Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian

23 a. Lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pembentukan kemandirian anak usia dini. Lingkungan yang baik dapat menjadikan cepat tercapainya kemandirian anak. Keluarga sebagai lingkungan terkecil bagi anak merupakan kawah candradimuka dalam pembentukan karakter anak. Kondisi lingkungan keluarga ini sangat berpengaruh dalam kemandirian anak. Dengan pemberian stimulasi yang terarah dan teratur di lingkungan keluarga, anak akan lebih cepat mandiri dibanding dengan anak yang kurang dalam mendapat stimulasi. b. Rasa cinta dan kasih sayang Rasa cinta dan kasih sayang orangtua kepada anak hendaknya diberikan sewajarnya karena hal itu dapat mempengaruhi mutu kemandirian anak. Bila rasa cinta dan kasih sayang diberikan berlebihan, anak akan menjadi kurang mandiri. Masalah tersebut dapat diatasi jika interaksi antara anak dan orangtua berjalan dengan lancar dan baik. Interaksi yang baik tersebut dapat menjadikan anak menjadi mandiri. Orangtua akan memberikan informasi yang baik jika orangtua tersebut mempunyai pendidikan karena dengan pendidikan yang baik, orangtua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang mendidik anak agar anak menjadi mandiri. Orangtua yang berpendidikan dalam konteks ini bukanlah orangtua yang berpendidikan tinggi, melainkan orangtua yang memiliki wawasan luas, mau belajar, dan peduli dengan pendidikan anaknya. Pemberian rasa cinta dan kasih sayang orangtua kepada anaknya jga dipengaruhi oleh status pekerjaan orangtua. Apabila orangtua, khususnya ibu bekerja 24 di luar rumah untuk mencari nafkah, akibatnya ibu tidak bisa melihat perkembangan anaknya; apakah anaknya sudah bisa mandiri atau belum. Sementara itu, ibu yang tidak bekerja bisa melihat langsung perkembangan kemandirian anaknya dan bisa mendidiknya secara langsung. c. Pola asuh orangtua dalam keluarga Seperti telah diungkapkan sebelumnya, lingkungan keluarga berperan penting dalam pembentukan karakter kemandirian. Pembentukan karakter kemandirian tersebut tidak lepas dari peran orangtua dan pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anaknya. Bila seorang anak sejak kecil dilatih untuk mandiri ketika harus keluar dari asuhan orangtua untuk hidup mandiri ia tidak akan merasa takut. Pola asuh ayah dan ibu mempunyai peran nyata dalam membentu karakter mandiri anak usia dini. Toleransi yang berlebihan begitu pun dengan pemeliharaan yang berlebihan dari orangtua yang terlalu keras kepada anak akan dapat menghambat pencapaian kemandiriannya. Bila karena rasa kasih sayang dan khawatir, seorang ibu tidak berani melepaskan anaknya untuk berdiri sendiri, menjadikan anak tersebut harus selalu dibantu, si anak akan selalu terikat pada ibu. Pada akhirnya, karena dimanjakan anak menjadi tidak dapat menyesuaikan diri dan perkembangan anaknya mengarah pada keragu-raguan. Semantara di sisi lain, sikap ayah yang keras juga dapat menjadikan ana kehilangan percaya diri. Namun, pemanjaan dari ayah yang berlebihan juga dapat menjadikan anak kurang berani menghadapi masayarakat luas. 25 d. Pengalaman dalam kehidupan Pengalaman dalam kehidupan anak meliputi pengalaman di lingkungan sekolah dan masyarakat. Lingkungan sekolah berpengaruh terhadap pembentukan kemandirian anak, baik melalui hubungan dengan teman maupun dengan guru. Interaksi anak dengan teman sebaya di lingkungan sekitar juga berpengaruh terhadap kemandiriannya, begitu juga pengaruh teman sebaya di sekolah. Dalam perkembangan sosial, anak mulai memisahkan diri dari orangtuanya dan mengarah kepada teman sebaya. Maka pada saat itu, anak telah memulai perjuangan memperoleh kebebasan. Dengan demikian, melalui hubungan dengan teman sebaya, anak akan belajar berpikir mandiri. Faktor budaya dan kelas sosial juga dapat memengaruhi kemandirian anak usia dini. Seorang anak dalam ruang lingkup tempat tinggalnya mengalami tekanan untuk mengembangkan suatu pola kepribadian tertentu yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh budayanya. Kemudian kelas sosial, termasuk kelas ekonomi dan kelas pendidikan juga memengaruhi ketergantungan anak pada orangtua. Pengaruh kelas sosial terhadap pembentukan kemandirian terlihat dari golongan priyayi dan nonpriyayi yang sejak berusia 12 tahun lebih mandiri dari anak- anak dalam keluarga priyayi. Dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kemandirian anak antara lain pola asuh orang tua, orang tua yang terlalu memanjakan anak atau terlalu over protective ternyata berpengruh dalam pembentukan kemandirian anak; kondisi fisiologis yang berupa keadaan tubuh missal 26 kecacatan atau kesehatan jasmani, dan jenis kelamin; lingkungan sekolah atau sistem pendidikan di sekolah, sekolah yang terbiasa menerapkan kemandirian akan membntuk anak yang mandiri, anak-anak yang mandiri juga berpengaruh terhadap temannya di sekolah; lingkungan sosial juga berpengaruh terhadap kemandirian anak, misalnya lingkungan anak adalah lingkungan orang-orang pekerja keras atau anak sering melihat kakaknya menyelesaikan PR di rumah secara mandiri, maka anak akan terbiasa meniru kemandirian orang-orang disekitarnya; pengalaman ternyata juga berpengaruh dalam pembentukan kemandirian anak, anak yang sudah berpengalaman bermain puzzle misalnya tidak akan seikit-sedikit meminta bantuan kepada orang lain.

5. Pengembangan Kemandirian

Imam Musbikin 2012: 312 menyampaikan cara untuk meningkatkan kemandirian anak yaitu, melatih anak untuk bertanggung jawab terhadap barang atau mainannya sendiri, bukan dengan mengandalkan orang lain; melatih anak untuk belajar memakai baju sendiri atau memilih baju yang akan dikenakan; mencoba meninggalkan anak sedikit demi sedikit dengan diberikan pengertian supaya mau ditinggal saat di sekolah; melatih anak untuk memilih sendiri kebutuhan prakarya di sekolahnya saat berbelanja, biarlah anak membayar sendiri; berikan pujian setiap kali anak mampu menyelesaikan setiap tugas yang dilakukannya. Pujian ini dapat membangun perasaan bahwa ia mampu, maka rasa percaya dirinya akan timbul. Jangan terlalu memaksa anak untuk mandiri, perhatikan taraf kemampuan anak yang 27 disesuaikan dengan usia dan perkembangannya serta kematangan fisik dan mentalnya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Mar’atun Shalihah 2010: 80-82 Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menanamkan kemandirian pada anak, membuatnya tidak suka bergantung dan bisa mengambil keputusan sendiri antara lain: Beri kesempatan anak belajar memilih, bantuan bisa diberikan sebagai alternatif. Peran orang tua atau guru adalah menunjukkan kemungkinan alternatif yang bisa membantu anak mengatasi suatu masalah, menghargai hasil kerja anak dan sabar pada prosesnya, jangan banyak tanya hanya karena ingin dianggap perhatian. Selanjutnya Moeslichatoen 2004: 6 menyatakan berbagai hal dapat dilaksanakan oleh guru untuk mengembangkan anak agar dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri, yang dapat dilakukan guru antara lain membantu setiap anak berkembang pada tingkat kemandirian yang sesuai usia tingkat TK, membantu setiap anak supaya dapat merasa aman dan bahagia dalam lingkungan sekolah karena setiapa anak dibantu untuk menumbuhkan kemampuan saling berbagi dan kasih sayang, membantu anak mengenal lingkungan yang lebih luas seperti lingkungan sekolah pengalaman awal sekolah yang menyenangkan dan mengembangkan cara berhubungan antarpribadi yang baik, membantu anak untuk memahami bahwa setiap perbuatan memiliki konsekuensi atau akibat, membimbing dan mendorong anak untuk mengembangkan bakat dan aspek-aspek kepribadiannya yang mengacu pada bermacam peran seseorang dalam masyarakat, merancang kegiatan yang dapat membantu anak untuk mengenali kondisi tubuh masing-masing dan menanamkan 28 kebiasaan makan, menjaga kebersihan, dan kesehatan agar memiliki kondisi tubuh yang sehat, membantu mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar, membantu mengembangkan kemampuan dalam kaitan pemahaman lingkungan fisik dan mengendalikannya dengan cara membangkitkan rasa ingin tahu, berpikir, menalar, mengumpulkan, dan menggunakan informasi tentang lingkungan fisik yang diperoleh, tiap kesempatan perlu dimanfaatkan oleh guru untuk membantu perkembangan penggunaan bahasa dan pemahaman bicara anak atau orang lain. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan beberapa cara meningkatkan kemandirian anak antara lain yakni, memberikan kesempatan kepada anak anak untuk memilih dan menyelesaikan kegiatan yang dilakukan anak; melatih rasa tanggung jawab kepada anak, bahwa setiap perbuatan memiliki konsekuensi; membantu anak untuk merasa aman dan memperoleh pengalaman postif terhadap lingkungannya; belajar meninggal anak di sekolah sedikit demi sedikit; merancang kegiatan yang bisa mengembangkan kemandirian, menghargai hasil kerja dan sabar pada prosesnya misal dengan pujian.

C. Metode Pembelajaran Anak Usia Dini

Sugihartono 2007: 81 menyampikan metode pembelajaran berarti cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Pembelajaran sebaiknya menyenangkan, menggembirakan, dan demokratis agar menarik anak untuk terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran. Anak tidak hanya duduk tenang mendengarkan ceramah gurunya, tetapi mereka aktif berinteraksi dengan berbagai benda dan orang di lingkungannya, baik secara fisik maupun mental. 29 Pembelajaran di TK harus menerapkan esensi bermain. Esensi bermain meliputi perasaan menyenangkan, merdeka, bebas memilih, dan merangsang anak terlibat aktif. Jadi, prinsip bermain sambil belajar mengandung arti bahwa setiap kegiatan pembelajaran harus menyenangkan, gembira, aktif, dan demokratis Slamet Suyanto, 2005: 127.

1. Macam-Macam Metode Pembelajaran

Conny Semiawan 1992: 76-87 menyampaikan bahwa ada beberapa metode pembelajaran diantaranya metode diskusi yaitu suatu cara penyampaian pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapi, selanjutnya metode karyawisata ialah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung, kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas, dan yang terakhir yaitu metode bermain peran, unsur yang menonjol dalam bermain peran adalah unsur hubungan sosial. Metode ini dapat mengembangkan penghayatan, tanggungjawab, dan terampil dalam memaknai materi yang dipelajari. Hal senada juga disampikan oleh Sugihartono 2007: 81 tentang macam-macam metode pembelajaran diantaranya metode ceramah yaitu metode dari guru kepada anak melalui penyampaian materi baik bahasa lisan verbal maupun nonverbal, berikutnya metode latihan yaitu metode penyampaian materi melalui upaya penanaman terhadap kebiasaan-kebiasaan tertentu, metode tanya jawab, merupakan cara penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh anak didik, metode karyawisata yaitu metode penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak didik langsung ke objek di luar kelas atau di lingkungan

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN LINGUISTIK ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI TK KELOMPOK B PERTIWI MENCIL Upaya Meningkatkan Kecerdasan Linguistik Anak Melalui Metode Bermain Peran Di TK Kelompok B Pertiwi Mencil Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 16

MENINGKATKAN KECERDASAN LINGUISTIK ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI TK KELOMPOK B PERTIWI MENCIL Upaya Meningkatkan Kecerdasan Linguistik Anak Melalui Metode Bermain Peran Di TK Kelompok B Pertiwi Mencil Tahun Ajaran 2014/2015.

0 1 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B TK PGRI Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun 2013/2014.

0 2 14

BERMAIN PERAN DAPAT MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B TK PGRI Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun 2013/2014.

0 3 10

PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK A DI TK WONOREJO KECAMATAN Peningkatan Kemandirian Anak Melalui Bermain Peran Pada Anak Kelompok A Di TK Wonorejo Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 11

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK BA Upaya Mengembangkan Kemampuan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok A TK Ba Aisyiyah Karangdowo Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tah

0 1 14

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK BA Upaya Mengembangkan Kemampuan Kemandirian Anak Melalui Metode Bermain Peran Di Kelompok A TK Ba Aisyiyah Karangdowo Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tah

0 0 23

UPAYA PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA ANAK USIA DINI DI TK UPAYA PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI KARANGANYAR KECAMATAN PLUPUH KABUP

0 1 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK TRISULA Peningkatan Kemampuan Sosial Anak Dengan Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B Di TK Trisula Perwari Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA MELALUI METODE BERMAIN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PKK 54 PUCUNG PENDOWOHARJO SEWON BANTUL.

0 2 140