Perhitungan Kemampuan Proses Process Capability

Untuk mengetahui jenis kecacatan yang dominan digunakan diagram Pareto seperti pada Gambar 5.3 berikut: Diagram Pareto 29.117 19.805 14.536 12.45 11.496 33.31 55.97 72.6 86.84 100 5 10 15 20 25 30 35 Kotoran Gelembung Udara Gumpalan Karet Warna Tidak Homogen Sheet Lengket Jenis Cacat Ju m lah C acat 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Ku m u la ti f Gambar 5.3. Diagram Pareto Jenis Kecacatan Produk Ribbed Smoke Sheet Dari diagram pareto diatas dapat dilihat jenis cacat dengan persentase terbesar yaitu untuk jenis cacat kotoran, gelembung udara, dan gumpalan karet. Persentase kumulatif untuk ketiga jenis cacat tersebut mencapai 72,6 . Nilai tersebut sesuai dengan prinsip Pareto 80-20, dimana 80 produk cacat disebabkan oleh 20 jenis kecacatan. Sehingga untuk mengurangi jumlah produk cacat sampai tingkat 80 cukup dengan mengendalikan ketiga jenis cacat tersebut. Sebab jika mengendalikan semua jenis kecacatan yang terjadi akan tidak efisien karena akan memakan waktu, biaya dan tenaga yang sangat besar.

5.2.2.3. Perhitungan Kemampuan Proses Process Capability

5.2.2.3.1. Perhitungan Kemampuan Proses terhadap Parameter Kotoran

Sebelum kita menghitung kemampuan dari suatu proses, terlebih dahulu kita memenuhi syarat kenormalan data dan kestabilan data harus in control. Universitas Sumatera Utara Maka dilakukan pengujian kenormalan terhadap hasil pengamatan dan menentukan batas kendali data. A. Uji Kenormalan data untuk Parameter Kotoran Langkah-langkah pengujian kenormalan data untuk parameter kotoran dengan Kolmogorov-Smirnov Test adalah: 1. Data pengamatan diurutkan mulai dari nilai pengamatan terkecil sampai pengamatan terbesar dan beri penomoran. 2. Setelah data pengamatan diurutkan maka selanjutnya menghitung nilai FaX- nya dengan: FaX = data total data nomor Contoh, data nomor 1 dan jumlah data 25, maka: FaX = 04 , 25 1  3. Hitung nilai Z 20,6813 25 032 , 517 xi n 1      n x i σ = 1 x - 1 2    n xi n i = 1 25 895 . 112  = 2,1688 maka nilai Z untuk data pertama X 1 = 18,4 adalah: Z =  X  i X = 1688 , 2 20,6813 - 8,4 1  -1,0518 Universitas Sumatera Utara 4. Dari nilai Z yang didapat, selanjutnya dicari FeX dengan melihat tabel distribusi normal atau menggunakan Microsoft Excel. Dalam hal ini untuk mencari nilai FeX menggunakan Microsoft Exel dengan formulasi: = NORMDIST-1,0518 = 0,1464 5. Hitung selisih nilai FaX dengan FeX dan diberi tanda mutlak, serta notasikan dengan D. FaX = 0,0400; FeX = 0,1348 D = │FaX – FeX│ = │0,0400 – 0,1464│ = 0.1064 Perhitungan dari pengujian kenormalan data untuk parameter kotoran dapat dilihat pada Tabel 5.11. Tabel 5.11. Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov Test untuk Parameter Kotoran No. Jumlah Produk Cacat X FaX Z FeX D = │FaX – FeX│ 1 18.4 0.0400 -1.0518 0.1464 0.1064 2 18.4 0.0800 -1.0472 0.1475 0.0675 3 18.5 0.1200 -1.0057 0.1573 0.0373 4 18.6 0.1600 -0.9367 0.1745 0.0145 5 18.7 0.2000 -0.9135 0.1805 0.0195 6 18.9 0.2400 -0.8213 0.2057 0.0343 7 19.1 0.2800 -0.7511 0.2263 0.0537 8 19.2 0.3200 -0.6830 0.2473 0.0727 9 19.3 0.3600 -0.6369 0.2621 0.0979 10 19.3 0.4000 -0.6221 0.2669 0.1331 11 19.5 0.4400 -0.5589 0.2881 0.1519 12 19.7 0.4800 -0.4524 0.3255 0.1545 13 20.1 0.5200 -0.2614 0.3969 0.1231 14 20.5 0.5600 -0.0836 0.4667 0.0933 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11. Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov Test untuk Parameter Kotoran Lanjutan No. Jumlah Produk Cacat X FaX Z FeX D = │FaX – FeX│ 15 20.8 0.6000 0.0633 0.5252 0.0748 16 21.1 0.6400 0.1795 0.5712 0.0688 17 21.1 0.6800 0.1931 0.5765 0.1035 18 21.2 0.7200 0.2392 0.5945 0.1255 19 21.6 0.7600 0.4236 0.6641 0.0959 20 22.0 0.8000 0.6152 0.7308 0.0692 21 22.3 0.8400 0.7463 0.7723 0.0677 22 23.8 0.8800 1.4379 0.9248 0.0448 23 24.1 0.9200 1.5763 0.9425 0.0225 24 24.1 0.9600 1.5763 0.9425 0.0175 25 26.7 1.0000 2.7751 0.9972 0.0028 ∑ X = 517,032 D max = 0.1545 Langkah pengujian hipotesanya: 1. H : Data tersebut berdistribusi Normal H 1 : Data tersebut tidak berdistribusi Normal 2. Level of Significant α = 0,05 3. Wilayah kritis, D D α, dimana Dα n : 25 = 0,624 4. Nilai D D max = 0,1545 5. Kesimpulan : H diterima, karena D 0,1545 D α 0,624. Hal ini berarti data parameter kotoran berdistribusi normal. B. Penentuan Batas Kontrol Batas Kendali Ini bertujuan untuk mengetahui apakah data telah berada di dalam batas kendali in control sebagai syarat untuk perhitungan process capability. Adapun contoh perhitungan Peta p pada subgroup 1 adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Total kecacatan ∑ np = 517,032 Total inspeksi ∑n = 13675 Total inspeksi subgrup 1 np 1 = 547 Total kecacatan subgrup 1 np 1 = 18,4 Maka proporsi kecacatan pada subgrup 1 adalah : p = 0,03364 547,8 18,4 1 1     n np p = 0,03786 13656,4 517,032     n np UCL = 1 1 3 n p p p   UCL = 8 , 547 03786 , 1 03786 , 3 03786 ,   = 0,03786 + 0,0244 = 0,06232 LCL = 1 1 3 n p p p   LCL = 8 , 547 03786 , 1 03786 , 3 03786 ,   = 0,03786 – 0,0244 = 0,01346 ≈ 0 Universitas Sumatera Utara Dari perhitungan batas kendali di atas, terlihat bahwa nilai dari LCL adalah positif yaitu 0,01346. Nilai LCL yang positif ini dibuat menjadi nol karena jika nilai proporsi dari suatu subgrup berada di bawah nilai LCL maka akan dianggap out of control diluar batas kendali, sedangkan dalam pengertian pengendalian kualitas adalah suatu proses produksi dikatakan memiliki kualitas baik apabila proporsi kecacatannya mendekati nol. Untuk menghindari masalah seperti itu, maka batas kendali LCL yang positif ini dibuat menjadi nol. Berdasarkan perhitungan nilai UCL dan LCL, terlihat bahwa proporsi kecacatan p pada subgrup 1 masih berada dalam batas kontrol. Perhitungan np dan p dapat dilihat pada Tabel 5.12 berikut: Tabel 5.12. Perhitungan Batas Kontrol Peta p Subgroup Total Inspeksi n Total Kecacatan np Proporsi Kecacatan p LCL UCL Ket. 1 547.8 18.4 0.0336 0 0.0623 In Control 2 549.4 26.7 0.0486 0 0.0623 In Control 3 546.2 19.2 0.0352 0 0.0624 In Control 4 546.8 22.3 0.0408 0 0.0623 In Control 5 547.6 24.1 0.0440 0 0.0623 In Control 6 546.9 21.6 0.0395 0 0.0623 In Control 7 543.1 20.5 0.0377 0 0.0624 In Control 8 540.9 23.8 0.0440 0 0.0625 In Control 9 546.5 18.7 0.0342 0 0.0624 In Control 10 543.7 24.1 0.0443 0 0.0624 In Control 11 542.8 18.9 0.0348 0 0.0624 In Control 12 549.3 21.1 0.0384 0 0.0623 In Control 13 548.9 19.3 0.0352 0 0.0623 In Control 14 545.6 19.7 0.0361 0 0.0624 In Control 15 548.3 18.5 0.0337 0 0.0623 In Control 16 547.9 21.2 0.0387 0 0.0623 In Control 17 544.7 20.1 0.0369 0 0.0624 In Control 18 546.1 21.1 0.0386 0 0.0624 In Control 19 545.8 19.1 0.0349 0 0.0624 In Control Universitas Sumatera Utara Tabel 5.12. Perhitungan Batas Kontrol Peta p Lanjutan Subgroup Total Inspeksi n Total Kecacatan np Proporsi Kecacatan p LCL UCL Ket. 20 545.3 22.0 0.0404 0 0.0624 In Control 21 544.1 18.4 0.0338 0 0.0624 In Control 22 547.8 20.8 0.0380 0 0.0623 In Control 23 545.9 18.6 0.0342 0 0.0624 In Control 24 546.4 19.5 0.0356 0 0.0624 In Control 25 548.6 19.3 0.0352 0 0.0623 In Control Jumlah 13656.4 517,032 Dari perhitungan batas kontrol di atas, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan proporsi kecacatan pada subgrup berada dalam batas kontrol in control. sehingga perhitungan kapabilitas proses Quality Control ditunjukkan oleh nilai tengah dari peta control. Jadi kapabilitas proses terhadap parameter kotoran sebesar 100 x p = 100 x 0,03786 = 3,786 . Adapun Peta p untuk kecacatan kotoran dapat dilihat pada Gambar 5.4. Peta p Jenis Cacat Kotoran 0.0000 0.0100 0.0200 0.0300 0.0400 0.0500 0.0600 0.0700 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Subgroup P ropors i K e c a c a ta n Gambar 5.4. Peta p untuk Kecacatan Kotoran Universitas Sumatera Utara 5.2.2.3.2.Perhitungan Kemampuan Proses terhadap Parameter Gelembung Udara. Sebelum kita menghitung kemampuan dari suatu proses, terlebih dahulu kita memenuhi syarat kenormalan data dan kestabilan data harus in control. Maka dilakukan pengujian kenormalan terhadap hasil pengamatan dan menentukan batas kendali data. A. Uji Kenormalan data untuk Parameter Gelembung Udara Langkah-langkah pengujian kenormalan data untuk parameter gelembung udara dengan Kolmogorov-Smirnov Test adalah: 3. Data pengamatan diurutkan mulai dari nilai pengamatan terkecil sampai pengamatan terbesar dan beri penomoran. 4. Setelah data pengamatan diurutkan maka selanjutnya menghitung nilai FaX- nya dengan: FaX = data total data nomor Contoh, data nomor 1 dan jumlah data 25, maka: FaX = 04 , 25 1  3. Hitung nilai Z 19,376 25 40 , 484 xi n 1      n x i σ = 1 x - 1 2    n xi n i = 1 25 086 , 111  = 2,1514 maka nilai Z untuk data pertama X 1 = 15,3 adalah: Universitas Sumatera Utara Z =  X  i X = 1514 , 2 19,376 - 85,3 1  -1,8946 4. Dari nilai Z yang didapat, selanjutnya dicari FeX dengan melihat tabel distribusi normal atau menggunakan Microsoft Excel. Dalam hal ini untuk mencari nilai FeX menggunakan Microsoft Exel dengan formulasi: = NORMDIST-1,8946 = 0,0291 5. Hitung selisih nilai FaX dengan FeX dan diberi tanda mutlak, serta notasikan dengan D. FaX = 0,0400; FeX = 0,0291 D = │FaX – FeX│ = │0,0400 – 0,0291│ = 0.0109 Perhitungan dari pengujian kenormalan data untuk parameter gelembung udara dapat dilihat pada Tabel 5.13 Tabel 5.13. Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov Test untuk Parameter Gelembung Udara No. Jumlah Produk Cacat X FaX Z FeX D = │FaX – FeX│ 1 15.3 0.0400 -1.8946 0.0291 0.0109 2 15.3 0.0800 -1.8946 0.0291 0.0509 3 16.8 0.1200 -1.1974 0.1156 0.0044 4 17.5 0.1600 -0.8720 0.1916 0.0316 5 17.7 0.2000 -0.7790 0.2180 0.0180 6 18.3 0.2400 -0.5001 0.3085 0.0685 7 18.4 0.2800 -0.4537 0.3250 0.0450 8 18.4 0.3200 -0.4537 0.3250 0.0050 9 18.5 0.3600 -0.4072 0.3419 0.0181 10 18.7 0.4000 -0.3142 0.3767 0.0233 11 18.9 0.4400 -0.2213 0.4124 0.0276 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13. Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov Test untuk Parameter Gelembung Udara Lanjutan No. Jumlah Produk Cacat X FaX Z FeX D = │FaX – FeX│ 12 19.2 0.4800 -0.0818 0.4674 0.0126 13 19.2 0.5200 -0.0818 0.4674 0.0526 14 19.5 0.5600 0.0576 0.5230 0.0370 15 19.5 0.6000 0.1506 0.5599 0.0401 16 18.9 0.6400 0.1971 0.5781 0.0619 17 21.4 0.6800 0.2900 0.6141 0.0659 18 20.0 0.7200 0.3365 0.6318 0.0882 19 20.1 0.7600 0.3365 0.6318 0.1282 20 20.1 0.8000 0.3830 0.6491 0.1509 21 20.2 0.8400 0.9408 0.8266 0.0134 22 21.4 0.8800 0.9408 0.8266 0.0534 23 21.4 0.9200 1.3591 0.9129 0.0071 24 22.3 0.9600 1.7310 0.9583 0.0017 25 23.1 1.0000 2.4282 0.9924 0.0076 ∑ X = 484,40 D max = 0.1509 Langkah pengujian hipotesanya: 1. H : Data tersebut berdistribusi Normal H 1 : Data tersebut tidak berdistribusi Normal 2. Level of Significant α = 0,05 3. Wilayah kritis, D D α, dimana Dα n : 25 = 0,624 4. Nilai D D max = 0,1509 5. Kesimpulan : H diterima, karena D 0,1509 D α 0,624. Hal ini berarti data parameter kotoran berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara B. Penentuan Batas Kontrol Batas Kendali Ini bertujuan untuk mengetahui apakah data telah berada di dalam batas kendali in control sebagai syarat untuk perhitungan process capability. Adapun contoh perhitungan Peta p pada subgroup 1 adalah sebagai berikut: Total kecacatan ∑ np = 484,40 Total inspeksi ∑n = 13656,40 Total inspeksi subgrup 1 np 1 = 547,8 Total kecacatan subgrup 1 np 1 = 20,2 Maka proporsi kecacatan pada subgrup 1 adalah : p = 0,0369 547,8 20,2 1 1     n np p = 0,03547 13656,4 484,40     n np UCL = 1 1 3 n p p p   UCL = 8 , 547 03547 , 1 03547 , 3 03547 ,   = 03547 , + 0,02370 = 0,0592 LCL = 1 1 3 n p p p   LCL = 8 , 547 03547 , 1 03547 , 3 03547 ,   = 0,03786 – 0,02370 = 0,0118 ≈ 0 Universitas Sumatera Utara Dari perhitungan batas kendali di atas, terlihat bahwa nilai dari LCL adalah positif yaitu 0,0118. Nilai LCL yang positif ini dibuat menjadi nol karena jika nilai proporsi dari suatu subgrup berada di bawah nilai LCL maka akan dianggap out of control diluar batas kendali, sedangkan dalam pengertian pengendalian kualitas adalah suatu proses produksi dikatakan memiliki kualitas baik apabila proporsi kecacatannya mendekati nol. Untuk menghindari masalah seperti itu, maka batas kendali LCL yang positif ini dibuat menjadi nol. Berdasarkan perhitungan nilai UCL dan LCL, terlihat bahwa proporsi kecacatan p pada subgrup 1 masih berada dalam batas kontrol. Perhitungan np dan p dapat dilihat pada Tabel 5.14 berikut: Tabel 5.14. Perhitungan Batas Kontrol Peta p Subgroup Total Inspeksi n Total Kecacatan np Proporsi Kecacatan p LCL UCL Ket. 1 547.8 20.2 0.0369 0 0.0592 In Control 2 549.4 24.6 0.0448 0 0.0591 In Control 3 546.2 18.3 0.0335 0 0.0592 In Control 4 546.8 17.7 0.0324 0 0.0592 In Control 5 547.6 21.4 0.0391 0 0.0592 In Control 6 546.9 19.8 0.0362 0 0.0592 In Control 7 543.1 18.5 0.0341 0 0.0593 In Control 8 540.9 19.2 0.0355 0 0.0593 In Control 9 546.5 20.1 0.0368 0 0.0592 In Control 10 543.7 15.3 0.0281 0 0.0593 In Control 11 542.8 23.1 0.0426 0 0.0593 In Control 12 549.3 19.2 0.0350 0 0.0591 In Control 13 548.9 18.4 0.0335 0 0.0592 In Control 14 545.6 18.4 0.0337 0 0.0592 In Control 15 548.3 19.5 0.0356 0 0.0592 In Control 16 547.9 18.9 0.0345 0 0.0592 In Control 17 544.7 21.4 0.0393 0 0.0592 In Control 18 546.1 20 0.0366 0 0.0592 In Control 19 545.8 19.7 0.0361 0 0.0592 In Control Universitas Sumatera Utara Tabel 5.14. Perhitungan Batas Kontrol Peta p Lanjutan Subgroup Total Inspeksi n Total Kecacatan np Proporsi Kecacatan p LCL UCL Ket. 20 545.3 22.3 0.0409 0 0.0592 In Control 21 544.1 15.3 0.0281 0 0.0593 In Control 22 547.8 16.8 0.0307 0 0.0592 In Control 23 545.9 17.5 0.0321 0 0.0592 In Control 24 546.4 18.7 0.0342 0 0.0592 In Control 25 548.6 20.1 0.0366 0 0.0592 In Control Jumlah 13656.4 484,40 Dari perhitungan batas kontrol di atas, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan proporsi kecacatan pada subgrup berada dalam batas kontrol in control. sehingga perhitungan kapabilitas proses Quality Control ditunjukkan oleh nilai tengah dari peta control. Jadi kapabilitas proses terhadap parameter kotoran sebesar 100 x p = 100 x 0,03547 = 3,547 . Adapun Peta p untuk kecacatan kotoran dapat dilihat pada Gambar 5.5. Peta p Jenis Cacat Gelembung Udara 0.0000 0.0100 0.0200 0.0300 0.0400 0.0500 0.0600 0.0700 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Subgroup P ropors i K e c a c a ta n Gambar 5.5. Peta p untuk Kecacatan Gelembung Udara Universitas Sumatera Utara

5.2.2.3.3. Perhitungan Kemampuan Proses terhadap Parameter Gumpalan Karet.

Sebelum kita menghitung kemampuan dari suatu proses, terlebih dahulu kita memenuhi syarat kenormalan data dan kestabilan data harus in control. Maka dilakukan pengujian kenormalan terhadap hasil pengamatan dan menentukan batas kendali data. A. Uji Kenormalan data untuk Parameter Gumpalan Karet Langkah-langkah pengujian kenormalan data untuk parameter gumpalan karet dengan Kolmogorov-Smirnov Test adalah: 5. Data pengamatan diurutkan mulai dari nilai pengamatan terkecil sampai pengamatan terbesar dan beri penomoran. 6. Setelah data pengamatan diurutkan maka selanjutnya menghitung nilai FaX- nya dengan: FaX = data total data nomor Contoh, data nomor 1 dan jumlah data 25, maka: FaX = 04 , 25 1  3. Hitung nilai Z 18,3320 25 3 , 458 xi n 1      n x i σ = 1 x - 1 2    n xi n i = 1 25 9544 , 33  = 1,1894 maka nilai Z untuk data pertama X 1 = 15,3 adalah: Universitas Sumatera Utara Z =  X  i X = 1894 , 1 18,332 - 5,3 1  -2,5491 4. Dari nilai Z yang didapat, selanjutnya dicari FeX dengan melihat tabel distribusi normal atau menggunakan Microsoft Excel. Dalam hal ini untuk mencari nilai FeX menggunakan Microsoft Exel dengan formulasi: = NORMDIST-2,5491 = 0,0054 5. Hitung selisih nilai FaX dengan FeX dan diberi tanda mutlak, serta notasikan dengan D. FaX = 0,0400; FeX = 0,0054 D = │FaX – FeX│ = │0,0400 – 0,0054│ = 0.0346 Perhitungan dari pengujian kenormalan data untuk parameter gumpalan karet dapat dilihat pada Tabel 5.15 berikut: Tabel 5.15. Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov Test untuk Parameter Gumpalan Karet No. Jumlah Produk Cacat X FaX Z FeX D = │FaX – FeX│ 1 15.3 0.0400 -2.5491 0.0054 0.0346 2 16.7 0.0800 -1.3721 0.0850 0.0050 3 16.9 0.1200 -1.2039 0.1143 0.0057 4 17.0 0.1600 -1.1199 0.1314 0.0286 5 17.2 0.2000 -0.9517 0.1706 0.0294 6 17.3 0.2400 -0.8676 0.1928 0.0472 7 17.5 0.2800 -0.6995 0.2421 0.0379 8 17.6 0.3200 -0.6154 0.2691 0.0509 9 17.7 0.3600 -0.5313 0.2976 0.0624 10 18.0 0.4000 -0.2791 0.3901 0.0099 11 18.1 0.4400 -0.1950 0.4227 0.0173 12 18.3 0.4800 -0.0269 0.4893 0.0093 Tabel 5.15. Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov Test untuk Parameter Gumpalan Karet Lanjutan Universitas Sumatera Utara No. Jumlah Produk Cacat X FaX Z FeX D = │FaX – FeX│ 13 18.5 0.5200 0.1412 0.5562 0.0362 14 18.7 0.5600 0.3094 0.6215 0.0615 15 18.9 0.6000 0.4775 0.6835 0.0835 16 18.9 0.6400 0.4775 0.6835 0.0435 17 19.1 0.6800 0.6457 0.7408 0.0608 18 19.3 0.7200 0.8138 0.7921 0.0721 19 19.3 0.7600 0.8138 0.7921 0.0321 20 19.5 0.8000 0.9820 0.8369 0.0369 21 19.5 0.8400 0.9820 0.8369 0.0031 22 19.6 0.8800 1.0660 0.8568 0.0232 23 19.7 0.9200 1.1501 0.8750 0.0450 24 19.7 0.9600 1.1501 0.8750 0.0850 25 20.0 1.0000 1.4023 0.9196 0.0804 ∑ X = 458,30 D max = 0.0850 Langkah pengujian hipotesanya: 1. H : Data tersebut berdistribusi Normal H 1 : Data tersebut tidak berdistribusi Normal 2. Level of Significant α = 0,05 3. Wilayah kritis, D D α, dimana Dα n : 25 = 0,624 4. Nilai D D max = 0,0850 5. Kesimpulan : H diterima, karena D 0,0850 D α 0,624. Hal ini berarti data parameter kotoran berdistribusi normal. B. Penentuan Batas Kontrol Batas Kendali Ini bertujuan untuk mengetahui apakah data telah berada di dalam batas kendali in control sebagai syarat untuk perhitungan process capability. Adapun contoh perhitungan Peta p pada subgroup 1 adalah sebagai berikut: Total kecacatan ∑ np = 458,30 Universitas Sumatera Utara Total inspeksi ∑n = 13656,40 Total inspeksi subgrup 1 np 1 = 547,8 Total kecacatan subgrup 1 np 1 = 19,5 Maka proporsi kecacatan pada subgrup 1 adalah : p = 0,0356 547,8 19,5 1 1     n np p = 0,03356 13656,4 458,30     n np UCL = 1 1 3 n p p p   UCL = 8 , 547 03356 , 1 03356 , 3 03356 ,   = 03356 , + 0,02308 = 0,0566 LCL = 1 1 3 n p p p   LCL = 8 , 547 03356 , 1 03356 , 3 03356 ,   = 03356 , - 0,02308 = 0,0105 ≈ 0 Dari perhitungan batas kendali di atas, terlihat bahwa nilai dari LCL adalah positif yaitu 0,0105. Nilai LCL yang positif ini dibuat menjadi nol karena jika nilai proporsi dari suatu subgrup berada di bawah nilai LCL maka akan dianggap out of control diluar batas kendali, sedangkan dalam pengertian pengendalian kualitas adalah suatu proses produksi dikatakan memiliki kualitas Universitas Sumatera Utara baik apabila proporsi kecacatannya mendekati nol. Untuk menghindari masalah seperti itu, maka batas kendali LCL yang positif ini dibuat menjadi nol. Berdasarkan perhitungan nilai UCL dan LCL, terlihat bahwa proporsi kecacatan p pada subgrup 1 masih berada dalam batas kontrol. Perhitungan np dan p dapat dilihat pada Tabel 5.16 berikut: Tabel 5.16. Perhitungan Batas Kontrol Peta p Subgroup Total Inspeksi n Total Kecacatan np Proporsi Kecacatan p LCL UCL Ket. 1 547.8 19.5 0.0356 0 0.0566 In Control 2 549.4 15.3 0.0278 0 0.0566 In Control 3 546.2 16.7 0.0306 0 0.0567 In Control 4 546.8 18.3 0.0335 0 0.0567 In Control 5 547.6 18 0.0329 0 0.0566 In Control 6 546.9 17.2 0.0314 0 0.0567 In Control 7 543.1 16.9 0.0311 0 0.0567 In Control 8 540.9 17 0.0314 0 0.0568 In Control 9 546.5 18.7 0.0342 0 0.0567 In Control 10 543.7 19.1 0.0351 0 0.0567 In Control 11 542.8 17.3 0.0319 0 0.0567 In Control 12 549.3 17.6 0.0320 0 0.0566 In Control 13 548.9 18.5 0.0337 0 0.0566 In Control 14 545.6 18.9 0.0346 0 0.0567 In Control 15 548.3 17.5 0.0319 0 0.0566 In Control 16 547.9 18.9 0.0345 0 0.0566 In Control 17 544.7 19.6 0.0360 0 0.0567 In Control 18 546.1 19.3 0.0353 0 0.0567 In Control 19 545.8 18.1 0.0332 0 0.0567 In Control 20 545.3 19.7 0.0361 0 0.0567 In Control 21 544.1 20 0.0368 0 0.0567 In Control 22 547.8 19.7 0.0360 0 0.0566 In Control 23 545.9 19.5 0.0357 0 0.0567 In Control 24 546.4 17.7 0.0324 0 0.0567 In Control 25 548.6 19.3 0.0352 0 0.0566 In Control Jumlah 13656.4 458,30 Dari perhitungan batas kontrol di atas, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan proporsi kecacatan pada subgrup berada dalam batas kontrol in Universitas Sumatera Utara control. sehingga perhitungan kapabilitas proses Quality Control ditunjukkan oleh nilai tengah dari peta control. Jadi kapabilitas proses terhadap parameter kotoran sebesar 100 x p = 100 x 0,03356 = 3,356 . Adapun Peta p untuk kecacatan kotoran dapat dilihat pada Gambar 5.6. Peta p Jenis Cacat Gumpalan Karet 0.0000 0.0100 0.0200 0.0300 0.0400 0.0500 0.0600 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Subgroup P ro p o rsi K e cac at a n Gambar 5.6. Peta p untuk Kecacatan Gumpalan Karet

5.2.3. Analisis analyze

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Statistiqal Quality Control (SQC) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Dalam Perbaikan Kualitas Produk di PT. Tirta Sibayakindo

40 207 145

Usulan Perbaikan Kualitas Produk Genteng dengan Metode Six Sigma (DMAIC) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).

11 66 166

Penggunaan Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) Dalam Mengidentifikasi Resiko Kegagalan Pada Proses Produksi di PT. Mahogany Lestari

28 123 220

Pengaruh Kenaikan Temperatur dan Lamanya Waktu Pengasapan Terhadap Mutu Produk Ribbed Smoke Sheet (RSS) Menggunakan Anava Pada Pabrik Karet PTPN III Gunung Para

16 86 132

Penerapan Metode Taguchi Analysis dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam Perbaikan Kualitas Crumb Rubber Sir 20 di PT Asahan Crumb Rubber

3 74 112

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN MENGGUNAKAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) SEBAGAI ALAT PENGENDALI KUALITAS PADA PRODUKSI KARPET OTOMOTIF.

0 5 7

ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS PRODUKSI RIBBED SMOKE SHEET (RSS) UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK MENGGUNAKAN METODE MACHINE QUALITY AND PEOPLE (MQP) DI PTPN IX KEBUN MERBUH.

0 3 14

Usulan Perbaikan Mutu Produk Sarung Tangan dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. Medisafe Technologies

8 46 131

FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI

2 6 15

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK SNACK MIE HANCUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA (FAILURE MODES AND EFFECT ANALYSIS) DI PT SIANTAR TOP,TBK

0 0 15