Backing, Modal Qualifiers, dan Possible Rebuttals. Pola tersebut dapat dimulai dari Claim yang didukung dengan fakta dan data atau Ground. Claim Ground
dihubungkan dengan Warrants yang telah ditempeli Backing. Untuk menegaskan argumen atau menunjukkan ketersediaan bukti dan dukungan yang telah
ditunjukkan, penulis menyatakan dengan kata atau frasa tertentu yang disebut Modals. Selain itu, penulis juga menyatakan kemungkinan-kemungkinan
sanggahan dari argumen tersebut dan alasan untuk menjawab sanggahan ini. Kemungkinan sanggahan itu disebut juga Possible Rebuttals.
Toulmin, dkk 1979: 78 menjelaskan to allow for this last element, accordingly, we have added one final feature to out basic analytical diagram.
“Given grounds, w may appeal to warrant, W which rests on backing B to justify the claim that c- or at any rate, the presumption m that c – in the absence of
some specific rebuttal or disqualification R” {Elemen terakhir ini memungkinkan kita menambahkan satu fitur terakhir untuk diagram analisis dasar
kita. Ground yang diberikan, Warrant mungkin menjamin, W yang bertumpu pada Backing untuk membenarkan claim-dengan situasi Claim tidak disanggah
dengan hal-hal tertentu Rebuttals}. Berikut ini contoh pola C-G-W-B-M-R yang digambarkan dalam bagan.
Bagan 2.5 Pola C-G-W-B-M-R Backings B
Penelitian Teopilus membuktikan bahwa ada
hubungan yang positif antara kemampuan
akademik mahasiswa dalam matakuliah logika
dengan kemampuan akademik mahasiswa
dalam matakuliah mengarang
Kemampuan berpikir Kritis mahasiswa S1 dapat
ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan
secara intensif dalam menyusun argumen.
ClaimC
Makalah mahasiswa S1menunjukkan kelemahan penalaran.Makalah-
makalah mahasiswa S1 mengandung argumen-argumen yang rancu.
GroundG
Namun, jika terdapat faktor-faktor di luar, seperti ketebatasan fisik,
kelemahan atau keterlambatan berpikir ada pada diri mahasiswa maka usaha
meningkatkan kualitas berpikir kritis terganggu.
Rebuttals R
Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan
tepat.Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis
dengan penalaran baik.
Dengan demikian, dapat dipastikan pelatihan dapat
meningkatkan kualitas argumen.
Modal Qualifiers Warrants W
2.2.4 Kadar Ketajaman Argumen
Sebuah argumen yang baik, dapat meyakinkan pembaca mengenai hal yang ditemukan atau masalah yang diungkapkan dan dianalisis. Untuk dapat
meyakinkan pembaca, sebuah argumen harus dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah. Selain itu, argumen juga perlu menunjukkan bukti-bukti dan
alasan yang kuat sehingga pernyataan yang ingin disampaikan dapat meyakinkan pembaca. Bagaimana pembuat argumen menunjukkan dan meyakinkan pembaca
melalui pernyataan, bukti, alasan di dalam tulisannya dapat menunjukkan ketajaman argumen itu Wijayanti, dkk, 2013: 122.
Kadar ketajaman sendiri dapat dilihat dari beberapa hal, salah satunya dengan melihat kelengkapan elemen argumen penyusunnya. Rani, dkk.2006: 40
mengatakan elemen pokok wacana argumen ada tiga, yaitu pernyataan, alasan, dan pembenaran. Sedangkan elemen pelengkapnya adalah pendukung, modal dan
sanggahan. Maka, apabila sebuah argumen memiliki 3 elemen argumen dapat dikatakan cukup baik. Semakin lengkap elemennya maka semakin baik pula
argumennya. Penelitian ini juga melihat kadar ketajaman argumen yang terdapat pada
paragraf-paragrafargumentasi bagian pembahasan artikel jurnal berdasarkan kelengkapan elemen-elemen penyusunnya. Elemen-elemen tersebut adalah
elemen Toulmin yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu Claim, Ground, Warrants, Backing, Possible Rebuttal, dan Modal Qualifiers. Semakin lengkap
elemen yang dimuat maka kadar ketajaman pada paragraf-paragrafnya semakin baik. Sebaliknya, semakin sedikit elemen yang dimuat maka kadar ketajamannya
semakin kurang. Kelengkapan elemen argumen berbanding lurus dengan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasinya.
Berikut ini adalah tabel kadar ketajaman paragraf argumentasi berdasarkan kelengkapan elemen argumen penyusunnya.
Tabel 2.1 Kadar Ketajaman Argumen berdasarkan Kelengkapan Elemennya
Kadar Deskripsi
Pola Argumen
Sangat Lemah
Argumen hanya mengandung satu elemen yaitu Claim
C
Lemah Argumen dalam paragraf hanya
mengandung dua elemen yaitu Claim dan Ground
C-G
Cukup Kuat
Argumen dalam
paragraf mengandung tiga elemen yaitu
Claim, Ground, dan Warrants C-G-W
Kuat Argumen
dalam paragraf
mengandung empat elemen Claim, Ground, Warrants, danBacking
C-G-W-B
Sangat Kuat
Argumen dalam
paragraf mengandung 5
atau 6 elemen
Claim, Ground, Warrants, Modal dan rebuttals
C-G-W-B-M C-G-W-B-M-R
Peneliti akan menggunakan tabel di atas. Tabel ini sebagai acuan untuk menentukan kadar ketajaman paragrafargumentasi yang terdapat di dalam
pembahasan artikel jurnal. Tabel tersebut diadaptasi dari penelitian yang dilakukan Agustini 2016 dengan beberapa perubahan.Untuk menentukan
kadarnya, peneliti dapat melihat pola argumen dari setiap paragraf bagian pembahasan artikel jurnal kemudian melihat bagaimana kelengkapan elemennya
berdasarkan tabel tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Di dalam bab ini akan dipaparkan metodologi penelitian yang meliputi a pendekatan dan jenis penelitian, b data dan sumber data, c tahap-tahap
penelitian, d teknik pengumpulan data, e instrumen penelitian, f teknik analisis data, g teknik keabsahan data.
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.1.1
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Menurut Moleong 2006: 6 penilitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Suatu penelitian digolongkan sebagai
penelitian kualitatif bila tujuan utama studi tersebut adalah untuk menggambarkan situasi, fenomena, permasalahan atau kejadian. Selain itu, penelitian kualitatif
menggunakan pendekatan tak-terstruktur. Di dalam pendekatan tak-terstruktur, segala sesuatu yang menyusun proses penelitian, seperti obyektif atau tujuan,
desain penelitian, sampel, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden lebih fleksibel. Pendekatan ini lebih ke arah mengeksplorasi sifat-sifat
permasalahan, isu atau fenomena Widi, 2010:57. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa penelitian ini nantinya akan menghasilkan sebuah teori atau dalam artian bermaksud menggambarkan
fenomena atau permasalah tertentu dalam bentuk kata-kata. Dalam hal ini, permasalahannya
adalah pola
dan kadarketajaman
paragraf-paragraf argumentasibagian pembahasan dalam artikel jurnal.
3.1.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini ditinjau dari caranya adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,
kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Di sini, peneliti tidak mengubah, menambah, atau
mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian. Data yang terkumpul di klasifikasikan atau dikelompokkan menurut jenis, sifat atau
kondisinya, sesudah datanya lengkap, kemudian dibuat kesimpulan Arikunto, 2010:3.
Peneliti menguraikan dan menganalisis data yang ada pada bagian pembahasan jurnal sehingga dapat memperoleh gambaran pola dan ketajaman
paragraf-paragraf argumentasi kemudian membuat kesimpulan maka dapat dikatakan bahwa jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
3.2 Data dan Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland 1984: 47, dalam Moleong 2006: 157, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas