Berdasarkan wawancara dengan Kepala Dukuh menunjukkan data prevalensi hipertensi di Padukuhan Jragung cukup tinggi, data diperoleh berdasarkan
pengobatan gratis yang pernah dilakukan. Penulis tertarik untuk melakukan evaluasi prevalensi hipertensi, kesadaran, dan terapi berdasarkan faktor risiko kesehatan
meliputi BMI, aktivitas merokok, kebiasaan minum alkohol, pola makan asupan garam dan makanan berlemak, aktivitas fisik olahraga, dan penyakit penyerta di
Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Diharapkan masyarakat di Padukuhan Jragung dapat melakukan tindakan lebih lanjut apabila terjadi
peningkatan tekanan darah secara berkala melebihi batas normal .
1. Rumusan masalah
a. Berapa besar proporsi prevalensi hipertensi, kesadaran terhadap hipertensi,
terapi dan proporsi pengendalian tekanan darah pada responden di Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta?
b. Adakah perbedaan faktor risiko kesehatan BMI, pola makan asupan garam
dan kosumsi makanan berlemak, aktivitas fisik olahraga, aktivitas merokok, komsumsi alkohol, dan penyakit penyerta terhadap prevalensi, kesadaran, dan
terapi hipertensi di Padukuhan Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta?
2. Keaslian penelitian
Sejauh sepengetahuan penulis, beberapa penelitian yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi
Responden Hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta Kajian Faktor Risiko Kesehatan antara lain:
a. Sugiharto, 2007. Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat
Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar. Perbedaan terdapat pada sampel penelitian terdiri dari 155 kasus dan 155 kontrol, sampel diambil secara
proportional random sampling . Tujuan penelitian adalah mencari informasi
besar risiko faktor yang melekat atau tidak dapat diubah faktor demografi dan riwayat keluarga dan faktor risiko yang dapat diubah pola hidup dan status
kesehatan sebagai faktor risiko hipertensi. Hasil penelitian adalah faktor-faktor yang terbukti sebagai faktor risiko hipertensi yaitu umur, riwayat keluarga,
konsumsi garam, sering konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, tidak biasa olahraga, olahraga tidak ideal, obesitas dan penggunaan pil KB 12 tahun
berturut-turut. Faktor-faktor yang tidak terbukti sebagai faktor risiko hipertensi adalah jenis kelamin perempuan, kebiasaan merokok, kebiasaan mengkonsumsi
minuman beralkohol dan stres kejiwaan. b.
Haendra dan Prayitno, 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Persamaan
dengan peneliti adalah metode yang digunakan kuantitaf, teknik pengambilan sampel secara purposive. Sedangkan perbedaannya terletak pada cara
pengambilan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang menderita hipertensi sebesar 30,7 sedangkan responden
yang tekanan darahnya normal sebesar 69,3. Jenis kelamin pada penelitian tidak memiliki hubungan secara statistik dengan tekanan darah p0,05.
Sedangkan umur, pendidikan, pekerjaan, IMT, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, kebiasaan olahraga, asupan natrium, asupan kalium memiliki
hubungan secara statistik dengan tekanan darah p0,05. c.
Pradono, 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi di Daerah Perkotaan. Persamaan terdapat pada tekanan darah diukur dengan
Digital Sphygmomanometer. Perbedaan terdapat pada ukuran sampel terdiri dari 18.601 responden, usia di atas 15 tahun baik laki-laki dan perempuan dari 10
persen dari wilayah perkotaan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden ≥45 tahun adalah faktor yang paling berkontribusi untuk
inceasing dari tekanan darah OR=2,4, diikuti oleh kelebihan berat badan
obesitas OR=2,3, obesitas-pusat OR=1,6, hyperglikemi OR=1,5, durasi merokok OR=1,5, gangguan mental OR =1,3, status ekonomi OR=1,2 dan
status belum menikah OR=1,2. Konsumsi baik makanan panggang dan makanan dengan pengawet dapat mengurangi tekanan darah responden uji
anova, p=0,000. d.
Seksi P2PTM, Dinas Kesehatan provinsi Jawa Tengah, 2006. Survei Keterpaparan Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular pada Masyarakat Di Jawa
Tengah. Persamaan pada desain yang digunakan yaitu studi cross sectional. Perbedaan terdapat pada rentan usia pada responden, 6.000 responden berusia
25-65 tahun. Prevalensi hipertensi laki-laki 22,6, perempuan 19,8, obesitas laki-laki 7,9, obesitas perempuan 15,8 hiperkolesterolemi, laki-laki 26,1,
perempuan 25,9, perokok 60,3, dan olahraga 3 kali atau lebih perminggu pada laki-laki 44,05 dan perempuan 26,6. Hubungan antara beberapa variabel
langsung dan tidak langsung yang mempunyai nilai p0,00 antara lain aktivitas berat dengan BMI, olahraga dengan BMI, konsumsi asin dengan hipertensi,
makanan gorengan dengan kolesterol, dan lainnya. e.
Haris, Stevens, Thomas, Schreiner, and Folsom, 2000. Association of fat distribution and obesity with hypertension in a Bi-ethnic population: The ARIC
study . Perbedaan populasinya deskriptif dan subyek 15.063 kulit hitam dan
kulit putih Amerika 45-64 tahun dari tahun 1987-1989. Persamaan terdapat pada desain penelitian yang menggunakan cross sectional study. Tujuan
penelitian menguji hubungan antara hipertensi dengan obesitas dan distribusi lemak pada laki-laki dan perempuan kulit hitam dan kulit putih. Hasil penelitian
adalah perempuan kulit hitam yang obesitas berisiko 2,77 kali menderita hipertensi dibanding dengan perempuan kulit hitam yang tidak obesitas.
Perempuan kulit putih yang obesitas berisiko menderita hipertensi 5,40 kali dibanding perempuan kulit putih yang tidak obesitas. Laki-laki kulit hitam yang
obesitas berisiko 3,06 kali untuk menderita hipertensi dibanding dengan laki- laki kulit hitam yang tidak obesitas. Laki-laki kulit putih berisiko menderita
hipertensi 4,06 kali dibanding laki-laki kulit putih tidak obesitas.
3. Manfaat penelitian