69 anak sudah bermain dengan baik, dan disiplin ketika bermain peran berlangsung dan
bertanggung jawab mengambalikan alat yang digunakan untuk bermain peran ke tempat semula.
Setelah kegiatan bermain peran selesai, anak-anak istirahat, bermain bebas. Setelah istirahat selesai anak-anak masuk kelas lalu cuci tangan, hampir semua anak
sudah cuci tangan sendiri pada Siklus II ini anak-anak sudah mampu antri meskipun masih ada 1,2 anak yang mendahului temannya. Guru meminta anak untuk
mengambil snack sendiri-sendiri, sebagian besar anak sudah mengambil sncak sendiri di depan, kemudian langsung kembali ke tempat duduk untuk berdoa sebelum makan.
Anak-anak berdoa, lalu membuka makanan sendiri-sendiri, masih ada 6 anak yang tidak membuka makanan ringan sendiri. Kegiatan penutup yaitu recalling, guru
meminta anak untuk menceritakan pengalamannya bermain peran, lalu guru menyampaikan pesan-pesan supaya anak mandiri, beserta manfaat yang diperoleh
anak-anak jika menerapkan kemandirian. Sebelum diakhiri kegiatan pada hari ini, guru dan peneliti bersama-sama memberikan reward kepada anak-anak sticker
bintang, kepada anak yang bermain peran dengan baik mendapat tambahan hadiah gambar-gambar yang digunakan guru untuk apersepsi tadi pagi. Lalu guru menutup
kegiatan pada hari ini dengan berdoa, bernyanyi lagu kebangsaan, salam dan pulang. 2 Pertemuan 2 Siklus II
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 4 September 2015. Anak- anak berbaris lalu bernyanyi lagu kebangsaan. Pada hari ini hanya ada 1 anak yang
70 datang terlambat. Masih ada 2 anak yang tidak bernyanyi tuntas. Guru meminta anak
untuk menabung, membayar infaq, dan membalik presensi terlebih dahulu. Kemudian guru mengucap salam dan dibalas anak-anak. Guru meminta anak yang bertugas
mempimpin doa untuk maju memimpin doa sebelum kegiatan pada hari ini dilaksanakan. Kemudian bernyanyi lagu “Abang Tukang Bakso” dan beberapa lagu
yang lain. Bernyanyi sudah selesai guru melanjutkan apersepsi tentang tema pada hari ini, yaitu berbelanja. Guru dan anak-anak melakukan tanya jawab. Lalu guru
menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini. Kegiatan pada hari ini adalah bermain peran. Anak-anak mendengar penjelasan dari guru dengan tenang
termasuk tokoh-tokoh yang akan diperankan. Anak-anak sangat senang bermain peran, dan antusias ketika hari ini guru menjelaskan akan bermain peran lagi. Guru
dan anak-anak bersama-sama menata tempat yang akan digunakan untuk bermain peran, guru juga menyediakan alat-alat atau media pendukung bermain peran.
Kemudian mulai bermain peran, anak-anak yang tidak mendapat peran menjadi penonton. Anak-anak bermain dengan tertib.
Pada hari ini anak-anak akan bermain peran tentang anak yang mengantar Ibunya ke pasar. Adapun tokoh-tokohnya antara lain: Ibu diperankan oleh Ras, ayah
diperankan oleh Nak, anak diperankan oleh Nas, pedagang pertama dipernakan oleh Sav, pedagang kedua diperankan oleh Dis, tukang parkir diperankan oleh Ar, petugas
kebersihan pasar diperankan oleh Fan. Anak-anak menertawakan pekerjaan tukang parkir, guru memberikan arahan bahwa tukang parkir juga dibutuhkan karena kalau
71 tidak ada tukang parkir, orang tua akan kebingungan ketika akan parkir tidak ada
tempat, sebab tidak ada yang mengatur tempat parkir tersebut. Saat isitirahat anak-anak bermain bebas, ada yang bermain di luar kelas ada
yang bermain di dalam kelas, anak-anak sudah mau bermain bersama-sama dalam kelompok besar tidak hanya dengan 1 teman yang paling disukai. Lalu anak-anak
masuk kelas kembali untuk cuci tangan, pada hari ini anak-anak sudah mampu berbaris antri berpasangan untuk cuci tangan. Kemudian langsung mengambil snack
di depan kelas, langsung duduk siap berdoa sambil menunggu teman yang lain. Anak- anak berdoa sebelum dan sesudah makan. Kegiatan penutup yaitu berlomba semangat
bernyanyi antar kelompok. Setelah itu guru melakukan recalling tentang kegiatan selama satu hari. Guru memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk
menceritakan pengalaman satu hari. Guru menjelaskan pesan dari bermain peran. Kemudian guru membagikan reward kepada anak yang telah bersemangat mengikuti
kegiatan pada hari ini. Anak-anak berdoa, bernyanyi lagu kebangsaan, mengucap salam, dan pulang.
3 Pertemuan 3 Siklus II Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 September 2015. Pada hari
ini seperti biasa anak-anak datang ke sekolah diantar oleh orang tua. Sebelum masuk kelas anak-anak berbaris bersama, lalu bernyanyi lagu kebangsaan. Kemudian anak-
anak masuk kelas. Guru meminta anak-anak yang akan menabung, membayar infaq dan membalik presensi melakukannya terlebih dahulu. Setelah itu berdoa dipimpin
oleh anak yang bertugas pada hari itu. Kemudian guru dan anak bernyanyi
72 bermacam-macam lagu sesuai permintaan anak. Dilanjutkan apersepsi tentang liburan
oleh guru. Anak-anak mendengarkan dengan tenang, guru menjelaskan tentang liburan atau tamasya. Bekal yang sering dibawa untuk tamasya dan apa yang harus
anak-anak lakukan ketika pergi berlibur. Pada hari ini anak-anak akan bermain peran tentang tamasya ke kebun
binatang. Anak-anak sangat senang jika diajak bermain peran. Guru menjelaskan tentang tokoh-tokoh yang akan diperankan, dan mengajak anak untuk menyiapkan
alat dan tempat yang akan digunakan untuk bermain peran. Anak-anak membantu guru untuk menata tempat dan alat-alat untuk bermain peran. Adapun tokoh-tokoh
yang ada antara lain kepala sekolah diperankan oleh Van, guru kelompok A diperankan oleh Far, guru kelompok B diperankan oleh Sav, Revi diperankan oleh
Tes, ibu Revi diperankan oleh Dir, Vera diperankan oleh Riz, ibu Vera diperankan oleh Sil, Deni diperankan oleh Bar. Mulai bermain peran, anak-anak pergi berlibur,
namun pada kegiatan tamasya diceritakan terdapat 2 anak yang sangat berbeda, yang satu mandiri dan yang satu kurang mandiri. Ketika tamasya anak-anak harus mandiri
seperti ke toilet sendiri, dan mau berjalan-jalan bersama teman-teman yang lain. Setelah bermain peran selesai anak-anak dipersilahkan untuk istirahat, anak-
anak bermain bersama bahkan bermain peran di luar kelas. Bel masuk berbunyi anak- anak berlari-lari masuk kelas untuk cuci tangan . Kemudian mengambil snack sendiri
di depan kelas, lalu berdoa dan mulai makan snack. Selanjutnya adalah kegiatan penutup, pada kegiatan penutup guru mengajak anak untuk bernyanyi, lalu recalling
seputar kegiatan satu hari. Anak-anak menceritakan pengalamannya ketika bermain
73 peran, lalu guru menambahkan pesan-pesan dari bermain peran pada hari ini. Guru
memberikan reward kepada anak berupa sticker bintang. Anak-anak sangat senang ketika mendapat sticker. Kemudian berdoa, bernyanyi lagu kebangsaan, salam dan
pulang.
d. Observasi
Tahap ketiga dari penelitian tindakan kelas ini adalah observasi. Observasi dilakukan dari awal anak datang sampai anak pulang selama satu minggau 6 hari
sekolah. Indikator yang diamati yaitu percaya diri, pandai bergaul, mau berbagi, mengendalikan emosi, kemampuan fisik, tanggung jawab dan disiplin. Pada pasca
Siklus II terjadi peningkatan yang sangat signifikan yaitu semua anak bisa mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik BSB, meskipun beberapa anak dengan batas
minimum kriteria Berkembang Sangat Baik BSB. Adapun hasil observasi kemandirian anak pada pasca Siklus II disajikan pada tabel 6 halaman 74. Tabel 6
merupakan hasil observasi kemandirian anak pasca Siklus II. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kemandirian anak meningkat dengan signifikan yaitu semua anak
mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik BSB yaitu berada pada persentase 100.
74 Tabel 6. Hasil Observasi Kemandirian Anak Pasca Siklus II
No Kode
Anak Kemunculan Indikator Kemandirian
Total Persentase
Kriteria Hari
1 Hari
2 Hari
3 Hari
4 Hari
5 Hari
6 1
Nas 17
20 19
19 18
20 113
89,68 BSB
2 Nak
19 20
20 21
19 20
119 94,44
BSB 3
Bar 17
i 18
19 17
19 90
85,71 BSB
4 Far
18 s
21 20
20 S
79 94,05
BSB 5
Sil 19
18 17
18 19
19 110
87,30 BSB
6 Ras
15 20
19 17
18 19
108 85,71
BSB 7
Ip 18
19 18
19 18
19 111
88,10 BSB
8 Dir
20 17
19 20
19 21
116 92,06
BSB 9
Dis 17
18 18
17 18
19 107
84,92 BSB
10 Yog
15 15
18 19
19 19
105 83,33
BSB 11
Ris 16
17 18
17 16
20 104
82,54 BSB
12 Ar
17 18
16 16
14 18
99 78,57
BSB 13
Van 18
18 18
17 20
19 110
87,30 BSB
14 Sav
16 14
18 16
16 18
98 77,78
BSB 15
Sha 14
18 18
17 16
19 102
80,95 BSB
16 Sul
18 17
19 17
18 17
106 84,13
BSB 17
Tes s
S 16
18 16
18 68
80,95 BSB
18 Fan
14 17
17 16
17 18
99 78,57
BSB Keterangan:
BB = Belum Berkembang
MB =Mulai Berkembang
BSH =Berkembang Sesuai Harapan
BSB =Berkembang Sangat Baik
Adapun rekapitulasi hasil persentase pasca Siklus II disajikan pada tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Observasi Pasca Siklus II Kemandirian Anak Kelompok
Kriteria Siklus II
Jumlah Anak B
BSB 18
100 BSH
MB BB
Keterangan: BB
= Belum Berkembang
75 MB
=Mulai Berkembang BSH
=Berkembang Sesuai Harapan BSB
=Berkembang Sangat Baik Tabel 7 menunjukkan bahwa semua anak mencapai kriteria berkembang
sangat baik. Melalui bermain peran kemandirian anak menjadi meningkat. Persentase peningkatan kemandirian anak mencapai 100.
Tabel di atas dapat dibuat grafik hasil observasi pasca Siklus II sebagai beriku
Gambar 4. Grafik Hasil Observasi Kemandirian Anak Pasca Siklus II Grafik di atas menunjukan bahwa kemandirian anak pada pasca Siklus II
semua anak sudah mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik BSB mencapai persentase 100. Berdasarkan penjelasan grafik di atas dapat diketahui bahwa
peningkatan kemandirian anak meningkat sangat signifikan. Pada Siklus II anak-anak sangat bersemangat untuk terus bermain peran, sudah percaya diri hal ini terlihat
ketika anak sudah berani mengucapkan doa dengan lantang, dapat memilih kegiatan bermain, dan mau maju ke depan kelas untuk mengambil snack sendiri, anak mau
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
BB MB
BSH BSB
0.00 0.00
0.00 100
P er
se n
tas e
Kriteria Kemandirian Anak
76 bermain dengan teman yang lain, berinteraksi dengan baik, mau meminjamkan alat
tulis, membantu teman yang kesulitan, dan mau bergantian mainan. Anak-anak mampu mengendalikan emosi, hal ini terlihat ketika mau bersabar menunggu giliran,
dan tidak membuat kelas gaduh. Anak menjadi lebih bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, mau mengembalikan mainan ke tempat semula, termasuk mengikuti
kegiatan dengan semangat, anak-anak lebih displin ketika mengikuti kegiatan, serta mematuhi peraturan dalam suatu permainan.
e. Refleksi
Langkah refleksi dilaksanakan setelah Siklus II dan pasca Siklus II dalam proses peningkatan kemandirian anak di sekolah melalui metode bermain peran
selesai dilakukan. Setelah dilaksanakan tindakan pada Siklus II maka dapat diketahui bahwa kemandirian anak mengalami peningkatan yang sangat baik. Guru dan peneliti
sudah melakukan upaya dengan memberi motivasi dan memberi reward kepada anak. Pada Siklus II guru juga menggunakan media yang lebih bervariasi dan dekat dengan
dunia anak sehingga anak-anak lebih antusias dalam mengikuti kegiatan. Diketahui dari pasca Siklus II bahwa kemandirian anak meningkat, terlihat semua anak
mencapai kriteria berkembang sangat baik. Peneliti bersama guru kelas melakukan penilaian selama proses kegiatan
bermain peran dari kondisi awal sampai pada pasca Siklus II. Setelah dilakukan tindakan sampai pada Siklus II kemandirian anak kelompok B meningkat. Dengan
demikian, penelitian ini telah berhasil dilaksanakan karena mengalami peningkatan sesuai target yang telah ditentukan. Keberhasilan penelitian ini tidak lepas dari kerja
77 sama antara peneliti dan guru kelas. Guru sering kali memberikan masukan tentang
tindakan yang dilakukan, saling bertukar pendapat dan bermusyawarah bersama peneliti untuk meningkatkan kemandirian anak. Selain itu tanggapan anak terhadap
kegiatan yang diberikan juga merupakan salah satu faktor keberhasilan penelitian. Anak-anak tampak senang dengan kegiatan yang diberikan hal ini terbukti saat
penelitian dihentikan anak-anak masih ingin bermain peran. Berdasarkan paparan hasil penelitian maka dapat disimpulkan perbandingan
kemandirian anak pada kegiatan sebelum tindakan, pasca Siklus I, dan pasca Siklus II. Adapun rekapitulasi hasil kemandirian anak sebelum tindakan, pasca Siklus I, dan
pasca Siklus II dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Kemandirian Anak Sebelum Tindakan, Pasca Siklus I,
dan Pasca Siklus II No
Kriteria Sebelum Tindakan
Pasca Siklus I Pasca Siklus II
Jumlah Anak
Persentase Jumlah
Anak Persentase
Jumlah Anak
Persentase 1
BSB 18
100 2
BSH 5
27,78 3
MB 7
38,89 12
66,67 4
BB 11
61,11 1
5,55 Jumlah
18 100
18 100
18 100
Keterangan: BSB
=Berkembang Sangat Baik BSH
=Berkembang Sesuai Harapan MB
=Mulai Berkembang BB
= Belum Berkembang Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa dari 18 anak pada
sebelum tindakan tidak ada anak mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik BSB, pada pasca Siklus I juga belum ada yang mencapai kriteria tersebut namun pada pasca
78 Siklus II 18 anak atau semua anak bisa mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik
BSB dengan persentase 100. Selanjutnya pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan BSH sebelum tindakan juga belum ada yang mencapai, sedangkan pada
pasca Siklus I terdapat 5 anak dengan persentase 27,78, dan pasca Siklus II sudah tidak ada karena pada pasca Siklus II semua anak sudah mencapai kriteria
Berkembang Sangat Baik BSB, pada kriteria Mulai Berkembang MB sebelum tindakan terdapat 7 anak dengan persentase 38,89 dan pada pasca Siklus II menjadi
12 anak dengan persentase 66,67, terakhir pada kriteria Belum Berkembang BB sebelum tindakan terdapat 11 anak dengan persentase 61,11, pada pasca Siklus I
tinggal 1 anak dengan persentase 5,55 dan pada Siklus II adalah 0. Data pada tabel rekapitulasi hasil kemandirian anak sebelum tindakan, pasca Siklus I, dan pasca
Siklus II, dapat diperjelas melalui grafik pada gambar 5 sebagai berikut:
Gambar 5. Grafik Persentase Kemandirian Anak Sebelum Tindakan, Pasca Siklus I, dan Pasca Siklus II.
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
BB MB
BSH BSB
61.11 38.89
5.55 66.67
27.78 100
P e
r se
n ta
se
Kriteria Kemandirian Anak
Kemandirian Anak
Sebelum Tindakan Pasca Siklus I
Pasca Siklus II
79 Dari grafik kemandirian anak sebelum tindakan, pasca Siklus I, dan pasca
Siklus II dapat diketahui bahwa kemandirian anak meningkat signifikan. Dari grafik di atas diketahui bahwa pada sebelum tindakan sebagian besar anak berada pada
kriteria Belum Berkembang BB yaitu 61,11 dan pada Pasca Siklus I paling tinggi berada pada kriteria Mulai Berkembang MB yaitu 66,67, dan pada pasca Siklus II
semua anak atau 100 berada pada kriteria Berkembang Sangat Baik BSB. Dengan demikian, peneliti dan kolaborator sepakat untuk menghentikan penelitian ini.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, kemandirian anak meningkat pada setiap siklusnya hingga mencapai target yaitu 75 dari jumlah anak
mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik. Dari anak yang malu-malu menjadi anak yang mandiri, suka bergaul dan mudah berbagi dengan orang lain, sehingga
kemampun fisiknya pun juga meningkat, mempunyai pengendalian emosi baik, anak menjadi lebih disiplin dan dapat bertanggung jawab.
Derry Iswidharmajaya 2008: 7 menyampaikan cara mengajarkan kemandirian pada anak melalui materi keterampilan hidup dengan konsep-konsep
yang sederhana, dan anak diajak untuk mempraktikannya. Salah satu materi keterampilan hidup dengan konsep sederhana dan anak bisa mempraktikannya
langsung diantaranya bisa melalui bermain peran. Peningkatan kemandirian anak menjadi bukti bahwa metode bermain peran sangat efektif untuk meningkatkan
kemandirian anak. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya perubahan sikap menjadi lebih mandiri setelah bermain peran. Hal ini sesuai dengan tujuan bermain peran yang
80 disampaikan oleh Harun Rasyid, dkk 2012: 85 bahwa bermain peran ialah model
bermain yang mengarah pada pembentukan kemampuan diri untuk hidup mandiri, memilih sendiri dan berbuat atas kemauan diri sendiri.
Anak belajar berbagai hal dari lingkungan. Termasuk di dalamnya adalah lingkungan sekolah. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Novan Ardy
Wiyani 2013: 36-41 bahwa faktor eksternal salah satunya adalah lingkungan mempengaruhi kemandirian anak. Anak akan dengan cepat mengikuti segala hal yang
dilakukan temannya, anak-anak juga terlihat senang dan nyaman ketika berada di sekitar teman-temannya. Anak-anak melalui bermain peran akan merangsang
komunkasi aktif sehingga ekspresi yang bermacam-macam pun akan nampak. Hal ini juga sesuai dengan karakteristik sosial emosional anak usia dini antara lain
disampaikan oleh Steinberg Ahmad Susanto, 2011: 152-153 ciri-ciri perkembangan sosial dan emosional anak usia 4-6 tahun antara lain yaitu lebih menyukai bekerja
dengan dua atau tiga teman yang dipilih sendiri, bermain dalam kelompok dan senang bekerja berpasang-pasangan, mulai mengikuti dan mematuhi aturan, rasa ingin tahu
yang besar, mampu bicara dan bertanya apabila diberi kesempatan, dapat diajak diskusi, dan mulai dapat mengendalikan emosi.
Dalam penelitian tindakan kelas melalui kegiatan bermain peran untuk meningkatkan kemandirian anak, terdapat permasalahan yang dapat berpengaruh
dalam kegiatan pembelajaran sehingga menghambat tercapainya peningkatan kemandirian anak. Permasalahan tersebut terjadi pada anak yang pemalu, atau kurang
percaya diri, sehingga anak memerlukan motivasi dari semua pihak khususnya
81 lingkungan sekolah. Hal ini sesuai dengan tahapan perkembangan psikososial yang
disampaikan oleh Erikson Santrock, 2007: 46-47 yakni pada anak usia Taman Kanak-kanak berada pada tahap initiative versus guilt inisiatif vs rasa bersalah.
Perilaku yang aktif dan bertujuan diperlukan untuk mengahadapi tantangan yang ada, Anak diminta untuk memikirkan tanggung jawab terhadap tubuh, perilaku, mainan,
dan hewan peliharaan mereka. Mengembangakan rasa tanggung jawab meningkatkan inisisatif. Meskipun demikian, rasa bersalah yang tidak nyaman dapat muncul, jika
anak tidak bertanggung jawab dan dibuat merasa sangat cemas. Oleh karena itu guru harus memahami karakteritik anak agar dapat memberikan solusi dari hambatan yang
ada dalam penelitian sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Hasil penelitian dari sebelum tindakan hingga pasca siklus II dapat diketahui
bahwa dari 18 anak pada kegiatan sebelum tindakan yaitu 11 anak berada pada kriteria Belum Berkembang BB pada pasca Siklus I menjadi 1 anak, pasca Siklus II
tidak ada. 7 anak pada kriteria Mulai Berkembang MB bertambah menjadi 12 anak pada pasca Siklus I, dan pada pasca Siklus II tidak ada. Pada kriteria Berkembang
Sesuai Harapan BSH tidak ada ketika sebelum tindakan sedangkan pada pasca Siklus I berjumlah 5 anak, pada pasca Siklus II tidak ada. Pada kriteria Berkembang
Sangat Baik BSB tidak terdapat anak yang mencapai kriteria tesebut sebelum tindakan dan pasca Siklus I. Akan tetapi, semua anak atau 18 anak pada pasca Siklus
II mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik BSB. Terdapat satu anak yang masih berada pada kriteria Belum Berkembang BB pada pasca Siklus I menjadi berada
pada kriteria Berkembang Sangat Baik BSB dikarenakan guru memantau anak dari
82 awal, guru memberikan perhatian, motivasi, dan bimbingan setiap hari. Sebisa
mungkin anak Br terlibat dalam kegiatan di kelas khususnya ketika bermain peran.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada kelompok B di TK PKK Prawirotaman, Yogyakarta ini telah diupayakan memperoleh hasil yang maksimal, namun
kenyataanya masih terdapat kekurangan yang disebabkan oleh adanya keterbatasan, sebagai berikut: Penelitian ini, dalam menentukan tema atau jalan cerita kurang
melibatkan anak, karena guru dan peneliti menyesuaikan tema yang bisa memberikan pesan tentang kemandirian. Padahal jika guru dan peneliti melibatkan anak, maka
peran anak semakin nyata, anak akan merasa dihargai, lebih antusias mengikuti kegiatan, dan imajinasinya semakin berkembang karena anak akan membayangkan
kegiatan bermain peran besok yang telah direncanakan.