Akulturasi Konsep Dinamika Kebudayaan

Karakteristik Dinamika Budaya awasan Kebhinekaan Gejala asimilasi terjadi pada suku bangsa Betawi yang tinggal di daerah DKI Jakarta dan sekitarnya. Suku Betawi memiliki kebudayaan sebagai hasil asimilasi beberapa kebudayaan yang dibawa para pendatang dari Melayu, Jawa, Bali, Sunda, Bugis, Ambon, Minang, Arab, dan India sejak 400 tahun yang lalu. Unsur-unsur budaya hasil asimilasi tersebut tampak pada bahasa, kesenian, pakaian, dan makanan. ktivita: Kecakapan Akademik Selama ini timbul anggapan dalam masyarakat bahwa kelompok masyarakat Tionghoa sulit melakukan integrasi sosial dengan penduduk setempat. Namun, Perkumpulan Masyarakat Surakarta yang beranggotakan masyarakat Tionghoa di Surakarta berusaha melakukan pem- bauran dengan mengadakan berbagai kegiatan sosial, seperti aksi donor darah, pengobatan massal, dan bantuan korban bencana bagi masyarakat setempat. Selain itu, PMS juga mempunyai perkumpulan kesenian wayang orang wayang wong yang sering mengadakan pertunjukan wayang orang di Solo. Apakah upaya PMS tersebut merupakan bentuk upaya asi- milasi masyarakat Tionghoa di Indonesia? Diskusikan masalah tersebut bersama teman sekelompok Anda. Tulis simpulan diskusi kelompok Anda untuk dipresentasi- kan dalam diskusi kelas. Proses asimilasi mengenal adanya beberapa fase, antara lain sebagai berikut. a. Reaksi, yaitu timbulnya gerakan atau perasaan penolakan terhadap asimilasi dengan penekanan pada faktor psikologis. b. Acceptance , yaitu asimilasi yang berhasil dari pola tingkah laku dan nilai dari suatu kebudayaan baru oleh individu atau kelompok. c. Adaptasi, yaitu kombinasi dari sifat atau perangai asli dan asing, baik di dalam keseluruhan harmonis maupun dengan tetap mengingat berbagai sikap yang berbeda.

2. Akulturasi

Menurut Koentjaraningrat, akulturasi dapat diartikan sebagai suatu proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Proses akulturasi sudah terjadi sejak zaman dahulu. Migrasi antara kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda telah menyebabkan individu dalam kelompok tersebut Di unduh dari : Bukupaket.com Khazanah Antropologi SMA 1 mengenal kebudayaan asing. Proses akulturasi yang berlangsung dengan baik dapat menghasilkan integrasi unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima masyarakat, antara lain sebagai berikut. a. Unsur kebudayaan tersebut terbukti membawa manfaat besar, seperti radio transistor yang banyak membawa kegunaan sebagai sumber informasi dan telepon seluler yang mem- permudah komunikasi tanpa terbatas ruang dan waktu. b. Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang sangat mudah dipakai dan banyak dirasakan bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Misalnya, alat tulis-menulis yang banyak digunakan orang Indonesia yang diambil dari unsur kebudayaan Barat. c. Unsur kebudayaan yang mudah menyesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi dengan biaya murah dan pengetahuan teknik yang sederhana yang dapat digunakan untuk melengkapi penggilingan padi. Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima oleh masyarakat penerima, antara lain sebagai berikut. a. Unsur kebudayaan yang menyangkut sistem kepercayaan, seperti ideologi dan falsafah hidup. b. Unsur kebudayaan yang dipelajari pada taraf pertama dari proses sosialisasi seperti konsumsi roti sebagai makanan pokok pengganti nasi. Nasi sebagai makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia sulit sekali digantikan dengan makanan pokok yang lain. Bangsa Indonesia telah mengalami kontak dengan kebudayaan asing, yaitu dengan kebudayaan Hindu-Buddha pada abad ke-1. Dengan budaya Islam abad ke-12 sampai ke-15 dan dengan kebudayaan Barat pada abad ke-17 sampai ke-20. Dalam kontak dengan kebudayaan asing tersebut lahir akulturasi budaya Indonesia- Hindu, Indonesia-Islam, dan Indonesia-Barat. Sumber: CD Corel Gambar 6.2 Pemakai- an telepon seluler awasan Kebhinekaan Contoh hasil akulturasi kebudayaan Indo- nesia–Hindu adalah epos Ramayana dan Mahabarata dalam kisah wayang dan arsitektur candi dalam bangunan keagama- an di Indonesia. Contoh akulturasi budaya Indonesia-Islam adalah kesusastraan Arab dan arsitektur masjid.Contoh akulturasi budaya Indonesia-Barat adalah dalam bidang kesenian, politik, perdagangan, dan arsitektur. Di unduh dari : Bukupaket.com Karakteristik Dinamika Budaya Umumnya, generasi muda merupakan individu yang cepat menerima unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya, generasi tua dianggap sebagai golongan yang sulit sekali menerima unsur-unsur baru. Hal ini disebabkan karena norma-norma tradisional sudah mendarah daging sehingga sulit sekali untuk mengubah norma-norma yang sudah meresap dalam jiwa generasi tua tersebut. Sebaliknya, belum menetapnya unsur-unsur atau norma-norma tradisional dalam jiwa generasi muda mengakibatkan mereka lebih mudah menerima unsur-unsur baru yang kemungkinan besar dapat mengubah kehidupan mereka. Pada masyarakat yang terkena proses akulturasi selalu ada kelompok atau individu yang sukar sekali atau bahkan tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Perubahan dalam masyarakat dianggap oleh golongan tersebut sebagai keadaan krisis yang membahayakan keutuhan masyarakat. Apabila mereka merupakan golongan yang kuat maka kemungkinan proses perubahan dapat ditahannya. Sebaliknya, jika mereka berada di pihak yang lemah maka mereka hanya akan dapat menunjukkan sikap yang tidak puas terhadap perubahan yang terjadi dalam masyarakatnya. Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integrasi dari unsur kebudayaan asing dengan unsur kebudayaan masyarakat penerima. Dengan demikian, unsur-unsur kebudayaan asing tidak dirasakan lagi sebagai hal yang berasal dari luar, tetapi dianggap sebagai unsur kebudayaan sendiri. Unsur asing yang diterima tersebut, tentunya terlebih dahulu mengalami proses pengolahan sehingga bentuknya tidak asli lagi. Misalnya, sistem pendidikan di Indonesia sebagian besar diambil dari unsur kebudayaan Barat yang sudah disesuaikan serta diolah sedemikian rupa sehingga mengandung unsur kebudayaan sendiri. Tidak mustahil timbul kegoncangan kebudayaan cultural shock sebagai akibat masalah yang dijumpai dalam proses akulturasi. Kegoncangan terjadi apabila warga masyarakat mengalami disorientasi dan frustasi sehingga muncul perbedaan yang tajam antara cita-cita dan kenyataan yang disertai dengan terjadinya perpecahan di dalam masyarakat tersebut.

3. Difusi