36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab  ini  membahas  dua  hal  yang  berkaitan  dengan  penelitian.  Pertama, membahas mengenai proses pengembangan modul Pembelajaran
IPA “Tumbuhan Di  Sekitarku
”  beserta  pembahasannya.  Kedua,  membahas  mengenai  deskripsi singkat kualitas modul Pembelajaran
IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”.
4.1 Proses Pengembangan Modul
Peneliti  mengembangkan  sebuah  modul  pembelajaran  IPA  berjudul “Tumbuhan Di Sekitarku” menggunakan Standar Kompetensi SK point 6 yaitu
memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta  hubungannya  dengan  cara  manusia  memelihara  dan  melestarikan.
Kompetensi  Dasar  KD  yang  digunakan  yaitu  KD  6.4  mengidentifikasi  cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar.
Modul  pembelajaran  IPA  dikembangkan  menggunakan  5  langkah prosedur pengembangan menurut Brian Tomlinson, antara lain:
4.1.1 Analisis Kebutuhan
Penelitian  ini  diawali  dengan  melakukan  analisis  kebutuhan.  Analisis kebutuhan  dilakukan  dengan  melakukan  observasi  dan  wawancara.  Observasi
digunakan  untuk  mengobservasi  kegiatan  pembelajaran  dan  aktivitas  siswa terhadap  lingkungan  sekitar  sekolah.  Sedangkan  wawancara  dilakukan  kepada
guru  kelas  III  A  dan  siswa  kelas  III  A.  Kegiatan  observasi  dan  wawancara dilakukan peneliti selama melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan
37 PPL di SD N Jetis 1 Yogyakarta yakni dari tanggal 18 Juli 2016 sampai tanggal
22 Oktober 2016. Observasi dilakukan peneliti pada hari Kamis, 4 Agustus 2016 di  kelas  III A SD N Jetis  1 Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa
yang  terdiri  dari  10  siswa  laki-laki  dan  16  siswa  perempuan.  Pembelajaran dimulai  pukul  09.10  WIB  setelah  kegiatan  istirahat.  Sebelum  memulai
pembelajaran  selanjutnya,  guru  memberikan  sedikit  pertanyaan  tentang  materi yang  telah  dipelajari  sebelumnya.  Siswa  terlihat  gaduh  ketika  mereka
mengeluarkan  buku  dan  alat-alat  yang  diperlukan  untuk  belajar.  Pembelajaran yang dibahas pada hari itu adalah pembelajaran IPA dengan materi penggolongan
tumbuhan. Dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan buku cetak IPA yang diberikan dari pemerintah. Guru meminta siswa untuk membuka buku cetak
pembelajaran IPA dan membacanya terlebih dahulu. Setelah itu, guru menjelaskan materi  ini  hanya  secara  lisan  dan  meminta  siswa  duduk  tenang  untuk  mencatat
penjelasan yang disampaikan oleh guru. Guru memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai penggolongan tumbuhan dengan membawa langsung tumbuhan bayam
dan  memunjuk  4  orang  siswa  maju  ke  depan  kelas  untuk  membantu  guru menjelaskan  kembali  penggolongan  tumbuhan  pada  tumbuhan  bayam.
Selanjutnya, guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok dan memberikan masing- masing  kelompok  tumbuhan  bayam.  Siswa  melakukan  pengamatan  dan
menggolongkan  tumbuhan  tersebut  berdasarkan  penggolongannya.  Setelah melakukan pengamatan siswa diberikan soal dan mengerjakannya secara mandiri.
Soal  yang  telah  dikerjakan  kemudian  dikoreksi  bersama  dengan  memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukan jarinya jika ingin menjawab. Setelah
melakukan  koreksi  bersama,  guru  dan  siswa  menyimpulkan  pembelajaran  yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38 telah  dipelajari.  Guru  menutup  pembelajaran  dengan  mengucapkan  salam,  dan
siswa dipersilakan untuk beristirahat. Kegiatan observasi dilanjutkan peneliti di luar kelas pada saat jam istirahat
berlangsung  untuk  melihat  aktivitas  dan  perilaku  siswa  kelas  III  A  terhadap tumbuhan  di  lingkungan  sekolah.  SD  N  Jetis  1  Yogyakarta  memiliki  tumbuhan
hidup yang beragam dan asri karena terawat, akan tetapi semua itu bukan dirawat oleh  siswa  melainkan  dirawat  oleh  penjaga  sekolah.  Perilaku  siswa  kelas  III  A
tidak  menunjukan  perilaku  sadar  dan  peduli  terhadap  tumbuhan  sekitar.  Hal  ini terlihat  ketika  siswa  kelas  III  A  bermain  bola  di  waktu  istirahat.  Pada  saat  itu,
tidak sengaja bola yang mereka mainkan masuk ke area taman sekolah, dan siswa berbondong-bondong  masuk  ke  area  taman  untuk  mengambil  bola  tersebut.
perilaku tersebut telah membuat tumbuhan di taman tersebut menjadi rusak karena terinjak-injak  oleh  mereka.  Melihat  tumbuhan  di  taman  yang  rusak,  guru  serta
penjaga  sekolah  menegur  siswa-siswa  tersebut  untuk  tidak  mengulanginya  lagi. Teguran  yang  diberikan  guru  dan  penjaga  sekolah  ternyata  tidak  menimbulkan
reaksi  bagi  siswa,  mereka  dengan  santai  melanjutkan  permainannya  kembali. Perilaku  siswa  yang  lainnya  ditunjukan  ketika  siswa  berkumpul  di  teras  depan
kelas untuk  mengobrol dan bercanda bersama dengan sengaja memetik beberapa daun pada tumbuhan yang ada di pot tersebut untuk dijadikan mainannya.
Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas III A pada tanggal 15 Agustus 2016 dengan menggunakan lembar pedoman “student need analysis”
yang diberikan dari dosen pembimbing. Point-point wawancara  dalam pedoman tersebut meliputi academic background, serta social dan economic background.
39 Berdasarkan  hasil  wawancara,  guru  kelas  III  A  memaparkan  bahwa
kemampuan  akademik  siswa  kelas  III  A  belum  terlihat  menonjol  karena  proses belajar mengajar baru dilaksanakan selama 4 minggu. Akan tetapi, guru kelas III
A menjelasakan bahwa siswa kelas III A mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Menurut penjelasan guru minat dan antusias siswa kelas III A dalam
mengikuti  proses  pembelajaran  sangat  besar  terutama  pada  hal  yang  bersifat konkret  seperti  pada  pembelajaran  IPA.  Selain  menjelaskan  akademik  siswa,
beliau juga menjelaskan tentang latar belakang sosial dan ekonomi siswa kelas III A. Beliau menjelaskan bahwa siswa kelas III A berasal dari lingkungan keluarga
menengah kebawah  yang orang tua mereka hanya bekerja sebagai tukang parkir, pedagang  dan  buruh.  Mayoritas  tempat  tinggal  siswa  berasal  dari  daerah  sekitar
Jetis,  dengan  kondisi  lingkungan  sekitar  rumah  yang  terlihat  kumuh  dan  tidak tertata  dikarenakan  daerah  ini  tidak  memiliki  lahan  yang  cukup  luas  sehingga
bangunan  rumah  yang  satu  dengan  yang  lain  saling  berdekatan.  Di  kelas  III  A juga  masih  terdapat  beberapa  siswa  yang  perlu  mendapatkan  bimbingan  khusus,
seperti  kurangnya  pemusatan  perhatian,  lambat  belajar,  dan  emosi  yang  kurang stabil,  sehingga  guru  biasanya  memberikan  bimbingan  tambahan  pada  siswa  di
akhir pembelajaran. Selama mengajar pembelajaran IPA, guru kelas III A hanya menggunakan
buku  cetak  pembelajaran  yang  telah  disediakan  oleh  pihak  sekolah,  terkadang guru juga memanfaatkan alam di lingkungan sekitar siswa. Menurut guru kelas III
A, penggunaan modul pada pelajaran IPA yang melibatkan siswa secara langsung pada  alam  sekitarnya  dapat  menambah  pengalaman  belajar  siswa  secara  nyata,
tidak  hanya  membayangkan  saja  sehingga  siswa  dapat  memperoleh  pengalaman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40 yang  bermakna  dari  setiap  proses  pembelajaran  yang  dilakukannya.  Modul
pembelajaran  IPA  yang  diharapkan  guru  kelas  III  A  yaitu  modul  yang  mampu mengajak siswa untuk berpikir dan menemukan manfaat dari kegiatan yang telah
dilakukan,  yaitu  dapat  mengembangkan  kesadaran  dan  kepeduliannya  untuk menjaga  dan  merawat  lingkungan  disekitarnya.  Hasil  wawancara  juga
menunjukan  bahwa  guru  membutuhkan  sebuah  modul  pembelajaran  IPA  yang tidak hanya mampu menumbuhkan aspek kognitif siswa saja, tetapi juga mampu
menumbuhkan aspek afektif dan psikomotor siswa. Berdasarkan  hasil  observasi  dan  wawancara  dari  analisis  kebutuhan,
peneliti  melakukan  pengembangan  materi  pembelajaran  IPA  dengan  berbagai kegiatan  pembelajaran  yang  dituangkan  dalam  sebuah  modul  pembelajaran.
Modul tersebut
diimplementasikan dalam
pembelajaran IPA
dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif di dalamnya.
4.1.2 Desain Produk