dan mudah dimengerti, mengingat tingkat pendidikan para PSK yang sangat minim, demikian juga untuk panduan wawancara. Booklet digunakan sebagai
media edukasi yang berisi pengetahuan mengenai PMS. Booklet dibuat semenarik mungkin agar responden tertarik untuk membacanya.
F. Tata Cara Penelitian 1. Analisis Situasi
Dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai kemungkinan bisa tidaknya diadakan penelitian, dan melihat kegiatan keseharian subjek, dalam hal
ini PSK perempuan, sebelum dilakukan penelitian. Peneliti mulai turun ke Lokasi jalanan Yogyakarta untuk melakukan observasi pada awal bulan Oktober. Pada
saat observasi peneliti dibantu oleh teman-teman dari LSM PKBI agar mudah diterima oleh komunitas PSK di jalanan Yogyaarta. Pada awalnya, peneliti
mengalami kesulitan pada saat observasi karena sikap para PSK yang cenderung tertutup dengan orang yang baru dikenal. Tetapi dengan pendekatan secara
personal dan dalam waktu yang cukup lama, akhirnya peneliti mulai dekat dan dapat diterima dengan baik oleh komunitas PSK di jalanan Yogyakarta.
2. Pembuatan Kuesioner
Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat disusun dan dikelompokkan berdasarkan variabel-variabel penelitian yang ingin diketahui. Dalam penyusunan
kuesioner ini peneliti banyak bertanya pada tenaga ahli ataupun rekan dari Fakultas Psikologi yang menguasai tata cara pembuatan kuesioner penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebelum dilakukan penyebaran kuisioner dilakukan uji coba terlebih dahulu, yaitu uji reliabilitas dan validitas, supaya pertanyaan yang diajukan pada kuesioner
dapat dipahami oleh subyek uji. Suatu alat pengukur dikatakan reliable jika alat tersebut dalam mengukur
suatu gejala pada waktu yang berlainan secara konsisten menunjukkan hasil yang sama Nasution, 2006. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan cara
mengujikan kuisioner pada responden, apakah bahasa yang digunakan dalam kuisioner mudah dimengerti atau tidak oleh responden.. Dari hasil uji, beberapa
item pertanyaan yang belum dapat dimengerti oleh responden kemudian
didiskusikan kembali dengan dosen pembimbing untuk diperbaiki. Suatu alat ukur dikatakan valid, apabila alat tersebut mengukur apa yang
seharusnya diukur oleh alat itu Nasution, 2006. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tipe validitas isi. Uji validitas
dilakukan dengan professional judgement, yaitu melalui diskusi dengan dosen pembimbing dan dosen dari Fakultas Psikologi. Uji validitas dilihat dari item
pertanyaan dari kuisioner yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diinginkan.
Kuisioner yang digunakan terdiri dari 20 item pertanyaan yang berbentuk obyektif dengan dua pilihan jawaban ya atau tidak. Format pertanyaan ini dipilih
dengan pertimbangan yang sederhana, yaitu mudah dipahami dan dikerjakan oleh subyek penelitian. Kuisioner dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pertanyaan untuk
mengukur variabel pengetahuan dan pertanyaan untuk mengukur variabel sikap. Skor dalam setiap item pertanyaan hanya terdapat satu jawaban yang benar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga cara penilaian adalah dengan memberikan skor 0 bagi setiap jawaban yang salah atau tidak diisi, dan skor 1 bagi jawaban yang benar. Bila responden
menjawab “ya” untuk item pertanyaan jenis favourable maka akan mendapatkan skor 1 dan jika pertanyaan tidak diisi atau dijawab “tidak” maka akan mendapat
skor 0. Hal ini berlaku sebaliknya untuk item pertanyaan jenis non favourable. Pertanyaan pengetahuan sebanyak 17 item, yang dibagi dalam kategori 9
pertanyaan tentang PMS dan 8 pertanyaan tentang antibiotika. Pertanyaan sikap sebanyak 3 item oleh sebab itu dalam perhitungan statistika digabungkan antara
pengetahuan dan sikap. Tiga item tersebut terdiri dari 2 pertanyaan sikap tentang antibiotika dan 1 pertanyaan tentang PMS. Pertanyaan favourable sebanyak 17
item dan pertanyaan non favourable sebanyak 3 item. .
3. Pembuatan Booklet