BMI Pola makan asupan garam dan komsumsi makanan berlemak

di jaringan tercukupi maka jantung memompa darah lebih kuat, sehingga tekanan darah meningkat. Penurunan fungsi fisiologis menyebabkan sensitivitas kerja organ berkurang sehingga aliran darah keginjal dan laju glomerulus terjadi penurunan Kumar, et al., 2005.

2. Jenis kelamin

Perempuan lebih banyak memiliki potensi menderita hipertensi dibanding dengan pria, hal ini disebabkan karena terdapatnya hormon estrogen pada wanita sebelum terjadi menopouse. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan prevalensi terjadinya hipertensi pada laki-laki dan perempuan, lebih banyak pada perempuan. Perempuan terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Sebelum menopause perempuan dilindungi dengan hormon estrogen yang memiliki peranan dalam peningkatan kadar HDL. Peningkatan HDL dapat sebagai faktor pelindung pencegah terjadinya aterosklerosis. Pada saat perempuan premenopause mulai mengalami penurunan adanya hormon estrogen yang memberikan perlindungan pada pembuluh darah Kumar, et al., 2005.

3. BMI

Makan berlebihan dapat menyebabkan obesitas. Obesitas lebih cepat terjadi dengan pola hidup yang pasif kurang olahraga. Berat badan yang mencapai indeks massa tubuh ≥25 berat badan kg dibagi kuadrat tinggi badan m disebut kegemukan. Obesitas merupakan faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi. Obesitas menyebabkan peningkatan frekuensi denyut jantung dan curah jantung Wahdah, 2011. Orang dengan obesitas memiliki tahanan perifer berkurang dan aktivitas saraf simpatis meningkat serta aktivitas renin plasma yang rendah Suyono dan Slamet, 2001. Obesitas memiliki hubungan dengan peningkatan tekanan darah. Obesitas dihubungkan dengan adanya pertambahan jaringan lemak dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah sehingga mengganggu suplai oksigen dan zat makanan ke organ tubuh. Adanya pertambahan jaringan lemak yang berlebihan dapat menyempitkan pembuluh darah sehingga aliran darah tidak lancar dan terjadi peningkatan tekanan darah Chataut, et al., 2011.

4. Pola makan asupan garam dan komsumsi makanan berlemak

Komsumsi garam yang berlebihan akan menyebabkan peningkatan volume plasma cairan tubuh dan tekanan darah. Pada kondisi ini maka akan diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik atau biasa disebut sitem pendarahan yang normal. Pada keadaan hipertensi esensial mekanisme ini terganggu Radecki, 2000. Garam menyebabkan terjadinya penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik cairan diluar sel agar tidak keluar sehingga menyebabkan peningkatan volume dan tekanan darah. Asupan garam 3 g atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 g tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi. Asupan garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gramhari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mghari Radecki, 2000. Kadar sodium yang direkomendasikan oleh World Health Organization WHO yaitu tidak lebih dari 100 mmol sekitar 2,4 g sodium atau 6 g garam perhari. Aldosteron dapat mengurangi ekskresi NaCl garam dengan cara absorpsi dari tubulus ginjal Wahdah, 2011. Mengkonsumsi makanan berlemak yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya obesitas. Obesitas akan menyebabkan peningkatan frekuensi denyut jantung dan meningkatkan pembentukan kolesterol yang berlebihan yang dapat menyebabkan aterosklerosis dan hal ini dapat memicu terjadinya penyakit tertentu, seperti penyakit jantung, darah tinggi dan lain-lain Kumar, et al., 2005.

5. Aktivitas fisik olahraga

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi berdasarkan faktor risiko kesehatan di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta (kajian faktor risiko kesehatan).

0 9 79

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 86

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

0 2 87

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 2 116

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 0 79

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 1 95

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 0 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta kajian faktor risiko kesehatan

0 11 93