BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pekerja Seks Komersial 1. Pengertian
Pekerja Seks Komersial PSK adalah kelompok orang yang terbiasa melakukan aktivitas seksualnya dengan pasangan yang tidak tetap, dengan
kompensasi imbalan berupa uang yang sudah disepakati sebelumnya Aprilianingrum, 2002.
Profesi PSK perempuan sangat rawan terserang berbagai jenis PMS, mereka termasuk dalam kelompok beresiko tinggi terkena PMS. Seorang PSK
dapat menjadi hospes ataupun dapat sebagai sumber dari penularan penyakit, terutama penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Sebagian besar pengetahuan PSK tentang cara pengobatan penyakit dengan menggunakan obat hanya berdasarkan pengalaman teman atau seniornya
dalam komunitas tersebut. Informasi tentang penggunaan obat dan sistem pengobatan yang benar dan rasional jarang mereka dapatkan. Mitos yang
berkembang di kalangan para PSK bahwa PMS dapat dicegah dengan mengkonsumsi antibiotika masih mereka yakini sampai saat ini Putranto, 2002.
2. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku.
a. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu, yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan merupakan hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Jika penerimaan perilaku baru atau perilaku yang diadopsi melalui proses yang didasari oleh pengetahuan,
kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku seseorang akan bersifat langgeng Notoatmodjo, 2003.
b. Sikap Sikap merupakan suatu respon atau reaksi yang masih tertutup dari
seseorang mengenai suatu obyek Notoatmodjo, 2003. c. Perilaku Seksual
Perilaku seksual adalah perilaku yang berhubungan dengan fungsi-fungsi reproduksi atau merangsang sensasi dalam reseptor-reseptor yang terletak di
sekitar organ-organ reproduksi. Perilaku seksual seseorang dapat dipengaruhi oleh hubungan seseorang dengan orang lain, oleh lingkungan dan kultur yang dimiliki
oleh individu tersebut tinggal. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:
1 faktor predisposing
Faktor predisposing
meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, norma dan unsur lain yang terkait pada individu.
2 faktor enabling
Faktor enabling
meliputi semua karakter lingkungan dan semua fasilitas yang mendukung terjadinya perilaku. Faktor pendukung ini adalah ketersediaan
dan keterjangkauan fasilitas pelayanan kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 faktor reinforcing
Yaitu sikap perilaku di luar individu yang memperkuat perilaku seseorang, karena pengaruh dari lingkungan sekitarnya Aprillianingrum, 2002.
Pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang suatu hal akan berpengaruh terhadap sikap, kemudian mempengaruhi timbulnya niat seseorang
untuk melakukan tindakan atau berperilaku. Dapat diartikan bahwa tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi sikap dan perilaku dalam kehidupannya.
Demikian pula dengan PSK, tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku PSK dalam melakukan hubungan seksual.
Dalam hal ini, PSK dengan tingkat pendidikan lebih tinggi cenderung mampu bersikap lebih hati-hati dalam melakukan hubungan seksual dan tindakan
pencegahan penularan PMS Aprilianingrum, 2002. Untuk mempengaruhi pengetahuan dilakukan upaya penyuluhan
kesehatan, sikap dan kebiasaan yang berkaitan dengan kesehatan sehingga individukelompokmasyarakat mau dan mampu mengubah perilaku yang tidak
mendukung nilai hidup sehat menjadi berperilaku yang mendukung nilai hidup sehat Pratomo,1989.
Menurut Health Belief Model, perubahan sikap dan perilaku PSK perempuan yang positif dipengaruhi oleh 5 komponen, yaitu:
1 kepercayaan PSK perempuan terhadap anggapan bahwa dirinya rentan
terhadap PMS atau tidak. 2
persepsi PSK perempuan apakah PMS merupakan ancaman yang serius. 3
kepercayaan terhadap pencegahan yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 kemampuan pembiayaan untuk pencegahan yang dilakukan.
5 ada atau tidaknya kendala dan dorongan sosial dalam pencegahan PMS
Kurniawati, 1999.
B. Penyakit Menular Seksual 1.