Arsitektur Perilaku
Catherine 070406036
49 Gambar 3.1 Peta Sumatera Utara , Kota Medan ,dan Kecamatan
BAB III TINJAUAN KHUSUS
3.1 Deskripsi Proyek
Judul Proyek : Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Sifat Proyek
: Fiktif Luas Lahan
: ± 1 – 3 ha Luas Bangunan : ± 6.000 m
2
Lokasi proyek berada di Kecamatan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia gambar 3.1 . Letak geografis kota Medan sebagai berikut:
• Nama kota : Medan
• Luas : 26.510 Hektar 265,10 km² atau 3,6 dari wilayah Sumatera Utara
• Letak : 2º.27 - 2º.47 Lintang Utara dan 98º.35 - 98º.44 Bujur Timur
• Ketinggian : 2,5 – 37,5 di atas permukaan laut
• Batas – batas Site : Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, Sebelah timur,
Selatan, dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. •
Iklim : tropis , suhu minimum 23°C – 24,1°C , suhu maksimum 30,6°C – 33,1 °C •
Kelembaban udara rata – rata : 78 – 82 •
Kecepatan angin rata – rata : 0,42 msec •
Laju penguapan tiap bulannya : 100.6 mm
Arsitektur Perilaku
Catherine 070406036
50
3.2 Terminologi Judul
Pengertian dari Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA :
•
Panti berarti rumah; tempat kediaman asuhan, tempat mengasuh.
22 •
Rehabilitasi berarti pengembalian atau pemulihan fungsi kembali setelah mengalami
gangguan tertentu.
23 •
Ketergantungan berarti adanya suatu sifat tidak dapat melepaskan diri dari sesuatu hal
yang melekat padanya.
24
•
NAPZA berarti :
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
Pengertian dari masing-masing kata tersebut adalah:
Narkotika
Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1976 tentang narkotika, yang dimaksud dengan narkotika adalah bahan yang diperoleh dari opium menah getah
yang membeku sendiri dari buah tanaman Papaver Somniverium L; termasuk biji, buah, dan jeraminya yang telah mengalami proses pengolahan tertentu.
Menurut UU narkotika No. 22 tahun 1997 pasal 2, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman baik sintesis maupun semi-sintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan-golongan Narkotika terbagi atas 3 golongan yaitu: 1.
Narkotika Golongan I : narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
ilmu pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk menyebabkan ketegantungan. Contoh: heroin, kokain,
ganja, dll. 2.
Narkotika Golongan II : narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi danatau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : morfin, petidin turunangaram narkotika dalam golongan tersebut.
22
W.J.S. Poerwodarminta, 1985, Kamus Bahasa Indonesia, hal 125.
23
W.J.S. Poerwodarminta, 1985, Kamus Bahasa Indonesia, hal 174.
24
W.J.S. Poerwodarminta, 1985, Kamus Bahasa Indonesia, hal 97.
Arsitektur Perilaku
Catherine 070406036
51
3. Narkotika Golongan III : narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi danatau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : kodein,
garam-garam narkotika dalam golongan tersebut.
Psikotropika, zat-zat yang berpengaruh terhadap fungsi psikis seseorang, seperti
menimbulkan halusinasi, menenangkan depresan dan merangsang stimulasi. Psikotropika terbagi atas 4 golongan yaitu:
1. Psikotropika Golongan I : psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk
kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak dapat digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: MDMA, ekstasi, LSD, STP. 2.
Psikotropika Golongan II : psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat
digunakan dalam terapi, danatau untuk tujuan ilmu pengetahuan serat mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:
amfetamin, fensiklidin, sekobarbital, metakualon, metifenidat, atau Ritalin. 3.
Psikotropika Golongan III : psikotropika yang brkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:
pentobarbital, flunitrazepam. 4.
Psikotropika Golongan IV : psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
sangat luas digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: diazepam klobazam, bromazepam, fenobarbital, barbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam seperti BK, DUM, MG.
Menurut UUD RI No. 5 tahun 1997, psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Zat Adiktif berarti zat yang bersifat ketagihan.
Arsitektur Perilaku
Catherine 070406036
52
Zat adiktif, zat yang termasuk golongan narkotika maupun psikotropika namun jika dimakandiminum atau dimasukkan ke dalam tubuh dapat menimbulkan
ketagihan atau ketergantungan fisik dan psikis.
Jadi, pengertian umum mengenai Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA,
adalah suatu wadah pengasuhan yang memiliki sarana dan prasarana pendukung fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan pemulihan, baik secara fisik
maupun mental, bagi orang-orang yang menderita ketergantungan narkotika, psikotropika, maupun zat adiktif lainnya, melalui terapi-terapi dan pelatihan-
pelatihan keterampilan agar mereka dapat kembali kepada kehidupan normal mereka di lingkungan keluarga dan masyarakat.
3.3 Kriteria Pemilihan Lokasi