2.5 Pengaruh Integrity IntegritasTerhadap Kepercayaan Konsumen
Menurut Morgan dan Hunt, 1994 dalam penelitian Suhardi 2006 mendefinisikan kepercayaan sebagai suatu kondisi ketika salah satu pihak yang
terlibat dalam proses pertukaran yakni dengan kehandalan dan integritas pihak yang lain. Definisi Morgan dan Hunt sejalan dengan pendapat Morman et al
dalam Morgan dan Hunt, 1994 bahwa kepercayaan adalah kesediaan atau kerelaan untuk bersandar pada rekan yang terlibat dalam pertukaran yang
diyakini. Menurut Mayer et al, 1995 dalam penelitian Rofiq, 2007 Integritas
berkaitan dengan bagaimana perilaku atau kebiasaan penjual dalam menjalankan bisnisnya. Informasi yang diberikan kepada konsumen apakah benar sesuai
dengan fakta atau tidak. Kualitas produk yang dijual apakah dapat dipercaya atau tidak. Dalam penelitian Hadayani, 2010 mejelaskan hubungan integritas
terhadap tingkat kepercayaan konsumen untuk melihat integritas vendor di internet tidak mudah karena konsumen hanya dapat mengetahui apakah suatu
vendor mempunyai integritas yang baik atau tidak dengan melihat tes timonial yang ditulis oleh konsumen yang pernah bertransaksi, hal bukan suatu patokan
yang sah tetapi akan mengurangi risiko sebelum konsumen melakukan transaksi online
. Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
Integrity berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen berbelanja di internet,
dimana apabila integritas vendor ditingkatkan maka kepercayaan berbelanja di internet juga akan meningkat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.6 Pengaruh Kepercayaan Konsumen Terhadap Minat Beli Ulang
Menurut Mowen, 2002: 312 mendefinisikan kepercayaan konsumen sebagai semua pengetahuan yang dimiliki konsumen dan semua kesimpulan yang
dibuat konsumen tentang objek produk, perusahaan, atribut merek, kemasan dan label dan manfaatnya hal positif yang diberikan atribut tersebut.
Menurut Kotler 2009 dalam penelitian Adrian Jony Octavian, 2012 konsumen membentuk pilihan terhadap merek dalam kumpulan yang dapat
dipilih. Konsumen juga akan membentuk minat beli terhadap merek yang paling dia pilih. Kasus tersebut dapat dikatakan ada hubungan antara merek yang
konsumen percaya terhadap minat beli pada suatu produk. Sebagai contoh, menurut Kotler, 2009 dalam melaksanakan intensitas membeli untuk mobil,
konsumen mungkin akan membuat lima bagian keputusan, yaitu: brand, delaer, quality, timing
dan payment method. Konsumen akan memilih merek terlebih dahulu dalam menentukan pembelian dan kebanyakan merek yang konsumen
pilih adalah merek yang konsumen percayai. Konsumen akan memilih merek
yang mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
Hubungan kepercayaan konsumen terhadap keputusan pembelian ulang diperkuat dengan penelitian Ariyan, 2012 menjelaskan bahwa jika konsumen
merasa aman dengan suatu merek hal itu akan membuat konsumen memiliki kepercayaan positif terhadap merek tersebut, hal tersebut akan mempertinggi
probabilitas pembelian ulang. Berdasarkan beberapa uaraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
Kepercayaan konsumen berpengaruh terhadap minat beli ulang produk atau jasa,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dimana apabila konsumen memiliki kepercayaan positif terhadap belanja online akan memperkuat sikap dan mempertinggi probabilitas pembelian ulang.
2.7 Kerangka Penelitian