Bahasa dan Dialek dalam Masyarakat
pengamen, pengemis, gelandangan, preman, dan para pencopet. Karena lingkungan sosialnya bersifat campuran atau beragam maka
ragam bahasa yang dipakai di terminal ada yang menggunakan bahasa Indonesia dengan dialek serta logat daerah asalnya masing-
masing serta bahasa lokal dengan dialek daerah tertentu. Fenomena tersebut akan mudah ditemukan di lingkungan terminal-terminal
antarkota di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, atau Medan. Sebaliknya, di lingkungan terminal-terminal
kota kecil keberagaman bahasa tersebut semakin berkurang.
Selain itu, pada lingkungan komunitas yang ada di terminal juga muncul istilah-istilah khusus yang hanya dimengerti oleh
anggota dari lingkungan komunitas-komunitas yang ada di terminal tersebut. Misalnya, di lingkungan penjahat dan gelandangan terminal
terdapat istilah-istilah khusus yang hanya dimengerti oleh anggota- anggota dari komunitas tersebut. Dalam ilmu folklor, istilah-istilah
khusus yang biasa digunakan di lingkungan para penjahat serta gelandangan atau oleh kelompok khusus lainnya disebut dengan
istilah slang bahasa rahasia. Fungsi bahasa slang adalah untuk menyamarkan arti bahasa yang digunakan anggotanya terhadap
orang luar. Penggunaan slang bahasa rahasia, dalam arti khusus oleh suatu kelompok sosial tertentu disebut cant. Misalnya, di
Jakarta cant adalah istilah-istilah rahasia yang biasa dipergunakan oleh para pencopet maupun penjambret seperti istilah jengkol yang
berarti kaca mata serta rumput yang berarti polisi. Bagi para pencopet dan penjambret, jengkol diartikan sebagai kaca mata karena bentuk
buahnya yang bulat seperti kaca mata. Istilah tersebut dipergunakan oleh para penjahat ketika akan menyuruh kawannya untuk merampas
kaca mata orang yang hendak mereka jadikan korban penjambretan. Istilah rumput diartikan polisi karena warna pakaian polisi yang
berwarna hijau seperti rumput. Dengan demikian, apabila seorang pencopet hendak memperingatkan kawannya bahwa ada seorang
polisi maka ia akan berkata, ”awas ada rumput”, yang berarti ada polisi di dekat tempat itu.
Salah satu ciri ragam bahasa atau dialek yang biasa digunakan oleh komunitas-komunitas tertentu, baik di pasar maupun terminal-
terminal adalah memiliki idiom-idiom serta istilah-istilah khusus yang hanya dimengerti oleh anggota-anggota komunitas tersebut.
Selain di lingkungan terminal dan pasar, ragam bahasa dan dialek serta istilah-istilah khusus tersebut juga digunakan di lingkungan-
lingkungan lainnya seperti dalam lingkungan pergaulan remaja maupun di lingkungan arisan.
4. Di Lingkungan Remaja
Salah satu ciri remaja adalah ingin bergaul dengan teman sebayanya. Upaya tersebut dilakukan dengan menggunakan ragam
Di unduh dari : Bukupaket.com
Khazanah Antropologi SMA 1
bahasa khusus yang hanya dipahami oleh anggota kelompok remaja. Penggunaan ragam bahasa khusus tersebut bertujuan agar mereka bisa
berkomunikasi antara anggota kelompok remaja dengan lebih leluasa.
Sebagaimana di lingkungan pencopet maupun penjambret, di lingkungan para remaja juga terdapat penggunaan bahasa-bahasa
rahasia cant, seperti yang dilakukan para remaja di Jakarta. Untuk berkomunikasi, mereka menciptakan bahasa rahasia dengan cara
menukarkan konsonan suku kata pertama dengan suku kata kedua atau sebaliknya. Misalnya, kata bangun setelah ditukarkan
konsonannya dari kedua suku katanya berubah menjadi ngabun, kata makan
menjadi kaman, kata baca menjadi caba, dan kata terus menjadi retus. Selain di Jakarta, di daerah Jawa Tengah terdapat
kebiasaan yang serupa dengan yang dilakukan oleh kalangan remaja di Jakarta. Adapun cara pembentukan bahasa khusus para remaja di
Jawa Tengah adalah dengan membalik konsonan huruf mati suatu kata bahasa Jawa. Misalnya, kata kowe kamu setelah dibalik huruf
matinya dari suku-suku katanya maka akan berubah menjadi woke.
ntropologia
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 9.5 Remaja yang mengembangkan ragam bahasa khusus
Salah satu ragam bahasa yang berkem- bang di masyarakat saat ini adalah bahasa
gaul. Bahasa gaul merupakan bahasa ujaran rakyat yang jika dibandingkan
dengan bahasa Indonesia baku dikate- gorikan tidak sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan EYD. Bahasa ini berawal dari beberapa kalangan homoseksual dan
lesbian yang membentuk bahasa dengan menyisipkan suku kata ”in”. Misalnya,
binuline untuk kata bule. Bahasa gaul dipakai oleh kelompok tertentu untuk
memperkuat identitasnya.
Selain penggunaan bahasa rahasia atau yang lebih dikenal dengan istilah cant
tersebut, dalam pergaulan sehari-hari para remaja juga dikenal istilah colloquial, yakni
ragam bahasa khusus yang menyimpang dari bahasa sehari-hari. Misalnya, ragam bahasa
para mahasiswa di Jakarta mempergunakan bahasa Betawi yang ditambahi dengan istilah
khusus, seperti ajigile gila, manyala bob sangat menarik, dan gonse genit. Fungsi
colloquial
berbeda dengan fungsi jargon karena jargon dipergunakan para sarjana
untuk meningkatkan gengsinya, sedangkan colloquial
dipergunakan untuk menambah keintiman pergaulan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bahasa dan Dialek dalam Masyarakat
Selain di tempat-tempat umum, ragam bahasa serta dialek-dialek khusus juga dipakai
pada saat acara-acara arisan. Apabila arisan tersebut merupakan acara keluarga dan
bersifat informal maka bahasa serta dialek yang digunakan adalah bahasa serta dialek
daerah lokal. Sebaliknya, apabila acara arisan tersebut merupakan pertemuan PKK
atau pertemuan RT yang bersifat nonformal maka akan cenderung digunakan bahasa
Indonesia diselingi adanya penggunaan bahasa atau dialek daerah. Namun, apabila
acara arisan tersebut merupakan acara kantor maka digunakan juga bahasa Indonesia.
Selain itu, masih terdapat istilah atau idiom-idiom khusus yang diciptakan oleh para remaja pada saat ini yang disebut sebagai bahasa
gaul. Misalnya, istilah-istilah bete yang berarti malas, tidak bergairah, kecewa, sumpek, dan istilah jomblo yang berarti tidak
mempunyai pacar serta istilah-istilah bahasa gaul lainnya yang diciptakan oleh para remaja pada saat ini.
5. Di Lingkungan Arisan