Pendahuluan Hakekat Pembelajaran Akuatik Prasekolah

Ermawan Susanto 30

BAB III HAKEKAT PEMBELAJARAN AKUATIK PRASEKOLAH

A. Pendahuluan

Program akuatik adalah segala aktivitas yang dilakukan di dalam air yang bertujuan untuk melatih anak memperoleh kemajuan potensi motorik, kognisi, afeksi, dan sosial. Akuatik atau aquatic ialah segala macam bentuk aktivitas air yang dapat dilakukan di sungai, danau, laut, pantai, maupun kolam renang. Adapun bentuk kegiatannya dapat berupa renang, polo air, selancar, menyelam, dayung, kano, dan beragam bentuk lainnya. Proses pembelajaran akuatik prasekolah tidak terlepas dari pengembangan potensi anak melalui tiga ranah yaitu motorik dasar basic psychomotor skill, sikap basic attitude, dan pemahaman basic understanding. Indikator keberhasilan akuatik siswa sekolah bukan terletak pada seberapa jauh anak menempuh jarak renang atau seberapa banyak gaya renang yang dikuasai, tetapi berapa banyak indikator keterampilan yang dikuasai. Pada program akuatik prasekolah terdapat Sembilan indikator keberhasilan, masing-masing indikator terdapat 1-5 level keberhasilan. Siswa yang mampu menguasai Sembilan indikator dengan level tertinggi maka siswa tersebut dikatakan berhasil mengusai gerakan renang. Keberhasilan ini membawa dampak pada kelanjutan keterampilan berenang pada usia lanjutan dewasa. Setelah mempelajari bab ini Anda akan memahami hakekat pembelajaran akuatik, komponen-komponen kesiapan pembelajaran akuatik, indikator keberhasilan program akuatik bagi siswa prasekolah, dan beberapa contoh materi pembelajaran akuatik untuk prasekolah. PEMBELAJARAN AKUATIK PRASEKOLAH Mengenalkan Olahraga Air Sejak Dini 31

B. Hakekat Pembelajaran Akuatik Prasekolah

Dewan renang Australia Austswim menggariskan bahwa usia prasekolah adalah seorang anak dari mulai 42-48 bulan. Bichler dan Snowman 1993 membatasi anak prasekolah dengan usia antara 3-6 tahun. Anak usia prasekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 2-6 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria aatau wanita, dapat mengatur diri dalam buang air toilet training, dan mengenal beberapa hal yang diangggap berbahaya. Di Indonesia, melalui Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini PAUD, prasekolah adalah anak yang berusia 3-6 tahun. Adapun anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pendidikan Anak Usia Dini PAUD merupakan salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Tujuan PAUD adalah membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan agama secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis dan kompetitif. Keberadaan PAUD memiliki nilai strategis antara lain: 1. Titik sentral strategi pembangunan sumber daya manusia dan sangat fundamental; 2. PAUD memegang peranan penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya, sebab merupakan fondasi dasar bagi kepribadian anak; Ermawan Susanto 32 3. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik maupun mental yang berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja, produktivitas, pada akhirnya anak akan mampu lebih mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya; 4. Merupakan masa Golden Age dari perkembangan otak manusia, maka tahap perkembangan otak pada anak usia dini menempati posisi yang paling vital yakni mencapai 80 perkembangan otak. Berikut ini bagan sasaran untuk memperoleh keterampilan akuatik Langendorfer Bruya, 1995 Ranah Kognitif Ranah Sosial Ranah Motorik Bagan 1. Sasaran Keterampilan Akuatik Prasekolah Langendorfer Bruya, 1995: 4 Sasaran Keterampilan Akuatik Keterampilan Renang Lanjutan PEMBELAJARAN AKUATIK PRASEKOLAH Mengenalkan Olahraga Air Sejak Dini 33 Menurut Elizabeth B. Hurlock 1998, masa prasekolah merupakan masa penuh dengan permainan, karena pada masa tersebut segala permainan menggunakan mainan. Bermain merupakan unsur yang penting untuk pertumbuhan fisik maupun perkembangan emosional, mental, intelektual dan kreativitas serta sosial. Anak yang mendapat kesempatan yang cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapatkan kesempatan bermain. Cesari 2005 mengenali bahwa petunjuk-petunjuk tersebut telah dikembangkan dengan tujuan untuk membantu para guru menyusun program akuatik bagi anak prasekolah. Memupuk rasa senang terhadap olahraga renang merupakan tugas utama guru karena bila guru tidak bisa membangkitkan rasa senang terhadap olahraga renang tersebut. Memupuk keberanian juga termasuk unsur psikologis yang tidak kalah penting untuk diperhatikan guna menghasilkan hasil belajar yang diharapkan Graver, 2003. Untuk itu seorang guru harus mempunyai keahlian khusus pula untuk menyajikan bahan-bahan ajar yang sistematis sehingga secara tidak disadari oleh anak, rasa takutnya mulai hilang dan memiliki keberanian. Berikut ini bagan komponen kesiapan akuatik siswa prasekolah menurut Langendorfer Bruya 1995. Ermawan Susanto 34 Bagan 2. Komponen-komponen Kesiapan Pembelajaran Akuatik Prasekolah Langendorfer Bruya, 1995: 6 Dewan Austswim telah meneliti manfaat air dari program renang untuk anak prasekolah manfaatnya adalah 1 partisipasi dalam aktivitas renang sebaiknya merupakan pengalaman yang menyenangkan, 2 anak usia prasekolah dapat mempelajarai fase belajar mereka sendiri, 3 anak usia prasekolah harus selalu berada di bawah pengajaran dan pengawasan orang dewasa. Kesiapan Akuatik Keterampilan Motorik Dasar Sikap-sikap Dasar Pemahaman- pemahaman Dasar Gerakan Lanjutan Gaya Crawl Gaya Punggung Gaya Kupu-kupu Gaya Dada PEMBELAJARAN AKUATIK PRASEKOLAH Mengenalkan Olahraga Air Sejak Dini 35 Proses pembelajaran akuatik prasekolah tidak terlepas dari pengembangan potensi anak melalui tiga ranah yaitu motorik dasar basic psychomotor skill, sikap basic attitude, dan pemahaman basic understanding. Indikator keberhasilan akuatik siswa sekolah bukan terletak pada seberapa jauh anak menempuh jarak renang atau seberapa banyak gaya renang yang dikuasai, tetapi berapa banyak indikator keterampilan yang dikuasai. Pada program akuatik prasekolah terdapat Sembilan indikator keberhasilan, masing-masing indikator terdapat 1-5 level keberhasilan. Siswa yang mampu menguasai sembilan indikator dengan level tertinggi dikatakan berhasil mengusai gerakan renang. Keberhasilan ini membawa dampak pada kelanjutan keterampilan berenang pada usia lanjutan dewasa. Kesembilan indikator tersebut dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini. Tabel 6. Indikator Keberhasilan Akuatik Prasekolah Indikator Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Pengenalan air water orientation Masuk kolam renang water entry Kontrol nafas breath control Mengapung buoyancy Posisi badan body position Dorongan lengan arm propulsion Istirahat lengan arm recovery Gerakan tungkai leg action Renang lengkap combined movement Langendorfer Bruya, 1995 Ermawan Susanto 36 Keterampilan motorik dasar terdiri atas enam komponen, yaitu 1 masuk ke kolam, 2 mengapung, 3 gerakan tungkai, 4 keseimbangan dalam air, 5 gerakan lengan, 6 kontrol pernafasan. Komponen tersebut memiliki arti keberhasilan keterampilan motorik akuatik pada prasekolah diukur melalui enam komponen tersebut. Bagan 3. Unsur-unsur Keterampilan Motorik Dasar Program Akuatik Langendorfer Bruya, 1995: 8 Adapun sikap dasar dari program akuatik prasekolah memunculkan lima komponen antara lain 1 tanpa rasa takut, 2 berbagi perlengkapan, 3 menghormati aturan, 4 mendengarkan instruksi, 5 keinginan untuk berpartisipasi. Berikut ini bagan komponen motorik dan sikap-sikap dasar akuatik siswa prasekolah dan komponen pemahaman dasar. Keterampilan Motorik Dasar Masuk ke Kolam Renang Mengapung di Air Gerakan Tungkai Keseimbangan dalam Air Gerakan Lengan Kontrol Pernafasan PEMBELAJARAN AKUATIK PRASEKOLAH Mengenalkan Olahraga Air Sejak Dini 37 Adapun pemahaman dasar terdiri dari 1 prosedur kelas, 2 aturan kolam renang, 3 aturan bermain, 4 bahasa instruksi, dan 5 mekanika. Komponen tersebut bermakna bahwa untuk mengukur keberhasilan pembelajaran akuatik prasekolah pada komponen sikap dan pemahaman melibatkan unsur-unsur di dalamnya. Bagan 4. Unsur-unsur Sikap Dasar Program Akuatik Langendorfer Bruya, 1995: 11 Bagan 5. Unsur Pemahaman Dasar Program AkuatikLangendorfer Bruya, 1995: 11 Sikap-sikap Dasar Tanpa Rasa Takut Berbagi Perlengkapan Menghormati Aturan Mendengarkan Instruksi Keinginan untuk Berpartisipasi Pemahaman Dasar Prosedur Kelas Aturan-aturan Kolam Renang Aturan-aturan Bermain dan Aktivitas Bahasa Instruksi Mekanika Ermawan Susanto 38

C. Pendekatan Pembelajaran Akuatik Prasekolah