Proses produksi adalah kegiatan yang mengubah masukan berupa bahan baku input menjadi keluaran output yang berupa produkhasil. Mesin,
teknologi, dan peralatan serta berbagai cara kerja direncanakan dan digunakan untuk proses produksi.
Proses produksi pengolahan lateks cair menjadi lembaran karet asap Ribbed Smoke Sheet, dimulai dari proses penerimaan lateks cair, pengecekan
dan pengenceran, pencampuran asam semut, pencetakan, penggilingan, pengasapan dan pengeringan, sortasi, penimbangan, pengepresan, hingga proses
packing dan penyimpanan produk ke gudang.
2.5.1. Standar Mutu Produk
Standar mutu produk yang dihasilkan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Ribbed Smoke Sheet
RSS Batang Serangan disesuaikan dengan spesifikasi standar mutu internasional. Hal ini dilakukan agar produk yang dihasilkan pihak
pabrik dapat diterima di pasar nasional maupun internasional. Jadi untuk meningkatkan daya saing, lembaran karet asap ribbed smoke sheet yang
dihasilkan harus memenuhi spesifikasi mutu. Standar mutu pengolahan RSS Pabrik Karet PTP. Nusantara II Persero Kebun Batang Serangan saat ini
berpedoman kepada Green Book dan SNI.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4. Klasifikasi Standard Mutu Klasifikasi
Kualitas
Mutu I -
Tidak terdapat kotoran -
Tidak terdapat gelembung udara -
Tidak terdapat gumpalan -
Lembaran sheet tidak lengket -
Warna Homogen Mutu II
- Terdapat Kotoran
- Warna tidak homogen
- Adanya gelembung udara
Cutting -
Adanya gumpalan karet -
Lembaran sheet lengket
Sumber : PTP.Nusantara II Persero Kebun Batang Serangan
2.5.2. Bahan yang Digunakan
Ada 3 jenis bahan yang digunakan dalam proses produksi PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Ribbed Smoke Sheet RSS Batang Serangan yaitu bahan
baku, bahan penolong dan bahan tambahan.
2.5.2.1. Bahan Baku
Mutu hasil olahan dipengaruhi oleh mutu bahan baku sedangkan mutu bahan baku dipengaruhi oleh sistem panen.
Bahan baku lateks cair yang baru dipanen sebaiknya langsung diolah agar Dry Rubber Content DRC tidak
berkurang dan agar tidak mengalami perubahan fisik maupun kimiawi, dikarenakan dalam proses produksi DRC ini berpengaruh sangat besar
dibandingkan bahan-bahan lainya. Jadi bahan baku pembuatan karet pada pabrik Kebun Batang Serangan adalah lateks cair kebun. Lateks cair yang didapat dari
kebun PTPN II Persero Kebun Batang Serangan.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan juga sangat dibutuhkan dalam membantu proses produksi untuk memberikan kualitas produk yang baik. Bahan tambahan yang
dibutuhkan adalah: 1. Air yang digunakan untuk mengencerkan lateks sampai mencapai
DRC 14-15 2. Larutan asam semut sebanyak 8,20 Kg Ton KK dengan konsentrasi 5
digunakan sebagai penggumpal 3. Amoniak gas sebanyak 1,2 KgTon KK digunakan sebagai pengawet.
4. Premium sebanyak 750 literTon KK di gunakan untuk perekat lembaran agar mudah dibuat menjadi baal
5. Talk powder sebanyak 3 KgTon KK sebagai anti jamur 6. Cat hitam sebanyak 0,009 KgTon KK sebagai pelabelan.
2.5.2.3. Bahan Penolong
Bahan penolong dalam proses produksi dan bercampur dengan bahan baku yang membentuk produk akhir dan diharapkan dapat meningkatkan mutu
produk. Bahan penolong yang digunakan adalah : 1. Kayu bakar yang dimasukkan ke tungku pengasapan diperlukan sebanyak 3,00
M
3
Ton KK.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3. Uraian Proses
Uraian proses produksi pada PTPN. II Persero Kebun Batang Serangan ini terdiri dari beberapa tahapan. Adapun tahapan proses produksinya adalah :
1. Penerimaan Lateks Cair
Dari Afdeling lateks cair diangkut dengan truk menggunakan tangki- tangki, di timbang di jembatan timbang yang ada di kebun, kemudian dilakukan
pembongkaran lateks dari tangki truk dalam bak penampungan lateks cair. Selanjutnya dilakukan penyaringan lateks dari kebun dan pengenceran lateks
dengan air sampai mencapai kadar KK Karet Kering yang dikehendaki.
2. Pengenceran
Lateks yang datang dari kebun belum mencapai standard lateks sampai mencapai Dry Rubber Content DRC 14-15 , maka untuk mencapai standard
Dry Rubber Content DRC, lateks cair ditambahkan air sampai mendapatkan Dry
Rubber Content DRC sesuai dengan standard yang telah ditentukan oleh pihak
pabrik.
3. Pencetakan
Lateks yang sudah memenuhi standard Dry Rubber Content DRC selanjutnya ditambahkan dengan larutan asam semut 5 agar mudah untuk
membeku kemudian lateks siap untuk dicetak dengan memotong–motong di dalam bak pencetakan dengan bantuan plat alumunium dan selanjutnya didiamkan
selama 3-5 jam. Dan setelah membeku maka siap untuk digiling.
Universitas Sumatera Utara
4. Penggilingan
Sheet
Hasil pembekuan yang sudah dicetak seterusnya diangkat dan siap digiling dengan mesin penggiling yang biasa disebut mesin sheeter. Silinder gilingan
terakhir memiliki permukaan yang berkembang sebagai alat pencetak lembar yang dihasilkan ribbed sheet. Tebal sheet yang keluar dari mesin giling ini antara 3
mm sampai 3,5 mm. Mesin giling ini selain untuk mencetak lembar sheet juga untuk mengeluarkan air dari dalam koagulum, maka limbah yang terbentuk di
dalam proses ini adalah air yang mengandung asam semut, selanjutnya sheet dibilas di bak pembilasan kemudian sheet tersebut digantung dan diangin-
anginkan di bambu dan disusun di lori.
5. Pengasapan dan Pengeringan Sheet
Sheet yang sudah digiling kemudian ditiriskan pada batang bambu di lori
dan seterusnya dilakukan pengasapan dalam ruang pengasapan. Proses pengasapan ini dilakukan selama 120 jam dengan suhu di dalam rumah asap
bervariasi seperti di bawah ini : Hari I
= 40 C - 45
C Hari II
= 45 C - 50
C Hari III
= 50 C - 55
C Hari IV
= 55 C - 60
C Hari V
= 60 C - 65
C Sumber asap dan panas dihasilkan dari pembakaran batang pohon karet
yang diambil dari kebun yang berada tepat dibawah kamar asap. Kayu yang diambil adalah batang pohon yang telah tumbang.
Universitas Sumatera Utara
6. Sortasi
Setiap sheet harus melalui kegiatan final quality control FQC dimana pengujian ini dicatat dan diakumulasikan berdasarkan asal kecacatannya secara
visual menurut tipe–tipe kecacatan terletak pada standar kualitas produk. Dengan memilah-milah sheet yang tidak mempunyai kotoran dan udara yang terperangkap
dalam lembaran sheet menjadi Ribbed Sheet Smoke I RSS I dan bagi lembaran yang mempunyai kotoran dan udara yang terperangkap akan dimasukkan dalam
Ribbed Sheet Smoke III RSS III dan Cutting. Kemudian lembaran sheet yang
telah disortir disusun di meja trough.
7. Penimbangan
Sheet yang telah disortasi dari meja trough kemudian ditimbang seberat
106 Kg. 106 Kg ini adalah berat untuk 1 baal Ribbed Smoke Sheet RSS
8. Pengepresan dan Pengepakan
Kemudian Ribbed Smoke Sheet RSS tersebut masuk pada proses selanjutnya yaitu proses pengepresan serta pengepakan. Ribbed Smoke Sheet
RSS yang sudah ditimbang dengan berat 106 Kg kemudian dipres dengan mesin press baal dan di biarkan selama 12 jam. Setelah itu dilapis dengan lembaran karet
yang telah dilumasi premium agar melekat hingga beratnya mencapai 113 Kg, kemudian dilumuri talk powder agar sewaktu penyimpanan baal tidak berjamur
dan dilakukan pelabelan sesuai dengan waktu produksi. Setelah itu Ribbed Smoke Sheet
disimpan di dalam gudang produk jadi.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Mesin, Peralatan dan Utilitas
Dalam proses produksinya Pabrik Karet PTP. Nusantara II Persero Kebun Batang Serangan, menggunakan mesin-mesin dan juga peralatan-peralatan
produksi yang sangat berperan dalam menghasilkan produk yang berkualitas.
2.6.1. Mesin dan Peralatan
Beberapa Mesin dan Peralatan yang digunakan dalam proses produksi lateks cair antara lain dapat dilihat pada Tabel 2.4 dan Tabel 2.5 berikut :
Tabel 2.5. Spesifikasi dan Kapasitas Mesin Pabrik Karet PTP.N II Persero Kebun Batang Serangan
No Foto
Nama Jumlah
Unit Kapasitas
1. Sheetter 3
375 Lbrjam
2. Press Baal
2 18 Baljam
Universitas Sumatera Utara