Jenis dan Rancangan Penelitian Definisi Operasional

27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan survei farmakoepidemiologi dengan jenis penelitian observasional analitik. Survei farmakoepidemilogi merupakan studi tentang penggunaan dan efek obat dalam suatu populasi. Jenis penelitian observasional yaitu suatu penelitian yang tidak melakukan intervensi pada subyek penelitian. Data yang diperoleh dari jenis penelitian observasional murni berupa data dari subyek penelitian dihasilkan tanpa dilakukan intervensi Brian and Stephen, 2006. Penelitian ini dilakukan wawancara secara langsung dengan subyek penelitian untuk menggali informasi terkait variabel-variabel yang akan digunakan untuk dianalisis. Selain itu, dilakukan juga pengukuran tekanan darah, berat badan serta tinggi badan untuk mengetahui tekanan darah responden dan menghitung BMI. Data yang diperoleh pada penelitian ini murni dari subyek uji secara langsung dan tanpa melakukan intervensi pada subyek penelitian. Jenis observasional analitik merupakan penelitian yang mencari hubungan antara variabel dengan cara melakukan suatu analisis pada data yang diperoleh dalam populasi. Desain observasional adalah cross sectional potong lintang yaitu peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu waktu serta variabel bebas dan tergantung diukur pada satu titik. Setiap subyek penelitian hanya dilakukan observasi satu kali dan pengukuran pada variabel subyek pada waktu yang sama. Penelitian cross sectional tidak perlu dilakukan pemeriksaan atau pengukuran yang sifatnya berulang pada waktu yang berbeda cukup dalam satu waktu yang sama.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Faktor risiko kesehatan meliputi BMI, pola makan asupan garam dan komsumsi makanan berlemak., aktivitas fisik olahraga, kebiasaan merokok, komsumsi alkohol dan penyakit penyerta.

2. Variabel tergantung

Tekanan darah mmHg, Prevalensi, Kesadaran dan Terapi hipertensi.

3. Variabel pengacau terkendali

Usia, jenis kelamin.

4. Variabel pengacau tak terkendali

Aktivitas selain olahraga, lifestyle gaya hidup, dan terapi lain yang dilakukan di luar terapi hipertensi.

C. Definisi Operasional

Tabel III. Definisi operasional, kategori, dan cara pengukuran No Variabel Definisi Operasional Kategori Cara Pengukuran 1 Pengukuran tekanan darah Pengukuran tekanan darah untuk mengetahui tekanan darah sitolik, diastolik serta denyut nadi responden. Standar ESH dan ESC 2013. Pengukuran dengan digital Sphygmamonometer . Tabel III. Lanjutan No Variabel Definisi Operasional Kategori Cara Pengukuran 2 Hipertensi Peningkatan tekanan darah secara sewaktu melebihi batas normal, peningkatan tekanan darah ≥140mmHg tekanan sistolik dan atau ≥90mmHg tekanan diastoliknya di dalam arteri Mancia, et al., 2013 atau responden yang menderita hipertensi terkontrol data diperoleh dari hasil wawancara warga. 1.Hipertensi 2.Tidak Hipertensi Melakukan pengukuran tekanan darah. 3 Kesadaran Kesadaran hipertensi adalah keadaan responden penelitian mengerti bahwa dirinya menderita hipertensi. 1.Sadar hipertensi 2. Tidak sadar hipertensi Wawancara dengan responden 4 Kesadaran hipertensi terapi Kesadaran hipertensi terapi adalah suatu keadaan responden mengerti bahwa dirinya menderita hipertensi dan melakukan terapi secara farmakologi danatau non- farmakologi. 1.Sadar hipertensi terapi 2.Sadar hipertensi tidak terapi Wawancara dengan responden 5 Karakteris- tik individu Kondisi individu yang dapat mempengaruhi prevalensi hipertensi 1.Umur

2.Jenis kelamin

Wawancara dan observasi Tabel III. Lanjutan No Variabel Definisi Operasional Kategori Cara Pengukuran 6 Usia Usia responden yang dikategorikan oleh peneliti berdasarkan WHO dengan rentang 10 tahun. dikategorik- an dalam rentang: 1.40-49 2.50-59 3.60-69 4.70-79 5.80-89 6.90-99 Wawancara dengan responden 7 Faktor risiko Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya hipertensi. 1.BMI 2.Pola makan terkait asupan garam dan makanan berlemak 3.Aktivitas fisik olahraga 4.Merokok 5.Alkohol 6.Penyakit penyerta. Wawancara dengan responden 8 BMI Menentukan kategori responden yang masuk dalam obesitas dan tidak obesitas yang digolongkan berdasarkan perbandingan antara berat badan kg dengan kuadrat tinggi badan m 2 . BMI ≥25 kgm 2 yaitu obesitas. Mengukur tinggi badan dengan meteran pengukur tinggi badan dan berat badan menggunakan timbangan injak. Tabel III. Lanjutan No Variabel Definisi Operasional Kategori Cara Pengukuran 9 Pola makan Perilaku dalam mengkomsumsi makanan yang terdiri dari mengkomsumsi makanan asin dan makanan yang banyak mengandung lemak daging. 1.Makanan asin adalah makanan yang dominan memiliki rasa asin garam. 2.Makanan berlemak adalah makanan yang lebih dominan mengandung lemak daging. Wawancara dengan responden 10 Aktivitas Fisik Olahraga Kegiatan fisik yang dilakukan sehari-hari atau secara rutin. Olahraga merupakan suatu kegiatan untuk memberikan kebugaran pada tubuh misalnya jalan sehat, aerobic, senam, lari pagi dan lain-lain secara teratur. Wawancara dengan responden. 11 Aktivitas merokok kebiasaan merokok Kebiasaan seseorang melakukan aktivitas menghisap rokok. Kebiasaan merokok memiliki riwayat merokok sebelumnya. Wawancara dengan responden Tabel III. Lanjutan No Variabel Definisi Operasional Kategori Cara Pengukuran 12 Komsumsi alkohol Suatu aktivitas yang menjadi rutinitas keseharian komsumsi alkohol atau pernah melakukan komsumsi alkohol. Kebiasaan minum alkohol atau pernah memiliki riwayat melakukan komsumsi alkohol sebelumnya. Wawancara dengan responden. 13 Penyakit penyerta Penyakit-penyakit yang memiliki hubungan dengan hipertensi. Ada penyakit penyerta yang diderita oleh responden seperti gangguan jantung, ginjal, kolesterol, diabetes mellitus Wawancara dengan responden

D. Subyek Penelitian

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi berdasarkan faktor risiko kesehatan di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta (kajian faktor risiko kesehatan).

0 9 79

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 86

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

0 2 87

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 2 116

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 0 79

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 1 95

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 0 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta kajian faktor risiko kesehatan

0 11 93