Upaya Penanggulangan Masalah NAPZA

Arsitektur Perilaku Catherine 070406036 23 2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga 3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal 4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan 5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri Dampak Sosial: 1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan 2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga 3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

2.5 Upaya Penanggulangan Masalah NAPZA

Upaya penanggulangan masalah NAPZA dapat dilakukan melalui beberapa upaya pencegahan, sebagai berikut ini : 1. Pencegahan Primer Primary Prevention Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali kelompok yang mempunyai resiko tinggi untuk meyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan itervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA. Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik. 19 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain: a. Penyuluhan tentang bahaya NAPZA b. Penerangan melalui berbagai media mengenai bahaya NAPZA c. Pendidikan tentang pengetahuan NAPZA dan bahayanya 2. Pencegahan Sekunder Pencegahan ini dilakukan pada penyalahguna pada tahap coba-coba serta komponen masyarakat yang berpotensi menyalahgunakan NAPZA. Kegiatan yang dilakukan pada pencegahan ini antara lain: a. Deteksi dini anak yang menyalahgunakan NAPZA b. Konseling c. Bimbingan sosial melalui kunjungan rumah d. Penerangan dan pendidikan pengembangan individu 19 Alatas, dkk., 2001, Penanggulangan Korban Narkoba : Meningkatkan Peran Keluarga dan Lingkungan, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. Arsitektur Perilaku Catherine 070406036 24 3. Pencegahan Tersier Pencegahan ini dilakukan orang yang sedang menyalahgunakan NAPZA dan yang pernah menyalahgunakan NAPZA agar tidak kembali menyalahgunakan NAPZA. Kegiatan yang dilakukan antara lain: a. Konseling dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga serta kelompok lingkungannya. b. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bekas pengguna. 20 Penanganan kasus yang dilakukan oleh RSKO , RSJ, RSU pada umumnya hanya pada masalah medik akut, kronis, dan medik dengan komplikasi. Biasanya pasien yang ditangani di institusi ini akan menjalani detoksifikasi untuk menghilangkan pengaruh NAPZA dan menghambat pemakaian lebih lanjut yang pelaksanaannya dilakukan oleh dokter. Selanjutnya, penanganan perbaikan perilaku dilakukan oleh bagian rehabilitasi panti rehabilitasi yang pada umumnya di luar institusi rumah sakit. Penanganan penyalahguna di institusi tersebut dilakukan melalui berbagai pendekatan non medis seperti sosial, agama, spiritual, therapeutic community, dan pendekatan alternatif lainnya. 21

2.6 Rehabilitasi NAPZA