Pola C-G-W dan Kadar Ketajamannya

1 Adanya peningkatan kadar protein pakan dalam penelitian ini mampu meningkatkan partumbuhan PL udang vaname.2 Cuson et al. 2004 menyatakan bahwa laju pertumbuhan vaname pada salinitas 15 ppt lebih tinggi bila diberi pakan buatan dengan kadar protein 50 dibandingkan pakan buatan dengan kadar protein 30. Pengaruh kadar protein tinggi juga telah dilaporkan Shiau et al. 1991 pada udang windu Penaeus monodon yang dipelihara di salinitas 16 ppt. 3Perlakuankadar protein pakan 44, 48, 52 menunjukkan penambahan bobot lebih tinggi dibandingkan kadar protein pakan lebih rendah32, 36, 40.Dalam penelitian ini,selain ditentukan kadar protein tinggi, nilai LPRH maksimal yang dicapai Tabel 2 mengindikasikan bahwa kadar protein 45 dengan kalsium 2 pakan dibutuhkan bagi pemeliharaan PL vaname di salinitas 2 ppt. Artikel 18, halaman 231, kolom 1, paragraf ke 2 Warrant Ground Claim 4.2.2.2 Variasi pola C-W-G Variasi ini mirip dengan variasi C-G-W hanya saja W dan G bertukar tempat, W terlebih dahulu baru diikuti oleh G. Berikut ini salah satu data yang menggunakan pola tersebut. Pada data ini, Claim dalam argumen adalah “Adanya peningkatan kadar protein pakan dalam penelitian ini mampu meningkatkan partumbuhan PL udang vaname”. Kemudian, penulis menunjukkan pendapat ahli mengenai pengaruhkadar protein pada dua kalimat berikutnya. Dua kalimat itu menunjukkan hubungan data mengenai kadar protein yang ditemukan dan dijelaskan pada kalimat bernomor 3 dan seterusnya dengan claim. Datanya berupa “Perlakuan kadar protein pakan 44, 48, 52 menunjukkan penambahan bobot lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tinggi dibandingkan kadar protein pakan lebih rendah 32, 36, 40.Dalam penelitian ini,selain ditentukan kadar protein tinggi, nilai LPRH maksimal yang dicapai Tabel 2 mengindikasikan bahwa kadar protein 45 dengan kalsium 2 pakan dibutuhkan bagi pemeliharaan PL vaname di salinitas 2 ppt”. Dari data atau ground tersebut, dihubungkan dengan warrant yang ada, maka penulis dapat mengatakan claim yang telah dijelaskan. 4.2.2.3 Variasi pola W-G-C Variasi pola ini berbeda letak urutan kalimatnya dengan pola C-G-W. Variasi pola W-G-C ini diawali dari Warrants yang dituliskan di depan. Warrants yang ada di depan ini merupakan hal umum yang dapat mengantarkan Ground sehingga dapat menjadi dasar dari Claim atau pendapat penulis. Berikut ini data dari Jurnal ITKT yang menggunakan variasi pola ini. 1Rasa lengket berhubungan dengan Kenyamanan setelah pemakaian. Penilaian ini dilakukan dengan mengoleskan krim pada kulit selama beberapa menit kemudian menilai rasa lengket selama pemakaian.2Nilai kesukaan panelis terhadap rasa lengket berkisar antara 4,8-5,4 yang berarti bahwa panelis memberikan penilaian antara netral sampai agak suka.Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa penggunaan karaginan tidak memberikan pengaruh nyata α= 0,05 terhadap tingkat kesukaan rasa lengket. Penilaian secara organoleptik tentang rasa lengket tidak berbeda antara krim dengan konsentrasi karaginan 0,25; 0,5; 0,75; dan 1. 3Penilaian penelis terhadap rasa lengket cukup menggembirakan karena permasalahan pada krim tabir surya dari bahan kimia biasanya panelis kurang nyaman karena ada rasa lengket. Artikel 1, halaman 7, kolom 2, paragraf ke 1 Ground Warrant Claim Paragraf di atas dimulai dengan pernyataan umum mengenai “Rasa lengket berhubungan yang dengan Kenyamanan setelah pemakaian”. Pernyataan umum ini dapat dikatakan sebagai Warrant karena menunjukkan bagaimana hubungan antara hasil percobaan penambahan konsentrasi karaginan pada kenyamanan panelis. Kalimat berikutnya sendiri merupakan penjelasan “Penilaian ini dilakukan dengan mengoleskan krim pada kulit selama beberapa menit kemudian menilai rasa lengket selama pemakaian”. Ground pada paragraf argumentasi ini terletak setelah Warrant. Ground di dalam argumen ini berupa data “penilaian panelis terhadap rasa suka dengan krimbahwa panelis memberikan penilaian yang termasuk kategori netral sampai agak suka”, dst. Dari Ground tersebut dan melalui Warrant yang telah disebutkan, maka penulis menyimpulkan bahwa “Penilaian penelis terhadap rasa lengket cukup menggembirakan”. Kesimpulan ini kemudian dijadikan Claim oleh penulis. Apabila data ini digambarkan dengan bagan akan menjadi seperti berikut ini. Bagan 4.6 Ilustrasi Data W-G-C Dari bagan tersebut, terlihat bahwa kalimat pertama merupakan Warrants, kemudian kalimat ke dua menempati posisi Ground dan yang terakhir kalimat ketiga menempati fungsi Claim. G 2 C 3 W 1 4.2.2.4 Variasi pola W-C-G Variasi pola ini letak kalimatnya dimulai dari Warrants, kemudian dilanjutkan dengan Claim, baru diletakkan Ground di akhir. Berikut ini data yang menggunakan variasi pola W-C-G. Argumen dalam paragraf tersebut dimulai dari Warrant yang berupa pengertian dan penjelasan umum mengenai “keberlanjutan dimensi ekologi”. Ini mengawali Claim penulis mengenai “hasil analisis dalam dimensi ekologi menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan pada dimensi ekologi sebesar 66,646”. Warrant ini menunjukkan hal umum yang berkaitan dengan Claim dan Ground. Setelah menuliskan Claim, penulis menambahkan Ground yang berupa data yaitu “Adapun nilai indeks keberlanjutan dan hasil analisis leverage disajikan pada Gambar 2”. Ketiga elemen tersebut saling terkait dan membentuk suatu argumen dari penulis. Data tersebut diilustrasikan sebagai berikut. 1Keberlanjutan dalam dimensi ekologi memiliki keterkaitan dengan upaya untuk mempertahankan ekosistem terumbu karang agar tidak mengalami kerusakan.2Berdasarkan hasil analisis ordinasi Rap-Insus COREMAG terhadap enam atribut dalam dimensi ekologi menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan pada dimensi ekologi sebesar 66,646.3 Adapun nilai indeks keberlanjutan dan hasil analisis leverage disajikan pada Gambar 2. Artikel 15, halaman 178-179, kolom 21, paragraf ke 1 Ground Warrant Claim Bagan 4.7 Ilustrasi Data W-C-G Bagan tersebut menunjukkan bahwa argumen diawali dengan kalimat Warrant, kemudian dilajutkan dengan Claim dan terakhir barulah didukung dengan Ground. Ini terlihat dari nomor-nomor dari setiap kode elemen yang ada di dalam bagan tersbut. W di nomor satu, G di nomor tiga dan C di nomor dua. 4.2.2.5 Variasi pola G-W-C Variasi pola G-W-C ini, sama dengan pola C-G-W yang terdiri dari tiga elemen argumen. Perbedaannya, kalimat argumennya dimulai dari Ground lalu dihubungkan dengan pernyataan Warrant di tengah setelah Ground, kemudian baru muncul Claim sebagai pendapat penulis di akhir paragraf argumentasi. Di bawah ini adalah salah satu data paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal ITKT yang menggunakan variasi pola G-C-W. G 3 C 2 W 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Argumen pada data ini dimulai dengan kalimat data “laju sedimentasi yang paling kecil pada bagian sebelah timur KJA”. Data ini dapat dikatakan fakta yang menempati fungsi Ground. Kemudian, kalimat berikutnya merupakan Warrant. Peneliti menentukan bahwa kalimat “Pola penyebaran sedimen terkait dengan pola arus pasang yang mengarah dari timur dan surut dari arah barat serta arah datang arus tegak lurus dengan posisi KJA, sehingga penyebaran sedimen lebih dominan pada bagian utara, selatan dan barat posisi KJA karena lebih dekat ke arah pantai.” merupakan Warrant karena selain menerangkan Ground lebih lanjut, juga menjelaskan keterkaitan pola arus pasang dengan sedimentasi. Dengan adanya Ground dan Warrant tersebut, penulis dapat menunjukkan Claim bahwa “sedimen yang berasal dari KJA tidak menyebar jauh dari lokasi KJA”. Setelah Claim ini juga disebutkan Ground yang menempel 1 Laju sedimentasi yang paling kecil berada pada bagian sebelah timur KJA baik untuk jarak 50 m maupun 100 m, sedangkan pada bagian utara, selatan dan barat relatif sama. 2 Pola penyebaran sedimen terkait dengan pola arus pasang yang mengarah dari timur dan surut dari arah barat serta arah datang arus tegak lurus dengan posisi KJA, sehingga penyebaran sedimen lebih dominan pada bagian utara, selatan dan barat posisi KJA karena lebih dekat ke arah pantai.3 Hal ini menunjukkan bahwa sedimen yang berasal dari KJA tidak menyebar jauh dari lokasi KJA, karena kecepatan rata-rata arus berkisar antara 0,068-0,2 mdt. Artikel 23, halaman 291, kolom 2, paragraf ke 2 Ground Warrant Claim Ground 2 langsung pada Claim yaitu, “karena kecepatan rata-rata arus berkisar antara 0,068-0,2mdt”. Sehingga Claim menjadi lebih kuat dengan adanya dua Ground tersebut. Jika data tersebut di atas digambarkan atau diilustrasikan pada bagan menjadi seperti berikut. Bagan 4.8 Ilustrasi Data G-W-C Bagan ini hanya menunjukkan bahwa kalimat pertama argumen merupakan G, kalimat kedua adalah W atau Warrant dan kalimat terakhir adalah C atau Claimpenulis yang ditempeli oleh Groundlangsung. Oleh karena itu, di bagan ini terdapat nomor 1 dan 4 di belakang kode G untuk menunjukkan bahwa argumen ini menggunakan dua Ground di posisi awal paragraf dan akhir paragraf. 4.2.2.6 Variasi pola G-C-W Argumen dalam paragraf argumentasi dengan variasi pola G-C-W dimulai dengan Ground pada kalimat awal, kemudian dilanjutkan dengan penyataan penulis terhadap masalah tersebut atau disebut Claim, baru dijelaskan Warrant di bagian akhir. Di bawah ini adalah data argumen yang menggunakan variasi pola G-C-W. G 1,4 C 3 W 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada argumen tesebut, dapat dilihat bahwa kalimat pertama merupakan Ground yang berupa data “laju pengendapan feses udang karang ukuran 0,5 dan feses kering berukuran 0,5”. Kemudian kalimat berikutnya ditulisakan bahwa “Laju pengendapan feses dan pakan berperan penting pendugaan dispersi limbah budidaya di dasar perairan”. Kalimat ini merupakan pokok dari paragraf ini sehingga menempati fungsi Claim. Untuk mendukung Claimtentang “laju pengendapan feses dan pakan yang berperan penting pada disperse limbah”, dan menghubungkannya dengan data laju pengendapan maka diungkapkan jaminan atau Warrant dari “Gillibrand et al. 2002, yang melaporkan laju pengendapan, kecepatan arus dan kedalaman perairan mempengaruhi dispersi feses atau pakan yang tidak dimakan di dasar perairan”. Data yang menggunakan pola G-C-W tersebut, diilustrasikan sebagai berikut. 1 Laju pengendapan feses udang karang ukuran 0,5 mm adalah 3,73±0,33 cmdt, sedangkan feses kering berukuran 0,5 adalah 5,95±0,42 cmdt Tabel 1. Semakin besar bobot pakan ikan rucah, laju pengendapan semakin cepat.2 Laju pengendapan feses dan pakan berperan penting pendugaan dispersi limbah budidaya di dasar perairan.3 Gillibrand et al. 2002, melaporkan laju pengendapan, kecepatan arus dan kedalaman perairan mempengaruhi dispersi feses atau pakan yang tidak dimakan di dasar perairan. Artikel 23, halaman 291, kolom 2, paragraf ke 3 Ground Claim Warrant Bagan 4.9 Ilustrasi Data G-C-W Bagan ini terdapat nomor-nomor disamping singkatan ketiga elemen, Claim, Ground, dan Warrant. Nomor ini menunjukkan posisi atau urutan kalimat yang menempati fungsi ketiga elemen tersebut. G pada urutan pertama, C urutan kedua, dan W di urutan ketiga. 4.2.2.7 Kadar ketajaman pola C-G-W Pola C-G-W dan variasinya merupakan pola dengan tiga elemen Toulmin, yaitu elemen Claim, Ground, dan Warrants. Menurut Rani dkk. 2006: 40 pola ini sudah dapat dikatakan cukup baik karena telah memiliki elemen pokok wacana argumen yaitu pernyataan Claim, alasan Ground, dan pembenaran Warrant. Di sini, peneliti menggunakan rubrik kadar ketajaman argumen berdasarkan kelengkapannya pada bab II yang diadaptasi dengan beberapa perubahan dari Agustini 2016 untuk menentukan kadar ketajaman pola C-G-W. Berdasarkan rubrik tersebut, sama dengan penjelasan Rani, dkk. kadar ketajaman pada data-data pola C-G-W di dalam paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan Jurnal ITKT adalah cukup kuat. G 1 C 2 W 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2.3 Pola C-G-W-B dan Kadar Ketajamannya

Pola C-G-W-B merupakan pola dengan empat elemen di dalam sebuah argumen.Pola ini dimulai dari Claim dari penulis kemudian didukung dengan Groundyang berisi alasan, fakta dan data, keduanya di hubungkan dengan Warrant.Warrant di sini tidak hanya berdiri sendiri seperti pola sebelumnya pola C-G-W. Warrant ini dilengkapi dengan elemen pelengkap yaitu Backing. Backingini merupakan dukungan yang menempel pada Warrant. Menurut Rani, dkk. 2006: 42 Backing ini berupa pengalaman yang diyakini pernyataan para pakar, hasil penelitian, atau hasil wawancara. Argumen dengan susunan empat elemen ini pun dapat dituliskan dalam bentuk paragraf, sehingga paragraf tersebut berpola sama. Apabila digambarkan pada bagan, pola C-G-W-B secara umum menjadi seperti berikut. Bagan 4.10 Pola C-G-W-B Dari bagan ini terlihat bahwa anak panah dari G menuju C. Ini menunjukkan bahwa Ground mendukung Claim, kemudian ditarik garis lurus ke atas menunjukkan Warrant yang menghubungkan keduanya. Elemen G C W B Backingsendiri mendukung Warrant sehingga anak panah B menuju W. W didukung oleh B lalu menghubungkan dan mendukung Claim yang telah didukung oleh Ground sebelumnya. Di dalam artikel Jurnal ITKT tahun 2015, ada beberapa argumen yang menggunakan pola ini ataupun variasinya.Polanya bervariasi mulai dari pola C-G- W-B, variasi pola C-G-B-W, variasi pola G-C-W-B, variasi pola G-W-B-C, hingga variasi pola W-B-G-C. Fungsinya sama, apabila digambarkan dengan bagan juga akan sama, hanya saja letak kalimatnya saja yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, berikut ini masing-masing variasi pola tersebut. 4.2.3.1 Variasi pola C-G-W-B Pada argumen yang menggunakan variasi pola C-G-W-B, merupakan argumen yang peletakan posisi elemennya berurutan. Pada paragraf yang menggunakan argumen pola ini, kalimat-kalimatnya di urutkan dari kalimat yang menempati fungsi Claim atau kalimat yang berisi pendapat penulis, dilanjutkan dengan kalimat data dan fakta atau Ground. Setelah kedua elemen tersebut, kalimat selanjutnya merupakan Warrant yang ditempeli dengan kalimat-kalimat yang berupa dukungan atau Backing. Berikut ini adalah salah satu data dari Jurnal ITKT yang menggunakan pola tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada data ini, penulis argumen memulai paragraf dengan sebuah claim yang menyatakan bahwa “terdapat perbedaan yang nyata P0, 05 pada nilai kerusakan permukaan kayu antara lem ikan Tenggiri, lem ikan Tongkol, dan lem ikan Cobia”. Kemudian, penulis menunjukkan Ground untuk mendukung Claim Claim 1 Berdasarkan hasil dari uji BNJ, didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata P0, 05 pada nilai kerusakan permukaan kayu antara lem ikan Tenggiri, lem ikan Tongkol, dan lem ikan Cobia. 2 Nilai kerusakan per-mukaan kayu tertinggi didapatkan pada lem ikan Tongkol yaitu sebesar 83, 21, sedangkan untuk nilai kerusakan per-mukaan kayu terendah didapatkan oleh lem ikan Cobia yaitu sebesar 62, 07. Namun untuk standar nilai kerusakan permukaan kayu belum tercantum di dalam SNI 06-6049-1999 tentang perekat polivinil asetat emulsi untuk pengerjaan kayu. 3 Uji kerusakan permukaan kayu merupakan parameter penting kedua setelah keteguhan rekat. Nilai kerusakan permukaan kayu selalu berbanding lurus dengan nilai keteguhan rekat.Semakin tinggi nilai keteguhan rekat pada perekatlem, semakin tinggi pula nilai kerusakan yang di dapat pada permukaan kayu yang direkatkan tersebut. 4 Menurut Xiao et al. 2007, dari hasil uji geser, selain keteguhan rekat, persentase kerusak-an pada permukaan kayu juga dihitung. Prinsip dalam pengukuran per-sentase kerusakan permukaan kayu adalah perekat yang merekat pada permukaan kayu diasum-sikan lebih kuat daripada substrat kayu tersebut. Artikel 3, halaman 27, kolom 2, paragraf ke 2 Ground Warrant Backing tersebut pada kalimat setelahnya.Ground tersebut berbunyi “Nilai kerusakan per- mukaan kayu tertinggi didapatkan pada lem ikan Tongkol yaitu sebesar 83, 21, sedangkan untuk nilai kerusakan per-mukaan kayu terendah didapatkan oleh lem ikan Cobia yaitu sebesar 62, 07.Namun untuk standar nilai kerusakan permukaan kayu belum tercantum di dalam SNI 06-6049-1999 tentang perekat polivinil asetat emulsi untuk pengerjaan kayu”. Untuk mendukung Claimdan Ground tersebut, penulis menunjukkan Warrantyang ditempeli oleh Backing. Warrant di sini menyatakan bahwa “Uji kerusakan permukaan kayu merupakan parameter penting kedua setelah keteguhan rekat. Nilai kerusakan permukaan kayu selalu berbanding lurus dengan nilai keteguhan rekat.Semakin tinggi nilai keteguhan rekat pada perekatlem, semakin tinggi pula nilai kerusakan yang di dapat pada permukaan kayu yang direkatkan tersebut”.Warrant tersebut didukung oleh Backingyang berisi pernyataan ahli dari “Xiao et al. 2007”. Penjelasan tersebut dapat digambarkan seperti berikut. Bagan 4.11 Ilustrasi Data C-G-W-B G 2 C 1 W 3 B 4 Ilustrasi data yang berbentuk bagan tersebut menunjukkan bahwa C pada kalimat pertama, kemudian G di kalimat urutan kedua, lalu kalimat ketiga menempati W dan terakhir kalimat keempat merupakan elemen B. 4.2.3.2 Variasi pola C-G-B-W Pada variasi pola ini, urutan kalimat-kalimat pada argumennya hampir mirip dengan variasi pola C-G-W-B. Claim diletakkan di awal paragraf argumentasi, kemudian dilanjutkan dengan Ground. Di variasi pola ini, Backing tetap menempel pada Warrant hanya saja, Backing didahulukan sebelum Warrant. Meskipun demikian, fungsi-fungsi elemen ini tetap sama. Apabila diilustrasikan menjadi bagan seperti berikut. Bagan 4.12. Ilustrasi Data C-G-B-W Bagan ini menunjukkan bahwa kalimat pertama dalam paragraf merupakan Claim. Kalimat berikutnya pada paragraf atau argumen tersebut merupakan Ground, lalu kalimat ketiga merupakan Backing dan kalimat terakhir adalah Warrant. G 2 C 1 W 4 B 3