Ermawan Susanto
78
F. Rangkuman
1. Aktivitas renang membawa konskuensi terjadinya kecelakaan di
kolam renang dan tenggelam merupakan risiko terbesar. Mengantisipasi keadaan bahaya dalam aktivitas renang
merupakan tindakan preventif yang perlu disiapkan oleh siapa saja yang akan melakukan aktivitas renang. Tindakan
pencegahan dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan risiko kematian.
2. Beberapa kasus menggambarkan kejadian tenggelam akibat
pengawasan yang lemah, fasilitas yang kurang memadai, dan yang paling penting karena kegagalan dalam penanganan kasus
darurat dalam kecelakaan di dalam air. 3.
Terdapat beberapa langkah antisipasi untuk menghindari kecelakaan di kolam renang antara lain: Pertama, memiliki
jumlah lifeguard penjaga kolam sesuai dengan lebarluas kolam renang dan jumlah rata-rata pengunjung setiap hari.
Kedua, setiap kolam renang harus memiliki alat fasilitas pertolongan yang memadai. Ketiga, setiap kolam renang harus
terdapat sistem prosedur komunikasi bila terjadi keadaan darurat.
4. Cara memegang korban pada saat menolong ada 4 macam: 1
pada rambut, 2 pada pelipis, 3 pada dagu, 4 pada dada. 5.
Alat bantu yang dipergunakan ada 4 macam, yaitu: 1 Tongkat, 2 Tambang Plastik, 3 Ban, 4 Pelampung.
PEMBELAJARAN AKUATIK PRASEKOLAH Mengenalkan Olahraga Air Sejak Dini
79
BAB V MODEL PEMBELAJARAN AKUATIK PRASEKOLAH
A. Pendahuluan
Pembelajaran akuatik prasekolah merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran perkembangan fisik motorik di Taman Kanak-
kanak. Sebenarnya dalam kurikulum Taman Kanak-kanak dan Raudatul Athfal tahun 2004, tidak disebutkan secara jelas materi gerak akuatik,
namun berdasarkan hasil observasi di lapangan, pembelajaran akuatik sudah diajarkan secara rutin oleh beberapa sekolah. Selanjutnya
berdasarkan hasil observasi di lapangan dalam proses pembelajaran akuatik prasekolah, ternyata masih jauh dari harapan. Proses
pembelajaran akuatik yang dilaksanakan belum sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan siswa. Proses pembelajaran
cenderung bersifat rekreatif, hal ini ditandai dari frekuensi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan selama satu bulan sekali dan jumlah
perbandingan guru-murid yang belum proporsional yaitu 1 : 30. Frekuensi dan jumlah perbandingan guru-murid ini menunjukkan
bahwa proses pembelajaran belum dilakukan secara efektif. Setelah mempelajari bab ini Anda akan memahami bagaimana
menyusun sebuah model pembelajaran akuatik khususnya dalam merancang program kegiatan pembelajaran atau RPP, bagaimana
menentukan aktivitas pemansana, latihan inti dan pendinginan dalam satu tatap muka, unsur-unsur gerak yang bagaiman ayang tepat
digunakan bagi siswa usia prasekolah.