3.3.2   Sumber Data
Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini berasal dari konsumen yang berbelanja online sebagai responden dalam penelitian ini.
3.4  Metode Pengumpulan Data
Metode  yang  digunakan  untuk  mengumpulkan  data  dalam  penelitian  ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Metode Kuesioner
Metode  kuesioner  adalah  membuat  daftar  pernyataan  yang  kemudian dibagikan kepada responden yang bersangkutan.
2. Metode Wawancara
Metode  wawancara  adalah  melakukan  tanya  jawab  untuk  memperoleh informasi  dari  pihak  yang  bersangkutan.  Metode  ini  memerlukan  waktu
yang  cukup  lama  untuk  mengumpulkan  data,  dimana  metode  ini  harus memikirkan waktu pelaksanaannya.
3.5  Teknik Analisis Data
Model  yang  digunakan  untuk  menganalisis  data  dalam  penelitian  ini adalah model persamaan struktural Struktural Equation Modeling SEM berbasis
varian  atau  komponen  yaitu  PLS  Partial  Least  Square  untuk  memverifikasi hubungan  antara  variabel.  Alasan  menggunakan  model  SEM  berbasiskan
komponen atau vaarian PLS adalah sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. PLS  dapat  digunakan  untuk  mengkonfirmasi  teori,  tetapi  dapat  juga
digunakan  untuk  menjelaskan  ada  atau  tidaknya  hubungan  antar  variabel laten,  bahkan  dengan  PLS  dapat  menggunakan  model  persamaan
struktural  untuk  menguji  teori  atau  pengembangan  teori  untuk  tujuan prediksi.
2. PLS  merupakan  metode  analisis  yang  powerfull  oleh  karena  tidak
didasarkan banyak asumsi. 3.
Penggunaan  data  dengan  PLS,  tidak  harus  berdistribusi  normal multivariate
indikator  dengan  skala  katagori  samapai  ratio  dapat digunakan pada model yang sama.
4. Penggunaan  sampel  pada  PLS,  tidaklah  harus  besar  melainkan  bisa
minimal 30 sampel. 5.
PLS  dapat  menganalisis  sekaligus  konstruk  yang  dibentuk  dengan indikator refleksif dan indikator formatif.
6. PLS  jauh  lebih  efisien  perhitungan  algoritma,  sehingga  mampu
mengestimasi  model  yang  besar  dan  komplek  dengan  ratusan  variabel laten dan ribuan indikator.
Sedangkan alasan – alasan  menggunakan SmartPLS versi 2.0 sebagai tools dari
SEM  berbasiskan  kompenen  atau  varian  PLS  menurut  Ghozali  2006  adalah sebagai berikut:
1. Kemudahan dalam menginstal program.
2. Tampilan model editor dapat disusun secara rapi, dimana dapat digunakan
untuk menciptakan, merubah, dan menghitung model.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Kemudahan dalam bekerja lebih dari satu model pada sesi yang sama.
4. Tampilan output lebih tersusun rapi dalam sintaks html.
Adapun  langkah –  langkah  yang  perlu  dilakukan  dalam  menggunakan  model
persamaan struktural PLS menurut Ghozali 2008: 22 adalah sebagai berikut:
1  Model Spesifikasi dengan PLS
Menurut  Ghozali  2008:22,  model  analisis  jalur  semua  variable  laten dalam  PLS  terdiri  dari  tiga  set  hubungan,  yaitu:  1  inner  model  yang
menspesifikasi hubungan antar variabel laten struktural model, 2 outer model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten dengan indikator atau variabel
menives-nya  meansurement  model,  dan  3  weight  relation  dimana  nilai  kasus dari  variabel  laten  dapat  diestimasi.  Penjelasan  dari  masing
– masing hubungan tersebut adalah sebagai berikut:
A. Inner Model
Inner  model yang    menspesifikasi    hubungan    antar    variabel    laten
structural  model.    Inner  model    menggambarkan    hubungan    antar variabel    laten    berdasarkan    pada    subtantive  theory.    Model
persamaannya    = �
+ � +Γ
�
+ .    PLS    didesain    untuk    model    recursive, maka    hubungan    antar    variabel    laten    sering    disebut    casual    chain
system dari  variabel  laten  dapat  dispesifikasikan  sebagai  berikut
= ∑
i
� +∑
i γ
jb
iξ
b
+
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Outer Model
Outer  model yang    menspesifikasi    hubungan    antara    variabel    laten
dengan    variabel    indikatornya    measurement  model.    Outer  model mendefinisikan  bagaimana  setiap  blok  indikator  berhubungan  dengan
variabel    latennya.    Blok    dengan    indikator    reflektif    dapat    ditulis persamaan
=Λ �+     dan    =Λ + .    Sedangkan    Blok    dengan indikator  formatif  dapat  ditulis  persamaan
�= Π
ξ
x+δ
ξ
dan =Π
η
y+δ
η.
B. Weight Relation
Weight  relation dalam    menilai    kasus    dari    variabel    laten    dapat
diestimasi.  Inner model  dan  outer model  memberikan  spesifikasi  yang diikuti  dalam  algoritma  PLS.  Nilai  kasus  untuk  setiap  variabel  laten
diestimasi  dalam  PLS  yaitu �
�
= ∑
i � �
dan  =
2  Evaluasi Model
PLS tidak mengasumsikan distribusi tertentu untuk estimasi parameter, maka  teknik  parametik  untuk  menguji  signifikansi  parameter  tidak  diperlukan
Chin,  1998.  Evaluasi  model  PLS  berdasarkan  pada  pengukuran  prediksi  yang mempunyai  sifat  non  parametik.  Model  pengukuran  atau  outer  model  dengan
indikator reflektif dievaluasi dengan validitas konvergen dan validitas diskriminan dari indikatornya dan composive reliability atau blok indikator.
Model  struktural  atau  inner  model  dievaluasi  dengan  melihat persentase  variance
yang  dijelaskan  yaitu  dengan  melihat  nilai  R-square  untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
konstruk  laten  dependen  dengan  menggunakan  ukuran  stone-Geisser  Q  Square test  Stone,  1974:  Geisser,  1975  dalam  Ghozali  2008:  24-25  dan  juga  melihat
besarnya  koefisien  jalur  strukturalnya.  Stabilitas  dari  estimasi  ini  dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang diperoleh dari prosedur bootstraping.
3  Model Pengukuran dengan Outer Model Validitas  konvergen
dari  model  pengukuran  dengan  reflektif indikator
dinilai berdasarkan korelasi antar skor item atau skor komponen dengan skor konstruk yang dihitung dari PLS. Ukuran reflektif individual dikatakan tinggi
jika berkorelasi lebih dari 0,7 dengan konstruk yang ingin diukur. Validitas  diskriminan
dari  model  pengukuran  dengan  reflektif indikator
dinilai  berdasarkan  cross  loading  pengukuran  dengan  konstruk.  Jika
korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar dari pada ukuran konstruk lainnya,  maka  hal  ini  menunjukkan  bahwa  konstruk  laten  memprediksi  ukuran
pada blok mereka lebih baik dari pada ukuran pada blok lainnya.
Metode lain
untuk menilai
validitas diskriminan
adalah membandingkan  nilai  akar  average  extracted  AVE  setiap  konstruk  dengan
korelasi  antar  konstruk  dengan  konstruk  lainnya  dalam  model.  Jika  nilai  akar AVE  setiap  konstruk  lebih  besar  dari  pada  nilai  korelasi  antara  konstruk  dengan
konstrukm  lainnya  dalam  model,  maka  dikatakan  memiliki  nilai  validitas diskriminan  yang  baik  Fornel  dan  Larcker,  1981  dalam  Ghozali  2008:25.
Direkomendasikan bahwa nilai AVE  0,5.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Composite  reliability  blok  indikator  yang  mengukur  suatu  konstruk
dapat dievaluasi dengan dua macam pengukuran, yaitu internal  consistency  yang dikembangkan  oleh  Werts,  Lim  dan  Jokerskog  1974  dan  Cronbach  Alpha
dengan  menggunakan  output  yang  dihasilkan  PLS,  maka  composite  reliability dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
pc = ∑λ
i 2
pc ∑λ
i 2
+ ∑
i
var ɛ
i
4  Model Pengukuran dengan Inner Model Model  struktural
dievaluasi  dengan  menggunakan  R-square  untuk
konstruk  dependen,  Stone-Qeisser  Q-square  test  untuk  predictive  relevance  dan
uji  t  serta  signifikansi  dari  koefisien  parameter  jalur  struktural.  Dalam  menilai model
dengan  PLS  dimulai  dengan  melihat  R-square  untuk  setiap  variabel  laten dependen.  Interpretasinya sama dengan interpretasi  pada regresi.  Perubahan nilai
R-square  dapat  digunakan  untuk  menilai  pengaruh  variable  laten  independen tertentu  terhadap  variabel  dependen  apakah  memilikipengaruh  yang  substantive.
Pengaruh besarnya f
2
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
f
2
=  R
2 included
- R
2 exclude
1 – R
2 include
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dimana  R
2
included  dan  R
2
excluded  adalah  R-square  dari  variabel  laten dependen  ketika  prediktor  variabel  laten  digunakan  atau  dikeluarkan  di  dalam
persamaan  struktural.  Nilai  f
2
sama  dengan  0,02;  0,15  dan  0,35  dapat  diartikan bahwa rediktor variabel laten memiliki pengaruh kecil; menengah; dan besar pada
tingkat  struktural.  Disamping  melihat  R-square,  model  PLS  juga  dievaluasi dengan  melihat  Q-square  predictive  relevan  untuk  model  konstruk.  Q-square
mengukur  seberapa  baik  nilai  observasi  yang  dihasilkan  oleh  model  dan  juga estimasi  parameternya.  Nilai  Q-square  lebih  besar  0  nol  menunjukkan  bahwa
model memiliki nilai prediktif relevance.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN