandai bergaul, mau berbagi, mengendalikan emosi, kemampuan fisik, tanggung jawab dan disiplin. Pada pelaksanaan Siklus I, anak-anak sudah dapat
bermain peran dengan semangat, namun sebagian besar masih kurang disiplin dan kurang menghayati peran yang dimainkan. Anak-anak masih enggan untuk
menggunakan fisik seperti bersalaman, bergandengan dengan teman atau kerjasama masih kurang sehingga bermain peran kurang berjalan maksimal. Masih ada sekitar 2
anak yang tidak mau bermain peran bersama teman-temannya. Observasi juga dilakukan selama satu minggu 6 hari sekolah pasca Siklus I. Adapun hasil observasi
kemandirian anak pasca Siklus I disajikan pada tabel 4 halaman 60. Pada tabel 4 tampak bahwa hasil observasi kemandirian anak pasca Siklus I terdapat 1 anak berada
pada kriteria Belum Berkembang BB, 12 anak berada pada kriteria Mulai Berkembang MB dan 5 anak sudah berada pada kriteria Berkembang Sesuai
Harapan BSH. Dapat dilihat bahwa pada pasca Siklus I kemandirian anak sudah meningkat namun belum mencapai target yang sudah direncanakan.
62 Tabel 4. Hasil Observasi Kemandirian Anak Pasca Siklus I
No Kode
Anak Kemunculan Indikator Kemandirian
Total Persentase
Kriteria Hari
1 Hari
2 Hari
3 Hari
4 Hari
5 Hari
6 1
Nas 8
6 10
12 11
15 62
49,21 MB
2 Nak
10 11
11 16
15 16
79 62,70
BSH 3
Bar 9
5 8
6 i
14 42
40,00 BB
4 Far
10 11
14 S
12 s
47 55,95
MB 5
Sil 11
9 14
I 14
16 64
60,95 BSH
6 Ras
8 5
8 14
15 15
65 51,59
MB 7
Ip 9
9 8
13 13
18 70
55,56 MB
8 Dir
12 9
9 I
14 12
52 49,52
MB 9
Dis 9
9 10
15 15
14 72
57,14 BSH
10 Yog
8 8
6 12
17 14
65 51,59
MB 11
Ris 12
8 8
14 15
12 69
54,76 MB
12 Ar
9 7
8 8
12 12
56 44,44
MB 13
Van 11
7 12
14 15
16 75
59,52 BSH
14 Sav
9 13
10 8
14 14
68 53,97
MB 15
Sha 6
8 8
11 14
11 58
46,03 MB
16 Sul
10 11
10 11
14 15
71 56,35
BSH 17
Tes 8
10 11
7 16
16 68
53,97 MB
18 Fan
5 8
9 8
12 10
52 41,27
MB Keterangan:
BB = Belum Berkembang
MB =Mulai Berkembang
BSH =Berkembang Sesuai Harapan
BSB =Berkembang Sangat Baik
Adapun rekapitulasi kemandirian anak pasca Siklus I disajikan pada tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Observasi Kemandirian Anak Pasca Siklus I Kelompok
Kriteria Pasca Siklus I
Jumlah Anak B
BSB BSH
5 27,78
MB 12
66,67 BB
1 5,55
Keterangan: BSB
=Berkembang Sangat Baik
63 BSH
=Berkembang Sesuai Harapan MB
=Mulai Berkembang BB
= Belum Berkembang Tabel 5 menunjukkan bahwa kemandirian anak meningkat melalui metode
bermain peran hal ini dapat dibandingkan pada pasca Siklus I anak yang berada pada kriteria Berkembang Sangat Baik BSB belum ada. Pada kriteria Berkembang Sesuai
Harapan BSH 5 anak dengan persentase 27,78, pada kriteria Mulai Berkembang MB terdapat 12 anak dengan persentase 66,67, sedangkan pada kriteria Belum
Berkembang BB tinggal 1 anak dengan persentase 5,55, yang pada kondisi awal terdapat 11 anak.
Tabel di atas dapat dibuat grafik hasil observasi pasca Siklus I sebagai berikut:
Gambar 3. Grafik Hasil Observasi Kemandirian Anak Pasca Siklus I Grafik di atas menunjukkan bahwa kemandirian anak kelompok B mengalami
peningkatan, akan tetapi belum ada anak mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik BSB.
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
BB MB
BSH BSB
5.55 66.67
27.78
0.00
P er
se n
tas e
Kriteria Kemandirian Anak
64
c. Refleksi
Data yang diperoleh dari hasil penelitian oleh peneliti dan kolaborator digunakan sebagai pedoman untuk melakukan refleksi permasalahan yang muncul
dan mencari solusi masalah dengan tujuan agar dapat meningkatkan kemandirian anak dan menentukan tindakan selanjutnya.
Berdasarkan pengamatan selama kegiatan bermain peran pada Siklus I, anak- anak masih menyesuaikan diri dengan kegiatan yang baru yaitu bermain peran di
dalam pembelajaran. Pada Siklus I peneliti dan guru menekankan pada pesan-pesan kemandirian melalui bermain peran. Memberi kesempatan anak untuk merasakan
menjadi tokoh-tokoh dengan ciri tertentu. Selama melakukan observasi pada pasca Siklus I ini peneliti menemukan 7 anak kurang bersemangat dalam mengikuti
kegiatan yang ada, masih terdapat 9 anak masih malu-malu dalam bermain peran, dalam pengendalian emosi masih ada anak yang berebut tidak mau bergantian untuk
memerankan tokoh tertentu. Ketika ada teman yang bermain peran ada anak yang gaduh atau mengganggu proses bermain peran.
Pada pasca Siklus I telah menunjukkan peningkatan, akan tetapi hasil tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 75 dari jumlah
anak. Hal ini terlihat dari hasil peningkatan kemandirian anak meskipun kriteria Berkembang Sangat Baik BSB belum ada, namun dari kriteria Berkembang Sesuai
Harapan BSH dari 0 meningkat menjadi 5 anak atau 27,78, pada kriteria Mulai Berkembang MB terdapat 7 anak atau 38,89 menjadi 12 anak atau 66,67, dan
kriteria Belum Berkembang BB terdapat 11 anak atau 61,11 menjadi 1 anak atau
65 5,55. Dalam pelaksanaan Siklus I terdapat beberapa kendala yang mempengaruhi
kelancaran kegiatan sehingga tingkat ketercapaian kemandirian anak belum maksimal. Beberapa kendala yang perlu ditingkatkan adalah:
1 Anak-anak masih suka berebut peran sehingga kegiatan bermain peran menjadi terhambat.
2 Masih terdapat anak yang malu-malu atau kurang percaya diri ketika memerankan tokoh tertentu.
3 Beberapa anak masih kurang bersemangat ketika kegiatan bermain peran berlangsung khususnya ketika menjadi penonton.
4 Anak-anak masih kurang disiplin ketika ada teman bermain peran masih suka mengganggu.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut di atas, maka peneliti perlu melakukan tindakan Siklus II agar dapat memberikan perubahan yang lebih baik. Adapun solusi
dari kendala di atas antara lain: 1 Guru memberikan pengertian kepada anak, supaya anak-anak yang sudah bermain
peran pada pertemuan sebelumnya dapat bergantian dengan teman yang belum bermain peran.
2 Selanjutnya anak-anak yang kurang percaya diri oleh guru diberi motivasi berupa kata-kata supaya anak percaya diri, dan dipilihkan peran kedua atau ketiga supaya
percaya diri anak bertambah dahulu.
66 3 Untuk anak yang kurang bersemangat khususnya ketika menjadi penonton guru
juga akan menambah peran-peran yang ada sehingga semakin sedikit anak yang tidak bermain pada hari tersebut.
4 Anak-anak yang kurang disiplin atau mengganggu akan diberi reward jika mau tertib atau memperhatikan teman yang sedang bermain peran, hal ini supaya anak
mau memperhatikan. Pada Siklus II strategi pemberian kegiatan bermain peran akan lebih divariasi.
Guru memberikan media gambar sebagai gambaran dari tema bermain peran yang akan dilakukan, dan reward berupa sticker bintang kepada anak-anak yang sesuai
dengan peraturan kelas yang sesuai dengan indikator kemandirian.
4. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II b. Perencanaan Siklus II
Terkait dengan hasil refleksi penelitian tindakan kelas Siklus I, maka peneliti bersama kolaborator yaitu guru kelas B sepakat memberikan motivasi berupa reward
kepada anak yang disiplin dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan bermain peran. Media yang akan mendukung bermain peran lebih bervariasi dan benda
konkret yang dekat dengan anak. Pelaksanaan Siklus II direncanakan sama dengan Siklus I dengan 3 kali
pertemuan dengan tema kebutuhanku. Guru bersama peneliti membuat perencanaan pembelajaran berupa RKH, menyiapkan peralatan yang akan digunakan dan
menyiapkan lembar observasi.
67
c. Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama pada Kamis 3 September 2015. Pertemuan kedua yaitu pada hari Jumat 4
September 2015 dan pertemuan ketiga dilaksanakan hari Sabtu 5 September 2015. Proses pelaksanaan tindakan kelas pada Siklus II adalah sebagai berikut:
1 Pertemuan 1 Siklus II Pertemuan pertama Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 3 September
2015. Pada hari ini anak-anak melakukan upacara bersama dipimpin oleh kepala sekolah. Masih ada 3 anak yang terlambat datang ke sekolah. Berdoa dipimpin oleh
seorang anak yang bertugas pada hari ini, 2 anak tidak berdoa justru bercanda dengan teman. Kepala sekolah menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan anak.
Kemudian bernyanyi lagu “Indonesia Raya” terdapat 7 anak yang tidak bernyanyi atau bernyanyi tetapi tidak tuntas. Upacara selesai, anak-anak masuk kelas satu per
satu, 6 anak masuk kelas belum tertib. Setelah anak-anak masuk kelas, guru meminta anak-anak untuk menabung, membayar infaq dan membalik presensi terlebih dahulu.
Kemudian guru memulai dengan mengucapkan salam, lalu guru meminta anak-anak untuk duduk di kursi masing-masing. Guru akan memeriksa kuku, rambut, gigi satu
per satu namun dipanggil berkelompok berbaris ke belakang. Terdapat 7 anak yang kurang sabar menunggu giliran.
Setelah semua anak diperiksa, guru melanjutkan apersepsi tentang kebutuhan hidup sehat. Guru melakukan tanya jawab dengan anak dan menyampaikan kegiatan
yang akan dilaksanakan pada hari ini. Guru juga menunjukkan gambar-gambar yang
68 berkaitan dengan bermain peran hari ini, ada gambar alat-alat kesehatan, anak kecil
yang sedang sakit gigi, dan gambar anak yang sedang sakit diselimuti oleh ibunya. Pada hari ini anak-anak akan bermain peran tentang anak yang mandiri ketika periksa
ke dokter. Selanjutnya, guru menjelaskan bagaimana bermain peran dan tokoh apa saja yang perlu diperankan, guru dan anak-anak bersama-sama mengatur tempat yang
aka digunakan untuk bermain peran. Anak dan guru menyiapkan alat atau media yang akan digunakan untuk bermain peran. Anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan
namun masih ada 2 anak yang belum bersemangat mengikuti kegiatan yang ada. Anak-anak mulai bermain peran, anak-anak yang belum mendapatkan peran menjadi
penonton. Adapun tokoh-tokoh pada yang ada antara lain dokter, sekretaris dokter,
perawat, apoteker, bapak, ibu, anak, serta petugas parkir. Penampilan pertama diperankan oleh Ar sebagai dokter, sekertaris dokter diperankan oleh Ip, perawat
diperankan oleh Sul, apoteker diperankan oleh Sav, bapak diperankan oleh Van, Ibu diperankan oleh Nas, Bona diperankan oleh Nak, petugas parkir diperankan oleh
Yog. Kemudian penampilan kedua dokter diperankan oleh Dis, sekertaris dokter diperankan oleh Sil, perawat diperankan oleh Far, apoteker diperankan oleh Fan,
bapak diperankan oleh Bar, ibu diperankan oleh Nas, Rina diperankan oleh Ras, petugas parkir diperankan oleh Dir.
Anak-anak bermain dengan sangat senang, guru memberikan arahan sedikit, dan anak-anak memperhatikan guru yang mencontohkan. Terdapat 3 anak yang
kurang dapat mengendalikan emosi dengan membuat kelas gaduh. Sebagian besar
69 anak sudah bermain dengan baik, dan disiplin ketika bermain peran berlangsung dan
bertanggung jawab mengambalikan alat yang digunakan untuk bermain peran ke tempat semula.
Setelah kegiatan bermain peran selesai, anak-anak istirahat, bermain bebas. Setelah istirahat selesai anak-anak masuk kelas lalu cuci tangan, hampir semua anak
sudah cuci tangan sendiri pada Siklus II ini anak-anak sudah mampu antri meskipun masih ada 1,2 anak yang mendahului temannya. Guru meminta anak untuk
mengambil snack sendiri-sendiri, sebagian besar anak sudah mengambil sncak sendiri di depan, kemudian langsung kembali ke tempat duduk untuk berdoa sebelum makan.
Anak-anak berdoa, lalu membuka makanan sendiri-sendiri, masih ada 6 anak yang tidak membuka makanan ringan sendiri. Kegiatan penutup yaitu recalling, guru
meminta anak untuk menceritakan pengalamannya bermain peran, lalu guru menyampaikan pesan-pesan supaya anak mandiri, beserta manfaat yang diperoleh
anak-anak jika menerapkan kemandirian. Sebelum diakhiri kegiatan pada hari ini, guru dan peneliti bersama-sama memberikan reward kepada anak-anak sticker
bintang, kepada anak yang bermain peran dengan baik mendapat tambahan hadiah gambar-gambar yang digunakan guru untuk apersepsi tadi pagi. Lalu guru menutup
kegiatan pada hari ini dengan berdoa, bernyanyi lagu kebangsaan, salam dan pulang. 2 Pertemuan 2 Siklus II
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 4 September 2015. Anak- anak berbaris lalu bernyanyi lagu kebangsaan. Pada hari ini hanya ada 1 anak yang