Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II b. Perencanaan Siklus II

69 anak sudah bermain dengan baik, dan disiplin ketika bermain peran berlangsung dan bertanggung jawab mengambalikan alat yang digunakan untuk bermain peran ke tempat semula. Setelah kegiatan bermain peran selesai, anak-anak istirahat, bermain bebas. Setelah istirahat selesai anak-anak masuk kelas lalu cuci tangan, hampir semua anak sudah cuci tangan sendiri pada Siklus II ini anak-anak sudah mampu antri meskipun masih ada 1,2 anak yang mendahului temannya. Guru meminta anak untuk mengambil snack sendiri-sendiri, sebagian besar anak sudah mengambil sncak sendiri di depan, kemudian langsung kembali ke tempat duduk untuk berdoa sebelum makan. Anak-anak berdoa, lalu membuka makanan sendiri-sendiri, masih ada 6 anak yang tidak membuka makanan ringan sendiri. Kegiatan penutup yaitu recalling, guru meminta anak untuk menceritakan pengalamannya bermain peran, lalu guru menyampaikan pesan-pesan supaya anak mandiri, beserta manfaat yang diperoleh anak-anak jika menerapkan kemandirian. Sebelum diakhiri kegiatan pada hari ini, guru dan peneliti bersama-sama memberikan reward kepada anak-anak sticker bintang, kepada anak yang bermain peran dengan baik mendapat tambahan hadiah gambar-gambar yang digunakan guru untuk apersepsi tadi pagi. Lalu guru menutup kegiatan pada hari ini dengan berdoa, bernyanyi lagu kebangsaan, salam dan pulang. 2 Pertemuan 2 Siklus II Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 4 September 2015. Anak- anak berbaris lalu bernyanyi lagu kebangsaan. Pada hari ini hanya ada 1 anak yang 70 datang terlambat. Masih ada 2 anak yang tidak bernyanyi tuntas. Guru meminta anak untuk menabung, membayar infaq, dan membalik presensi terlebih dahulu. Kemudian guru mengucap salam dan dibalas anak-anak. Guru meminta anak yang bertugas mempimpin doa untuk maju memimpin doa sebelum kegiatan pada hari ini dilaksanakan. Kemudian bernyanyi lagu “Abang Tukang Bakso” dan beberapa lagu yang lain. Bernyanyi sudah selesai guru melanjutkan apersepsi tentang tema pada hari ini, yaitu berbelanja. Guru dan anak-anak melakukan tanya jawab. Lalu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini. Kegiatan pada hari ini adalah bermain peran. Anak-anak mendengar penjelasan dari guru dengan tenang termasuk tokoh-tokoh yang akan diperankan. Anak-anak sangat senang bermain peran, dan antusias ketika hari ini guru menjelaskan akan bermain peran lagi. Guru dan anak-anak bersama-sama menata tempat yang akan digunakan untuk bermain peran, guru juga menyediakan alat-alat atau media pendukung bermain peran. Kemudian mulai bermain peran, anak-anak yang tidak mendapat peran menjadi penonton. Anak-anak bermain dengan tertib. Pada hari ini anak-anak akan bermain peran tentang anak yang mengantar Ibunya ke pasar. Adapun tokoh-tokohnya antara lain: Ibu diperankan oleh Ras, ayah diperankan oleh Nak, anak diperankan oleh Nas, pedagang pertama dipernakan oleh Sav, pedagang kedua diperankan oleh Dis, tukang parkir diperankan oleh Ar, petugas kebersihan pasar diperankan oleh Fan. Anak-anak menertawakan pekerjaan tukang parkir, guru memberikan arahan bahwa tukang parkir juga dibutuhkan karena kalau 71 tidak ada tukang parkir, orang tua akan kebingungan ketika akan parkir tidak ada tempat, sebab tidak ada yang mengatur tempat parkir tersebut. Saat isitirahat anak-anak bermain bebas, ada yang bermain di luar kelas ada yang bermain di dalam kelas, anak-anak sudah mau bermain bersama-sama dalam kelompok besar tidak hanya dengan 1 teman yang paling disukai. Lalu anak-anak masuk kelas kembali untuk cuci tangan, pada hari ini anak-anak sudah mampu berbaris antri berpasangan untuk cuci tangan. Kemudian langsung mengambil snack di depan kelas, langsung duduk siap berdoa sambil menunggu teman yang lain. Anak- anak berdoa sebelum dan sesudah makan. Kegiatan penutup yaitu berlomba semangat bernyanyi antar kelompok. Setelah itu guru melakukan recalling tentang kegiatan selama satu hari. Guru memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menceritakan pengalaman satu hari. Guru menjelaskan pesan dari bermain peran. Kemudian guru membagikan reward kepada anak yang telah bersemangat mengikuti kegiatan pada hari ini. Anak-anak berdoa, bernyanyi lagu kebangsaan, mengucap salam, dan pulang. 3 Pertemuan 3 Siklus II Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 September 2015. Pada hari ini seperti biasa anak-anak datang ke sekolah diantar oleh orang tua. Sebelum masuk kelas anak-anak berbaris bersama, lalu bernyanyi lagu kebangsaan. Kemudian anak- anak masuk kelas. Guru meminta anak-anak yang akan menabung, membayar infaq dan membalik presensi melakukannya terlebih dahulu. Setelah itu berdoa dipimpin oleh anak yang bertugas pada hari itu. Kemudian guru dan anak bernyanyi 72 bermacam-macam lagu sesuai permintaan anak. Dilanjutkan apersepsi tentang liburan oleh guru. Anak-anak mendengarkan dengan tenang, guru menjelaskan tentang liburan atau tamasya. Bekal yang sering dibawa untuk tamasya dan apa yang harus anak-anak lakukan ketika pergi berlibur. Pada hari ini anak-anak akan bermain peran tentang tamasya ke kebun binatang. Anak-anak sangat senang jika diajak bermain peran. Guru menjelaskan tentang tokoh-tokoh yang akan diperankan, dan mengajak anak untuk menyiapkan alat dan tempat yang akan digunakan untuk bermain peran. Anak-anak membantu guru untuk menata tempat dan alat-alat untuk bermain peran. Adapun tokoh-tokoh yang ada antara lain kepala sekolah diperankan oleh Van, guru kelompok A diperankan oleh Far, guru kelompok B diperankan oleh Sav, Revi diperankan oleh Tes, ibu Revi diperankan oleh Dir, Vera diperankan oleh Riz, ibu Vera diperankan oleh Sil, Deni diperankan oleh Bar. Mulai bermain peran, anak-anak pergi berlibur, namun pada kegiatan tamasya diceritakan terdapat 2 anak yang sangat berbeda, yang satu mandiri dan yang satu kurang mandiri. Ketika tamasya anak-anak harus mandiri seperti ke toilet sendiri, dan mau berjalan-jalan bersama teman-teman yang lain. Setelah bermain peran selesai anak-anak dipersilahkan untuk istirahat, anak- anak bermain bersama bahkan bermain peran di luar kelas. Bel masuk berbunyi anak- anak berlari-lari masuk kelas untuk cuci tangan . Kemudian mengambil snack sendiri di depan kelas, lalu berdoa dan mulai makan snack. Selanjutnya adalah kegiatan penutup, pada kegiatan penutup guru mengajak anak untuk bernyanyi, lalu recalling seputar kegiatan satu hari. Anak-anak menceritakan pengalamannya ketika bermain 73 peran, lalu guru menambahkan pesan-pesan dari bermain peran pada hari ini. Guru memberikan reward kepada anak berupa sticker bintang. Anak-anak sangat senang ketika mendapat sticker. Kemudian berdoa, bernyanyi lagu kebangsaan, salam dan pulang.

d. Observasi

Tahap ketiga dari penelitian tindakan kelas ini adalah observasi. Observasi dilakukan dari awal anak datang sampai anak pulang selama satu minggau 6 hari sekolah. Indikator yang diamati yaitu percaya diri, pandai bergaul, mau berbagi, mengendalikan emosi, kemampuan fisik, tanggung jawab dan disiplin. Pada pasca Siklus II terjadi peningkatan yang sangat signifikan yaitu semua anak bisa mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik BSB, meskipun beberapa anak dengan batas minimum kriteria Berkembang Sangat Baik BSB. Adapun hasil observasi kemandirian anak pada pasca Siklus II disajikan pada tabel 6 halaman 74. Tabel 6 merupakan hasil observasi kemandirian anak pasca Siklus II. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kemandirian anak meningkat dengan signifikan yaitu semua anak mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik BSB yaitu berada pada persentase 100. 74 Tabel 6. Hasil Observasi Kemandirian Anak Pasca Siklus II No Kode Anak Kemunculan Indikator Kemandirian Total Persentase Kriteria Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 1 Nas 17 20 19 19 18 20 113 89,68 BSB 2 Nak 19 20 20 21 19 20 119 94,44 BSB 3 Bar 17 i 18 19 17 19 90 85,71 BSB 4 Far 18 s 21 20 20 S 79 94,05 BSB 5 Sil 19 18 17 18 19 19 110 87,30 BSB 6 Ras 15 20 19 17 18 19 108 85,71 BSB 7 Ip 18 19 18 19 18 19 111 88,10 BSB 8 Dir 20 17 19 20 19 21 116 92,06 BSB 9 Dis 17 18 18 17 18 19 107 84,92 BSB 10 Yog 15 15 18 19 19 19 105 83,33 BSB 11 Ris 16 17 18 17 16 20 104 82,54 BSB 12 Ar 17 18 16 16 14 18 99 78,57 BSB 13 Van 18 18 18 17 20 19 110 87,30 BSB 14 Sav 16 14 18 16 16 18 98 77,78 BSB 15 Sha 14 18 18 17 16 19 102 80,95 BSB 16 Sul 18 17 19 17 18 17 106 84,13 BSB 17 Tes s S 16 18 16 18 68 80,95 BSB 18 Fan 14 17 17 16 17 18 99 78,57 BSB Keterangan: BB = Belum Berkembang MB =Mulai Berkembang BSH =Berkembang Sesuai Harapan BSB =Berkembang Sangat Baik Adapun rekapitulasi hasil persentase pasca Siklus II disajikan pada tabel 7 sebagai berikut: Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Observasi Pasca Siklus II Kemandirian Anak Kelompok Kriteria Siklus II Jumlah Anak B BSB 18 100 BSH MB BB Keterangan: BB = Belum Berkembang 75 MB =Mulai Berkembang BSH =Berkembang Sesuai Harapan BSB =Berkembang Sangat Baik Tabel 7 menunjukkan bahwa semua anak mencapai kriteria berkembang sangat baik. Melalui bermain peran kemandirian anak menjadi meningkat. Persentase peningkatan kemandirian anak mencapai 100. Tabel di atas dapat dibuat grafik hasil observasi pasca Siklus II sebagai beriku Gambar 4. Grafik Hasil Observasi Kemandirian Anak Pasca Siklus II Grafik di atas menunjukan bahwa kemandirian anak pada pasca Siklus II semua anak sudah mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik BSB mencapai persentase 100. Berdasarkan penjelasan grafik di atas dapat diketahui bahwa peningkatan kemandirian anak meningkat sangat signifikan. Pada Siklus II anak-anak sangat bersemangat untuk terus bermain peran, sudah percaya diri hal ini terlihat ketika anak sudah berani mengucapkan doa dengan lantang, dapat memilih kegiatan bermain, dan mau maju ke depan kelas untuk mengambil snack sendiri, anak mau 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 BB MB BSH BSB 0.00 0.00 0.00 100 P er se n tas e Kriteria Kemandirian Anak 76 bermain dengan teman yang lain, berinteraksi dengan baik, mau meminjamkan alat tulis, membantu teman yang kesulitan, dan mau bergantian mainan. Anak-anak mampu mengendalikan emosi, hal ini terlihat ketika mau bersabar menunggu giliran, dan tidak membuat kelas gaduh. Anak menjadi lebih bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, mau mengembalikan mainan ke tempat semula, termasuk mengikuti kegiatan dengan semangat, anak-anak lebih displin ketika mengikuti kegiatan, serta mematuhi peraturan dalam suatu permainan.

e. Refleksi

Langkah refleksi dilaksanakan setelah Siklus II dan pasca Siklus II dalam proses peningkatan kemandirian anak di sekolah melalui metode bermain peran selesai dilakukan. Setelah dilaksanakan tindakan pada Siklus II maka dapat diketahui bahwa kemandirian anak mengalami peningkatan yang sangat baik. Guru dan peneliti sudah melakukan upaya dengan memberi motivasi dan memberi reward kepada anak. Pada Siklus II guru juga menggunakan media yang lebih bervariasi dan dekat dengan dunia anak sehingga anak-anak lebih antusias dalam mengikuti kegiatan. Diketahui dari pasca Siklus II bahwa kemandirian anak meningkat, terlihat semua anak mencapai kriteria berkembang sangat baik. Peneliti bersama guru kelas melakukan penilaian selama proses kegiatan bermain peran dari kondisi awal sampai pada pasca Siklus II. Setelah dilakukan tindakan sampai pada Siklus II kemandirian anak kelompok B meningkat. Dengan demikian, penelitian ini telah berhasil dilaksanakan karena mengalami peningkatan sesuai target yang telah ditentukan. Keberhasilan penelitian ini tidak lepas dari kerja 77 sama antara peneliti dan guru kelas. Guru sering kali memberikan masukan tentang tindakan yang dilakukan, saling bertukar pendapat dan bermusyawarah bersama peneliti untuk meningkatkan kemandirian anak. Selain itu tanggapan anak terhadap kegiatan yang diberikan juga merupakan salah satu faktor keberhasilan penelitian. Anak-anak tampak senang dengan kegiatan yang diberikan hal ini terbukti saat penelitian dihentikan anak-anak masih ingin bermain peran. Berdasarkan paparan hasil penelitian maka dapat disimpulkan perbandingan kemandirian anak pada kegiatan sebelum tindakan, pasca Siklus I, dan pasca Siklus II. Adapun rekapitulasi hasil kemandirian anak sebelum tindakan, pasca Siklus I, dan pasca Siklus II dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Kemandirian Anak Sebelum Tindakan, Pasca Siklus I, dan Pasca Siklus II No Kriteria Sebelum Tindakan Pasca Siklus I Pasca Siklus II Jumlah Anak Persentase Jumlah Anak Persentase Jumlah Anak Persentase 1 BSB 18 100 2 BSH 5 27,78 3 MB 7 38,89 12 66,67 4 BB 11 61,11 1 5,55 Jumlah 18 100 18 100 18 100 Keterangan: BSB =Berkembang Sangat Baik BSH =Berkembang Sesuai Harapan MB =Mulai Berkembang BB = Belum Berkembang Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa dari 18 anak pada sebelum tindakan tidak ada anak mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik BSB, pada pasca Siklus I juga belum ada yang mencapai kriteria tersebut namun pada pasca 78 Siklus II 18 anak atau semua anak bisa mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik BSB dengan persentase 100. Selanjutnya pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan BSH sebelum tindakan juga belum ada yang mencapai, sedangkan pada pasca Siklus I terdapat 5 anak dengan persentase 27,78, dan pasca Siklus II sudah tidak ada karena pada pasca Siklus II semua anak sudah mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik BSB, pada kriteria Mulai Berkembang MB sebelum tindakan terdapat 7 anak dengan persentase 38,89 dan pada pasca Siklus II menjadi 12 anak dengan persentase 66,67, terakhir pada kriteria Belum Berkembang BB sebelum tindakan terdapat 11 anak dengan persentase 61,11, pada pasca Siklus I tinggal 1 anak dengan persentase 5,55 dan pada Siklus II adalah 0. Data pada tabel rekapitulasi hasil kemandirian anak sebelum tindakan, pasca Siklus I, dan pasca Siklus II, dapat diperjelas melalui grafik pada gambar 5 sebagai berikut: Gambar 5. Grafik Persentase Kemandirian Anak Sebelum Tindakan, Pasca Siklus I, dan Pasca Siklus II. 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 BB MB BSH BSB 61.11 38.89 5.55 66.67 27.78 100 P e r se n ta se Kriteria Kemandirian Anak Kemandirian Anak Sebelum Tindakan Pasca Siklus I Pasca Siklus II 79 Dari grafik kemandirian anak sebelum tindakan, pasca Siklus I, dan pasca Siklus II dapat diketahui bahwa kemandirian anak meningkat signifikan. Dari grafik di atas diketahui bahwa pada sebelum tindakan sebagian besar anak berada pada kriteria Belum Berkembang BB yaitu 61,11 dan pada Pasca Siklus I paling tinggi berada pada kriteria Mulai Berkembang MB yaitu 66,67, dan pada pasca Siklus II semua anak atau 100 berada pada kriteria Berkembang Sangat Baik BSB. Dengan demikian, peneliti dan kolaborator sepakat untuk menghentikan penelitian ini.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, kemandirian anak meningkat pada setiap siklusnya hingga mencapai target yaitu 75 dari jumlah anak mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik. Dari anak yang malu-malu menjadi anak yang mandiri, suka bergaul dan mudah berbagi dengan orang lain, sehingga kemampun fisiknya pun juga meningkat, mempunyai pengendalian emosi baik, anak menjadi lebih disiplin dan dapat bertanggung jawab. Derry Iswidharmajaya 2008: 7 menyampaikan cara mengajarkan kemandirian pada anak melalui materi keterampilan hidup dengan konsep-konsep yang sederhana, dan anak diajak untuk mempraktikannya. Salah satu materi keterampilan hidup dengan konsep sederhana dan anak bisa mempraktikannya langsung diantaranya bisa melalui bermain peran. Peningkatan kemandirian anak menjadi bukti bahwa metode bermain peran sangat efektif untuk meningkatkan kemandirian anak. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya perubahan sikap menjadi lebih mandiri setelah bermain peran. Hal ini sesuai dengan tujuan bermain peran yang 80 disampaikan oleh Harun Rasyid, dkk 2012: 85 bahwa bermain peran ialah model bermain yang mengarah pada pembentukan kemampuan diri untuk hidup mandiri, memilih sendiri dan berbuat atas kemauan diri sendiri. Anak belajar berbagai hal dari lingkungan. Termasuk di dalamnya adalah lingkungan sekolah. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Novan Ardy Wiyani 2013: 36-41 bahwa faktor eksternal salah satunya adalah lingkungan mempengaruhi kemandirian anak. Anak akan dengan cepat mengikuti segala hal yang dilakukan temannya, anak-anak juga terlihat senang dan nyaman ketika berada di sekitar teman-temannya. Anak-anak melalui bermain peran akan merangsang komunkasi aktif sehingga ekspresi yang bermacam-macam pun akan nampak. Hal ini juga sesuai dengan karakteristik sosial emosional anak usia dini antara lain disampaikan oleh Steinberg Ahmad Susanto, 2011: 152-153 ciri-ciri perkembangan sosial dan emosional anak usia 4-6 tahun antara lain yaitu lebih menyukai bekerja dengan dua atau tiga teman yang dipilih sendiri, bermain dalam kelompok dan senang bekerja berpasang-pasangan, mulai mengikuti dan mematuhi aturan, rasa ingin tahu yang besar, mampu bicara dan bertanya apabila diberi kesempatan, dapat diajak diskusi, dan mulai dapat mengendalikan emosi. Dalam penelitian tindakan kelas melalui kegiatan bermain peran untuk meningkatkan kemandirian anak, terdapat permasalahan yang dapat berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran sehingga menghambat tercapainya peningkatan kemandirian anak. Permasalahan tersebut terjadi pada anak yang pemalu, atau kurang percaya diri, sehingga anak memerlukan motivasi dari semua pihak khususnya 81 lingkungan sekolah. Hal ini sesuai dengan tahapan perkembangan psikososial yang disampaikan oleh Erikson Santrock, 2007: 46-47 yakni pada anak usia Taman Kanak-kanak berada pada tahap initiative versus guilt inisiatif vs rasa bersalah. Perilaku yang aktif dan bertujuan diperlukan untuk mengahadapi tantangan yang ada, Anak diminta untuk memikirkan tanggung jawab terhadap tubuh, perilaku, mainan, dan hewan peliharaan mereka. Mengembangakan rasa tanggung jawab meningkatkan inisisatif. Meskipun demikian, rasa bersalah yang tidak nyaman dapat muncul, jika anak tidak bertanggung jawab dan dibuat merasa sangat cemas. Oleh karena itu guru harus memahami karakteritik anak agar dapat memberikan solusi dari hambatan yang ada dalam penelitian sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Hasil penelitian dari sebelum tindakan hingga pasca siklus II dapat diketahui bahwa dari 18 anak pada kegiatan sebelum tindakan yaitu 11 anak berada pada kriteria Belum Berkembang BB pada pasca Siklus I menjadi 1 anak, pasca Siklus II tidak ada. 7 anak pada kriteria Mulai Berkembang MB bertambah menjadi 12 anak pada pasca Siklus I, dan pada pasca Siklus II tidak ada. Pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan BSH tidak ada ketika sebelum tindakan sedangkan pada pasca Siklus I berjumlah 5 anak, pada pasca Siklus II tidak ada. Pada kriteria Berkembang Sangat Baik BSB tidak terdapat anak yang mencapai kriteria tesebut sebelum tindakan dan pasca Siklus I. Akan tetapi, semua anak atau 18 anak pada pasca Siklus II mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik BSB. Terdapat satu anak yang masih berada pada kriteria Belum Berkembang BB pada pasca Siklus I menjadi berada pada kriteria Berkembang Sangat Baik BSB dikarenakan guru memantau anak dari 82 awal, guru memberikan perhatian, motivasi, dan bimbingan setiap hari. Sebisa mungkin anak Br terlibat dalam kegiatan di kelas khususnya ketika bermain peran.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada kelompok B di TK PKK Prawirotaman, Yogyakarta ini telah diupayakan memperoleh hasil yang maksimal, namun kenyataanya masih terdapat kekurangan yang disebabkan oleh adanya keterbatasan, sebagai berikut: Penelitian ini, dalam menentukan tema atau jalan cerita kurang melibatkan anak, karena guru dan peneliti menyesuaikan tema yang bisa memberikan pesan tentang kemandirian. Padahal jika guru dan peneliti melibatkan anak, maka peran anak semakin nyata, anak akan merasa dihargai, lebih antusias mengikuti kegiatan, dan imajinasinya semakin berkembang karena anak akan membayangkan kegiatan bermain peran besok yang telah direncanakan.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN LINGUISTIK ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI TK KELOMPOK B PERTIWI MENCIL Upaya Meningkatkan Kecerdasan Linguistik Anak Melalui Metode Bermain Peran Di TK Kelompok B Pertiwi Mencil Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 16

MENINGKATKAN KECERDASAN LINGUISTIK ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI TK KELOMPOK B PERTIWI MENCIL Upaya Meningkatkan Kecerdasan Linguistik Anak Melalui Metode Bermain Peran Di TK Kelompok B Pertiwi Mencil Tahun Ajaran 2014/2015.

0 1 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B TK PGRI Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun 2013/2014.

0 2 14

BERMAIN PERAN DAPAT MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B TK PGRI Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun 2013/2014.

0 3 10

PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK A DI TK WONOREJO KECAMATAN Peningkatan Kemandirian Anak Melalui Bermain Peran Pada Anak Kelompok A Di TK Wonorejo Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 11

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK BA Upaya Mengembangkan Kemampuan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok A TK Ba Aisyiyah Karangdowo Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tah

0 1 14

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK BA Upaya Mengembangkan Kemampuan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok A TK Ba Aisyiyah Karangdowo Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tah

0 0 23

UPAYA PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA ANAK USIA DINI DI TK UPAYA PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI KARANGANYAR KECAMATAN PLUPUH KABUP

0 1 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK TRISULA Peningkatan Kemampuan Sosial Anak Dengan Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B Di TK Trisula Perwari Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA MELALUI METODE BERMAIN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PKK 54 PUCUNG PENDOWOHARJO SEWON BANTUL.

0 2 140