18
proses pemindahan gagasan seseorang dari orang lain dalam bentuk kata- kata tetapi juga dalam bentuk ekspresi wajah intonasi dan sebagainya.
Komunikasi dapat menghubungkan antara bagian yang berbeda atau disebut rantai pertukaran informasi.
3. Semangat Kerja 3.1. Definisi Semangat Kerja
Setiap organisasi selalu berusaha agar produktivitas kerja karyawan dapat ditingkatkan. Untuk itu pimpinan perlu mencari cara dan
solusi guna menimbulkan semangat kerja karyawan. Hal itu penting, sebab semangat kerja mencerminkan kesenangan yang mendalam terhadap
pekerjaan yang dilakukan sehingga pekerjaan lebih cepat dapat diselesaikan dan hasil yang lebih baik dapat dicapai.
Menurut Denyer dalam Moekijat, 2003:136, kata semangat itu mula-mula dipergunakan dalam kalangan militer untuk menunjukkan
keadaan moral pasukan, akan tetapi sekarang mempunyai arti yang lebih luas dan dapat dirumuskan sebagai sikap bersama para pekerja terhadap
satu sama lain, terhadap atasan, terhadap manajemen, atau pekerjaan. Menurut Nitisemito 2001:160 semangat kerja adalah melakukan
pekerjaan secara lebih giat sehingga pekerjaan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Sedangkan Hasibuan 2005:94 mengatakan
semangat kerja sebagai keinginan dan kesungguhan seseorang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Sementara Sastrohadiwiryo 2003:282
mengatakan semangat kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi mental, atau perilaku individu tenaga kerja dan kelompok-kelompok yang
menimbulkan kesenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan perusahaan. Dalam pendapat lain Siagian 2003:57 mengartikan bahwa
semangat kerja karyawan menunjukkan sejauh mana karyawan bergairah dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya di dalam perusahaan.
Menurut beliau, semangat kerja dapat dilihat dari kehadiran, kedisiplinan, ketepatan waktu, target kerja, gairah kerja serta tanggung jawab yang telah
diberikan kepada karyawan tersebut.
3.2. Aspek-aspek Semangat Kerja
Berikut aspek-aspek semangat kerja menurut Sugiyono dalam Utomo 2002, untuk menjadi acuan pertimbangan bagi peneliti, yaitu:
1. Disiplin Yang Tinggi Individu yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan bekerja
giat dan sadar akan peraturan-peraturan yang berlaku dalam perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2. Kualitas Untuk Bertahan Individu yang mempunyai semangat kerja tinggi, tidak akan mudah
putus asa dalam menghadapi kesukaran-kesukaran yang timbul dalam pekerjaannya. Hal ini menunjukkan bahwa individu tersebut mempunyai
energi dan kepercayaan untuk memandang masa yang akan datang dengan baik yang dapat meningkatkan kualitas seseorang untuk bertahan.
3. Kekuatan untuk Melawan Frustasi Individu yang mempunyai semangat kerja tinggi, tidak memiliki
sikap yang pesimistis apabila menemui kesulitan dalam pekerjaannya. 4. Semangat Berkelompok
Adanya semangat kerja membuat karyawan lebih berfikir sebagai “kami” daripada sebagai “saya”. Mereka akan saling tolong menolong dan
tidak saling bersaing untuk saling menjatuhkan.
3.3. Indikasi Turunnya Semangat Kerja
Indikasi turunnya semangat kerja sangat penting untuk diketahui suatu perusahaan karena dengan pengetahuan tersebut akan dapat
diketahui sebab-sebabnya. Dengan demikian perusahaan dapat mengambil tindakan-tindakan pencegahan atau pemecahan masalah sedini mungkin.
21
Menurut Nitisemito dalam Tohardi 2002 menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang harus diketahui oleh perusahaan sebagai
indikasi penurunan semangat kerja, yaitu: 1. Turun atau Rendahnya Produktivitas Kerja
Salah satu indikasi turunnya semangat kerja adalah ditunjukkan dari turunnya produktivitas kerja. Penurunan produktivitas kerja ini dapat
diukur atau diperbandingkan dari waktu ke waktu sebelum di mana penurunan produktivitas dapat terjadi kemalasan, penundaan pekerjaan dan
sebagainya. Apabila hal ini terjadi maka perusahaan mengalami penurunan di dalam semangat kerja karyawan.
2. Tingkat Absensi Tinggi Tingkat absensi tinggi sebenarnya juga merupakan salah satu
indikasi turunnya semangat kerja. Pada umumnya bila semangat kerja mengalami penurunan dapat dilihat dari kemalasan untuk datang bekerja,
apalagi kompensasi atau upah tidak dipotong ketika mereka tidak masuk kerja. Untuk melihat apakah naiknya tingkat absensi tersebut merupakan
indikasi turunnya semangat kerja maka harus dilihat tingkat absensi secara rata-rata.
3. Labour Turnover yang Tinggi Labour Turnover
yang tinggi dalam arti banyaknya karyawan yang berhenti dari tempat kerja mereka. Labour Turnover yang tinggi merupakan
22
indikasi penurunan tenaga kerja karyawan. Biasanya hal ini terjadi karena ketidaksenangan mereka terhadap pekerjaan mereka sehingga mereka
berusaha untuk mencari pekerjaan lain yang sesuai. 4. Tingkat Kerusakan yang Tinggi
Indikasi lainnya yang menunjukan turunnya semangat kerja adalah bilamana tingkat kerusakan baik terhadap bahan baku, barang jadi maupun
peralatan yang digunakan meningkat. Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian dalam pekerjaan, sehingga terjadi kecerobohan dalam bekerja dan
sebagainya yang dapat menyebabkan perusahaan mengalami kerugian. 5. Kegelisahan di mana-mana
Kegelisahan di mana-mana akan terjadi bila semangat kerja mengalami penurunan dan kegelisahan-kegelisahan yang timbul itu
terwujud dalam bentuk ketidaktenangan kerja, keluh kesah serta hal-hal yang lain.
6. Tuntutan yang Sering Terjadi Sering terjadi tuntutan juga merupakan salah satu indikasi turunnya
semangat kerja. Tuntutan sebetulnya merupakan perwujudan dari kepuasan di mana pada tahap rencana tertentu akan menimbulkan keberanian untuk
mengajukan tuntutan tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
7. Pemogokan Tingkat indikasi paling kuat tentang turunnya semangat kerja
adalah terjadinya pemogokan. Pemogokan yang terjadi di dalam suatu perusahaan akan dapat menimbulkan kelumpuhan bagi perusahaan dengan
segala akibat yang merugikan perusahaan tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menggunakan teori
semangat kerja menurut Sugiyono 2002 yang menyebutkan aspek-aspek semangat kerja karyawan yang dapat dilihat dari beberapa segi.
3.4. Faktor-faktor Pendorong Semangat Kerja
Berikut faktor-faktor pendorong semangat kerja menurut Nitisemito dalam Tohardi 2002, untuk menjadi acuan, pertimbangan bagi
peneliti yaitu: 1. Gaji yang Cukup
Setiap perusahaan hendaknya memberikan gaji yang cukup kepada para karyawan. Pengertian “cukup” ini sangat relatif sifatnya, cukup di sini
adalah jumlah yang mampu dibayar oleh perusahaan tanpa menimbulkan kerugian perusahaan. Masalah besarnya gaji benar-benar diperhatikan
terutama bagi karyawan yang mempunyai tanggung jawab besar. Yang dimaksud di sini bukan hanya imbalan yang diberikan perusahaan dalam
bentuk uang saja tetapi dalam bentuk lain, seperti fasilitas perumahan, perawatan kesehatan dan lainnya.
24
2. Memberikan Kebutuhan Rohani Selain kebutuhan materi dalam hal gaji yang cukup, para karyawan
juga mempunyai kebutuhan rohani. Kebutuhan rohani ini antara lain, tempat ibadah, tempat ziarah, dan sebagainya. Perusahaan perlu memperhatikan
kebutuhan rohani para karyawan. 3. Sesekali Perlu Menciptakan Suasana Santai
Suasana kerja yang rutin dapat menimbulkan kejenuhan bagi karyawan maka untuk menghindari rasa jenuh, perusahaan perlu
menciptakan suasana santai pada waktu tertentu. Misalnya, sesekali perusahaan mengadakan rekreasi bersama. Dengan demikian mereka akan
semakin akrab dan rasa jenuh akan semakin hilang. 4. Harga Diri Perlu Mendapat Perhatian
Masalah harga diri karyawan perlu mendapatkan perhatian khusus dari perusahaan. Pihak perusahaan bukan hanya memperhatikan harga diri
saja tetapi juga membangkitkan harga diri karyawan. Seorang pemimpin hendaknya tidak memarahi karyawan di depan umum, karena akan
menimbulkan perasaan malu, marah dari karyawan tersebut. Tindakan tersebut dapat menurunkan semangat kerja karyawannya. Seorang karyawan
akan merasa harga dirinya diperhatikan bila pemimpin sesekali mengajak berunding tentang permasalahan yang muncul dalam perusahan
tersebut. Hal ini dapat menambah perasahaan harga diri mereka.
25
5. Tempatkan Karyawan pada Posisi yang Tepat Setiap perusahaan harus mampu menempatkan karyawannya pada
posisi yang tepat. Artinya karyawan karyawan ditempatkan pada posisi yang tepat dan sesuai dengan bidangnya dan keterampilan masing-masing. Jika
perusahaan salah dalam menempatkan karyawannya maka pekerjaan yang dilakukan menjadi kurang lancar dan hasilnya tidak maksimal. Tentunya hal
ini sangat merugikan karena pekerjaan akan menjadi terhambat, semangat kerja menjadi menurun. Jadi masalah penempatan posisi yang tepat
merupakan faktor penting dalam meningkatkan semangat kerja karyawan. 6. Beri Kesempatan untuk Maju
Setiap perusahaan hendaknya memberi kesempatan pada karyawannya untuk maju. Semangat kerja karyawannya akan timbul jika
mereka mempunyai harapan untuk maju, semangat kerja mereka lama-lama akan menurun jika sebaliknya. Cara yang bisa digunakan yaitu dengan
memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi, dan sebagainya. Dengan demikian karyawan akan semakin terpacu untuk
meningkatkan semangat dalam bekerja. 7. Perasaan aman Menghadapi Masa Depan Perlu Diperhatikan
Semangat kerja karyawan dapat dipupuk bila mereka mempunyai perasaan aman terhadap masa depan profesi mereka, untuk menciptakan
rasa aman dalam menghadapi masa depan, hendaknya perusahaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI