Al Kamal Sibolangit Centre, Rehabilitation for Drug Addicted Lokasi

Arsitektur Perilaku Catherine 070406036 36 g. Bimbingan praktek kerja magang, bimbingan kewirausahaan dan Pemberian Paket kerja magang

II. Terpadu

Untuk rehabilitasi terpadu menggunakan sistem Therapeutic Commnunity TC yang merupakan perpaduan pelayanan secara medis. pskiologis, dan sosial. Kegiatan harian dilaksanakan mulai pukul 05.00 sd 22.00 WIB. Pelayanan Rehabilitasi Terpadu meliputi:

1. Pembinaan fisik

Pembinaan fisik yang dilakukan terhadap residen terpadu PSPP INSYAF Lau Bakeri meliputi senam, olah raga, pemeriksaan urinedarah, pengobatan ringan, pengobatan puskesmas rumah sakit.

2. Bimbingan sosial

Bimbingan Sosial perorangan dan bimbingan sosial kelompok melalui : morning meeting, morning briefing, confrontation group, seminar, static group, encounter group, religius class, discussion, P.A.G.E Peer Actibility Group Evaluation Personal Group, Accountibility Group Evaluation, resident meeting request meetingcase load, sharing circle, dynamic group, weekend wrap up, evening wrap up, outing, and saturday night activity SNA

2.7.2 Al Kamal Sibolangit Centre, Rehabilitation for Drug Addicted Lokasi

: Jl. Medan – Brastagi Km. 45, Desa Suka Makmur, Kec Sibolangit Luas lahan : 3,5 ha Daya Tampung : 50 orang Tenaga Pengelola : Ahli agama, Ahli pengobatan tradisional, Dokter dan perawat, Keamanan, Kakak senior pasien yang sudah sembuh dan siap mengabdi Fasilitas : 1. Gedung Penyuluhan Publik, terdiri dari: • ruang penerima • kamar tidur publik dan KMWC 24 kamar = 84 orang Gambar 2.10 Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh pengguna Arsitektur Perilaku Catherine 070406036 37 • ruang kumpul • ruang penyuluhan seminar kapasitas 84 orang • ruang makan dapat juga digunakan untuk mengundang penduduk sekitar untuk berkunjung dan makan – makan ketika hari besar • ruang tenis meja • dapur • halaman kolam, ayunan, dll Gambar 2.11. Tampak depan gedung penyuluhan publik Gambar 2.12 Sirkulasi di depan kamar publik dan menuju ke ruang seminar Gambar 2.13 Ruang seminar Gambar 2.14 Kamar tidur publik Warna cat dinding setiap kamar dibuat berbeda-beda sehingga tercipta suasana yang berbeda-beda. Gambar 2.15 Ruang kumpul Gambar 2.16 Halaman dan area bermain Dari ruang kumpul dapat melihat view ke halaman dan area bermain Arsitektur Perilaku Catherine 070406036 38 2. Gedung Utama, terdiri dari: • Ruang security • Ruang konsultasi pasien dan orang tua pasien • Kantor supervisor • Aula bersama ruang nonton dan ruang musik • Gazebo kunjungan orang tua, mereka berkumpul dengan pasien di gazebo ini dari jam 10 pagi sampai jam 3 siang. Kunjungan dilakukan setelah 6 bulan pertama, setelah itu 3 bulan, dan 1 bulan untuk berikutnya sampai pasien keluar dari panti ini • Lahan untuk berkebun Gambar 2.17 Bangunan di area belakang Bangunan di area belakang meliputi : ruang tenis meja, ruang makan sambil nonton, dan kantin dapur Gambar 2.18 Ruang tenis meja Gambar 2.19 Ruang makan Pada halaman terdapat kolam Pada ruang makan dapat sambil nonton tv Pada dinding dipajang artikel “say no to drugs” merupakan pencegahan primer Gambar 2. 20 Area berkebun untuk pasien Gambar 2.21 Suasana dari gedung penyuluhan publik ke gedung utama Gambar 2.22 Tampak gedung utama Arsitektur Perilaku Catherine 070406036 39 3. Gedung Residensial dan Perawatan Pasien, terdiri dari: • Ruangan medis dan obat-obatan standar • Asrama 10 kamar masing – masing berisi 6 tempat tidur • Ruang keterampilan ruang sablon dan ruang komputer • Ruang makan • Oukup sauna • Ruangan pijat tradisional • Ruangan ramu-ramuan tradisional • Ruang Isolasi • Lapangan olahraga basket, sepakbola, jogging • Kolam berendam Gambar 2.23 Ruang security Gambar 2.24 Kantor supervisor Gambar 2.25 Ruang konsultasi pasien dan orang tua pasien Gambar 2.26 Gazebo tempat berkumpul orang tua pasien dengan pasien Gambar 2.27 Aula ruang nonton dan ruang musik Gambar 2.28 Maket rencana panti rancangan tersebut tidak terpakai Sumber : Dokumentasi Arsitektur Perilaku Catherine 070406036 40 Gambar 2.29 Area residensial dan perawatan pasien Terlihat bahwa area ini bersifat privat sehingga dipagari, agar tidak mengganggu ketenangan pasien Gambar 2.30 Tampak depan gedung residensial dan perawatan pasien Gambar 2.31 Ruang dokter Gambar 2.32 Aula ruang nonton dan ruang musik Gambar 2.33 Ruang komputer Gambar 2. 34 Ruang perawatan pemeriksaan Gambar 2.35 Alat pemeriksaan fisik salah satunya mengontrol berat tubuh pasien Gambar 2.36 Kamar tidur pasien 1 kamar berisi 6 tempat tidur dengan 1 KMWC Sumber : Dokumentasi Arsitektur Perilaku Catherine 070406036 41 Gambar 2.37 Kolam berendam hukuman bagi pasien pada tengah malam Gambar 2.38 Lapangan basket Jalan setapaknya terbuat dari batu – batu untuk refleksi kaki. setiap pagi, pasien tanpa memakai alas kaki berkeliling 3 kali pada jalan setapaknya Gambar 2.39 Kantin ruang makan Gambar 2.40 Ruang makan Gambar 2.41 Ruang sablon Gambar 2.42 Ruang isolasi Makanan untuk pasien diletakkan di depan pintu. Pasien diisolasi selama 1 minggu. Gambar 2.43 Ruang oukup Gambar 2.44 Ruang ramuan tradisonal Sumber : Dokumentasi Arsitektur Perilaku Catherine 070406036 42 4. Mushola ruang sholat dan ruang wudhu Metode Pengobatan : 1. Pengobatan Rohani Pasien dibimbing mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sesuai dengan agama yang dianutnya. Ini merupakan pondasi spiritual yang diharapkan bisa membingkai kesadarannya secara permanen. 2. Pengobatan Tradisional Ada 3 jenis pengobatan tradisional, yaitu: Oukup, pijat, dan jamu. Oukup untuk mengeluarkan racun narkoba dari pori-pori badannya. Pijat untuk melancarkan sel-sel tubuh, melancarkan peredaran darah, dan menyehatkan tubuh. Jamu untuk mencuci perut, menghilangkan racun, menetralisir saraf, dan menstabilkan fungsi tubuh. 3. Pengobatan Medis Pasien memperoleh pengobatan dan perawatan medis. Pengobatan ini bertujuan memulihkan kesehatan fisik pasien. Secara terjadwal, pasien diperiksa dokter dan perawat. 4. Latihan Fisik Selain obat medis dan tradisional, pasien juga mendapatkan latihan fisik. Pasien mempunyai jadwal olah raga, senam, dan cross country jalan lintas alam. 5. Kebatinan Pasien mendapat olah kebatinan, seperti senam pernafasan. Kegiatan ini dimaksudkan memulihkan pola berkonsentrasi pasien yang selama ini terganggu. Pasien yang dirawat di Sibolangit Centre berasal dari berbagai daerah, khususnya Sumatera Utara, Batam, Jawa, bahkan Malaysia. Mereka juga terdiri dari berbagai latar belakang status sosial dan ekonomi. Ada dari keluarga yang mampu, kurang mampu bahkan dari keluarga yang tidak mampu jumlahnya paling dominan; anak pegawai, buruh, nelayan, Gambar 2.45 Mushola Gambar 2.46 Ruang wudhu Gambar 2.47 Ruang sholat Sumber : Dokumentasi Arsitektur Perilaku Catherine 070406036 43 petani dan pembantu rumah tangga. Data terakhir jumlah pasien di Sibolangit Centre, 10 dari keluarga mampu, 30 kurang mampu dan 60 keluarga yang tidak mampu. Agar pasien merasa betah, Sibolangit Centre didesain mirip tempat wisata dan rumah besar, tempat keluarga tinggal. Ada penginapan, rumah ibadah, gajebo tempat beristirahat yang berdiri di atas kolam dengan dinding terbuka, kolam tempat memancing, kantin khusus, lapangan olah raga, lahan perkebunan, peternakan, dan sedang disiapkan bengkel keterampilan. Tentu saja, fasilitas yang disediakan agar terasa tenang berobat tidaklah lengkap, tanpa didukung oleh suasana alamnya. Sibolangit Centre didirikan di Sibolangit. Hal ini karena Sibolangit memberikan udara sejuk. Menyadari bahwa mereka bukan hanya sakit fisik, tetapi juga jiwanya. Mengobati fisik saja, tanpa memulihkan jiwanya, tidak akan membuahkan hasil. Jadi, tidak tepat jika mereka harus dipenjarakan. Mereka bukanlah penjahat, tetapi korban yang perlu dibantu agar terlepas dari ketergantungannya dari narkoba.

2.7.3 Pusat Terapi dan Rehabilitasi LIDO Campus UNITRA