15 2010:62. Evaluasi merupakan proses untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
pencapaian tujuan dalam Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dilakukan pada aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan nyata yang dilakukan siswa Subagya,
2010: 63-64. Dari uraian di atas, pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR tepat dijadikan sebagai pilihan pada proses pembelajaran terutama dalam
pendidikan karakter dan penanaman nilai dalam proses pembelajaran. Sekolah dan guru memiliki tanggung jawab dalam pengembangan
kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Oleh karena itu, pihak sekolah dan guru diharapkan mampu untuk mengembangkan sebuah sumber belajar yang dapat
digunakan oleh siswa dalam setiap proses pembelajarannya. Sumber belajar yang dikembangkan diharapkan tidak hanya mampu mengembangkan kognitif siswa
saja tetapi juga dapat mengembangkan sikap dan keterampilan siswa.
2.1.4 Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar Daryanto, 2013: 191-192.
Rusman, dkk 2012: 41-42 mengemukakan bahwa pelaksanaan pembelajaran hasil integrasi dari beberapa komponen yang memiliki fungsi serta maksud agar
ketercapaian tujuan pembelajaran dapat terpenuhi. Ciri utama dari kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi yang terjadi antara siswa dengan lingkungan
belajarnya.Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan
sumber belajar yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan pendidikan dalam rangka pemerolehan pengetahuan kognitif, perilaku afektif, dan keterampilan
psikomotorik. Selain itu, pembelajaran juga berkaitan dengan komponen- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16 komponen pembelajaran, seperti tujuan, bahanmateri, strategi, media dan
evaluasi pembelajaran. .
2.1.5 Modul IPA
Menurut Widodo Jasmadi 2008: 40 bahan ajar merupakan seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-
batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Modul merupakan salah satu
bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, di dalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan di desain untuk membantu
peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik Daryanto, 2013: 9.
Modul pembelajaran banyak digunakan oleh guru maupun siswa dalam proses pembelajaran disekolah terutama dalam pembelajaran IPA. Ilmu
Pengetahuan Alam IPA atau Sains yaitu pengetahuan yang mempelajari gejala- gejala alam dan kebendaan yang diperoleh dengan cara observasi, eksperimen,
atau uji coba yang berdasarkan pada hasil pengamatan Abdullah:1998. Pembelajaran IPA dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar serta menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman belajar secara langsung melalui
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Modul pembelajaran ini tertuju pada pelajaran IPA untuk siswa kelas III semester gasal dengan SK 6.
Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam. KD
6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar.
17 Setidaknya terdapat 16 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson
dalam Harsono,2007 dalam pembelajaran bahasa, namun peneliti hanya berfokus pada 10 prinsip pengembangan dari Tomlinson yang sesuai dengan
penelitian ini yaitu pada pengembangan modul pembelajaran IPA. Prinsip pertama, memiliki pengaruh bagi siswa. Isi materi pada modul
hendaknya dibuat dengan berbagai variasi gambar, warna, ataupun tulisan yang menarik, sehingga dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan perhatian siswa
untuk membaca dan mempelajarinya. Prinsip kedua, membuat siswa merasa nyaman, dan senang belajar. Rasa nyaman akan muncul apabila materi dalam
modul mudah untuk dipahami dan dipelajari oleh siswa. Prinsip ketiga, membantu siswa untuk mengembangkan rasa kepercaya diri. Siswa akan menjadi lebih
percaya diri apabila materi dan kegiatan yang mereka pelajari dapat dipahami dengan mudah atau tidak terlalu rumit. Prinsip keempat, berguna dan relevan bagi
siswa. Modul yang dikembangkan sebaiknya memperhatikan latar belakang siswa, sehingga nantinya materi yang disampaikan dapat berguna dalam kehidupan
sehari-hari siswa. Prinsip kelima, menimbulkan rasa ketertarikan pada siswa. Prinsip
keenam, memberikan pencerahanpenjelasan bagi siswa. Prinsip ketujuh, mempertimbangkan gaya belajar siswa yang berbeda. Prinsip kedelapan,
mempertimbangkan sikap afektif siswa. Prinsipp kesembilan, memaksimalkan kemampuan otak kiri dan kanan siswa pada siswa. Prinsip kesepuluh, memberikan
kesempatan untuk terwujudnya timbak balik feedback antara guru dengan siswa. Siswa diharapkan mampu merespon positif maupun negatif dari isi dalam modul
yang sudah diterimanya.
18
2.2 Penelitian yang Relevan