protein APP, yang diproduksi neuron, dengan bantuan ezim dan sekretase. - amyloid sebenarnya dihancurkan oleh insulin degreading enzyme.
β-peptide amyloid dapat dengan sendirinya berikatan dengan RAGEs dan menyebabkan disfungsi
neuronal dan mikroglia dan stress oksidatif. Menariknya -peptide amyloid, AGEs, RAGEs telah ditemukan dalam astrosit menggunakan immunohistochemistry dalam
irisan otak manusia. Tambahan, ada bukti yang menguatkan bahwa resistensi insulin dapat mempengaruhi metabolism APP dan -amyloid yang potensial meningkatkan
beban senile plaque serebral. Pengamatan terhadap sel pulau Langerhans pada penderita diabetes tipe 2 adalah khas
dengan kehilangan sel dan penumpukan dari amyloid di sel pulau Langerhans dimana ini mengingatkan akan penumpukan -amyloid yang terlihat pada Alzheimer’s
disease. Yang membentuk amyloid pada sel pulau Langerhans dan sel saraf adalah sama dan sama-sama toksik terhadap sel pulau Langerhans dan sel saraf. Penelitian
pada 29 subjek dimana otopsi pada otak dan pancreas tersedia, amyloid ditemukan pada semua subjek dengan berbagai tingkatan. Pada penelitian lain, amyloid sel pulau
Langerhans ditemukan lebih banyak pada otopsi pasien Alzheimer’s dibanding dengan yang bukan. Berdasarkan kesamaan -amyloid pada sel pulau dan sel saraf ada yang
menduga bahwa patogenesis yang sama mungkin terjadi pada pasien diabetes tipe 2 dan Alzheimer’s disease, yang mungkin juga melibatkan kelainan pada protein
chaperone yang membantu lalulintas protein intraselular.
4. PATOFISIOLOGI GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF PADA CKD
Angka kejadian yang tinggi dari gangguan fungsi kognitif dan demensia telah banyak dilaporkan pada berbagai peneltian pada pasien dengan ESDR, tapi tidak
Universitas Sumatera Utara
semuanya. Faktor-faktor yang bisa berkontribusi terhadap gangguan fungsi kognitif pada ESDR tersebut antara lain tingginya prevalensi faktor resiko kardiovaskular yang
menyebabkan kerusakan subklinis, uremia dan hubungannya dengan kelainan metabolik yang mengikutinya. Hailpern SM, 2007.
Faktor lain yang mungkin berperan dalam terjadinya gangguan fungsi kognitif pada CKD adalah anemia, dimana hal ini biasanya terjadi pada CKD stadium lanjut
Kurella,2005 ; Katri M, 2009. Perubahan neuropatologis pada otak yang terjadi secara paralel pada ginjal telah ditempatkan sebagai mekanisnya yang menjelaskan
hubungan antara CKD dan gangguan fungsi kognitif. Hal ini termasuk atheroskeloris, penyakit mikrovaskular, stroke, silent stroke, oksidative stress dan white matter
lesions Elias FM, 2009
Universitas Sumatera Utara
5. Kerangka Konsepsional
DM
- episode hiperglikemia
- episode hipoglikemei
Aterosklerosis; Penebalan GBM; Perubahan epitel Glomorulus
Roberts RO,dkk;2008 -
hiperinsulimenia -
produk² glikosilasi
Lucnsinger dkk; 2007 -
vascular change -
oxidative stress
Paila dkk; 2007
Gangguan Fungsi Kognitif
Harrison:2005; Knobler dkk. 2004
Dasch S.C:1989; Giunti dkk. 2006
CKD GFR
↓
Uremia; Anemia Inflamasi
Kurella dkk; 2005 Heilpern dkk; 2007
Universitas Sumatera Utara
GANGUAN FUNGSI KOGNITIF
‐ Hiperkortisulemia
‐ Peningkatan
marker inflamasi Resistensi Insulin
Amyloid
‐ Pembentukan
senile plaque
6. Kerangka Teori
PENURUNAN GFR CKD
KOMPLIKASI RENAL
DIABETES MELITUS
Hiperglekimia: ‐
Aktivasi jalur polyol ‐
Overaktivasi reseptur NMDA
‐ Nekrosis neural
Hipoglikomia: ‐
Pembentukan ages ‐
Aktivasi diacylglicerol
‐ Shinting glukosa
jalur hexosamin ‐
Perubahan fungsi Peny. Vaskular:
‐ Resiko trombotik
‐ Preudocalcinosis,
demyelinisasi figrosis
‐ Penebalan basemen
membrane kapiler ‐
Penurunan CBF
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan pada Poliklinik Endokrin Ilmu Penyakit Dalam, RSUP H. Adam Malik FK USU Medan dari tanggal 14 Juni 2010 sampai 31 Januari
2011.
2. Subjek
Subjek penelitian diambil dari populasi pasien rumah sakit. Penentuan subjek
penelitian dilakukan menurut metode non random jenis konsekutif.
2.1 Populasi sasaran:
Semua pasien diabetes melitus yand telah ditegakkan sebagai penderita DM dengan pemeriksan gula darah.
2.2 Populasi terjangkau:
Semua penderita DM yang dirawat jalan di Poli Endokrin RSUP H Adam Malik Medan.
2.3 Kriteria Inklusi:
1. Penderita DM yang dirawat jalan di Poli Endokrin
2. Penderita berusia
≤65 thn. 3.
Pasien yang ditegakkan menderita DM berdasarkan klinis dan laboratorium sesuai konsesus Perkeni 2006 atau pasien yang telah mendapat terapi obat
anti diabetik oral dan atau insulin. 4.
Penderita DM yang diperiksa kadar creatinine serumnya
2.4 Kriteria Eksklusi :
1. Penderita DM dengan riwayat Stroke
2. Panderita DM dengan riwayat penyakit Epilepsi
Universitas Sumatera Utara