Faktor Demografis Faktor Politis

Khazanah Antropologi SMA 1 yang berbeda dengan suku-suku bangsa yang masih tertutup atau terisolir seperti suku Dayak di pedalaman Kalimantan dan suku Wana di Sulawesi Tengah. Menurut Bruner, struktur masyarakat majemuk di Indo- nesia menunjukkan adanya kebudayaan dominan yang disebabkan oleh dua hal, sebagai berikut.

a. Faktor Demografis

Di Indonesia, kesenjangan jumlah penduduk yang sangat timpang terjadi antara Pulau Jawa dan luar Jawa. Meskipun luas, Pulau Jawa hanya delapan persen dari seluruh wilayah Indonesia. Sekitar 70 persen penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa sehingga secara demografis penduduk Pulau Jawa lebih dominan dibandingkan dengan di Pulau luar Jawa.

b. Faktor Politis

Dominasi etnik tertentu dalam struktur pemerintahan In- donesia mengakibatkan banyak sekali kebijakan-kebijakan dari pemerintah pusat yang cenderung dianggap tidak adil sebab seringkali menguntungkan golongan tertentu sehingga me- nimbulkan ketidakpuasan bagi kelompok lainnya. Selain itu, kegagalan mengartikulasikan kepentingan politik lokal dan tersumbatnya komunikasi politik menyebabkan terjadinya konflik sosial antaretnis. Dengan struktur sosial yang bersifat majemuk maka masyarakat Indonesia selalu menghadapi permasalahan konflik etnik, diskriminasi sosial, dan terjadinya disintegrasi masyarakat. Diferensiasi sosial yang melingkupi struktur sosial kemajemukan masyarakat Indonesia, antara lain sebagai berikut. 1 Diferensiasi yang disebabkan oleh per- bedaan adat istiadat custom differentia- tion yang timbul karena perbedaan etnik, budaya, agama, dan bahasa. 2 Diferensiasi struktural structural dif- ferentiation yang disebabkan oleh per- bedaan kemampuan untuk mengakses sumber ekonomi dan politik antaretnik sehingga menyebabkan kesenjangan sosial antara etnik yang berbeda dalam masyarakat. Kemajemukan dan heterogenitas masyarakat Indonesia harus dikembangkan menjadi sebuah model keberagaman budaya untuk mencegah timbulnya konflik-konflik sosial akibat perbedaan sistem nilai dan budaya antarkelompok masyarakat di Indo- nesia. ersona Koentjaraningrat 1923–2002 ada- lah Bapak Antropo- logi Indonesia yang dilahirkan di Yogya- karta pada tanggal 15 Juni 1923. Koentjaraningrat adalah peletak dasar pengembangan disiplin ilmu antropologi di Indonesia. Setelah lulus sarjana bahasa Indonesia dari UI, ia melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar doktor antropologi dari Uni- versitas Indonesia pada tahun 1958. Ia telah banyak menghasilkan karya-karya berupa buku, antara lain Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Pengantar Ilmu Antropologi dan Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Di unduh dari : Bukupaket.com Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia

3. Penanganan Masalah Akibat Keberagaman Budaya