Kedudukan Bahasa Indonesia di Tengah-Tengah Bahasa Lainnya di Dunia

Kekerabatan Bahasa di Indonesia Pembahasan mengenai bahasa dalam antropologi bertujuan untuk mendeskripsikan ciri-ciri bahasa yang diucapkan dan variasi-variasinya oleh suatu suku bangsa. Dalam melakukan penelitian bahasa suatu suku bangsa, seorang antropolog mengumpulkan data mengenai ciri-ciri rumpun bahasa tersebut, data mengenai daerah persebarannya, variasi geografis, dan variasi bahasa berdasarkan lapisan-lapisan sosial masyarakatnya. Ciri-ciri bahasa dapat diuraikan dengan menempatkannya dengan tepat dalam daftar klasifikasi bahasa-bahasa sedunia, pada rumpun, sub rumpun, keluarga, dan subkeluarga besarnya disertai beberapa contoh fonetik, fonologi, sintaksis, dan semantik bahasa suatu bangsa. Oleh karena itu, antropolog harus menyusun daftar kosakata dasar basic vo- cabulary yang terdiri atas 200 suku kata mengenai anggota tubuh, gejala- gejala dan benda alam, warna, bilangan, dan kata kerja pokok. Daftar 200 kosakata dasar dalam penelitian tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan umur bahasa dan umur kebudayaan suatu masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut.

A. Kedudukan Bahasa Indonesia di Tengah-Tengah Bahasa Lainnya di Dunia

Untuk menentukan kedudukan bahasa-bahasa di Indonesia di tengah-tengah bahasa-bahasa lainnya di dunia maka perlu mengetahui adanya bermacam-macam rumpun bahasa. Berdasarkan jenisnya terdapat bermacam-macam rumpun bahasa, antara lain sebagai berikut. 1. Rumpun bahasa Indo Eropa, yang terdiri atas subrumpun bahasa- bahasa Jerman, Keltik, Baltik, Slavia, Albania, Roman, Yunani, Ar- menia, dan Indo Iran. 2. Rumpun bahasa Semito-Hamit yang terdiri atas bahasa-bahasa Semit dan Hamit. 3. Rumpun bahasa Finno-Ugria. 4. Rumpun bahasa Ural-Altai. 5. Rumpun bahasa Sino-Tibet. 6. Rumpun bahasa Austria yang terdiri atas bahasa-bahasa Austro-Asia dan Austronesia. 7. Bahasa-bahasa lain di Asia dan Oseania yang tidak termasuk ke dalam salah satu rumpun di atas, seperti bahasa-bahasa Papua, Dravida, bahasa Australia, dan bahasa Andaman. 8. Rumpun bahasa Bantu. 9. Rumpun bahasa-bahasa Sudan. 10. Bahasa-bahasa Khoisan atau rumpun bahasa-bahasa bangsa kerdil di Afrika. 11. Bahasa-bahasa Amerika Utara, seperti Algonkin, Irokes, Penutia, Sioux, Uto-Aztek, dan Athabascan. Di unduh dari : Bukupaket.com Khazanah Antropologi SMA 1 Menurut Wilhelm Schmidt, berdasarkan penelitiannya tentang asal- usul bahasa di dunia, di Asia terdapat tiga golongan besar rumpun bahasa, yakni rumpun bahasa Togon, Jerman, dan Austria. Rumpun bahasa Aus- tria terbagi menjadi dua kelompok rumpun bahasa, yaitu Austro-Asia dan Austronesia. Selanjutnya, rumpun bahasa Autronesia berkembang menjadi bahasa-bahasa yang saat ini dipakai oleh orang-orang yang mendiami Kepulauan Nusantara. Dalam perkembangannya rumpun bahasa Austria berkembang menjadi dua cabang, antara lain sebagai berikut. 1. Rumpun bahasa Austro-Asia, yang terdiri atas a. bahasa-bahasa Khasi; b. bahasa Nikobar; c. bahasa Mon Khmer; d. bahasa Munda dan Santali; e. bahasa Tsyam; f. bahasa Palaung-Wa; g. bahasa Annam-Muong; h. bahasa Semang-Sakai. 2. Rumpun bahasa Austronesia, yang terdiri atas dua golongan, antara lain a. bahasa-bahasa Nusantara yang terdiri atas bahasa-bahasa Malagasi, Formosa, bahasa-bahasa Filipina, bahasa Melayu, Jawa, Bali, Batak, Dayak, Sikka, dan Solor. b. bahasa-bahasa Oseania yang terdiri atas bahasa-bahasa Maori, Hawai, Tahiti, Kaledonia Baru, Hibrid, Fiji, dan Solomon. 12. Bahasa-bahasa di Amerika Tengah, seperti bahasa Maya, Otomi, dan Mixe-Zoke. 13. Bahasa-bahasa di Amerika Selatan, seperti bahasa Arawak, Karibi, dan Tupi-Guarani. Dari ketiga belas kelompok besar rumpun bahasa di dunia tersebut kelompok rumpun bahasa Austria yang terdiri atas bahasa Austro-Asia dan Austronesia akan menurunkan rumpun-rumpun bahasa di Asia, termasuk di Indonesia. Selanjutnya, rumpun bahasa di Indonesia lahir dari pecahan rumpun-rumpun bahasa dari garis bahasa Austronesia.

B. Kekerabatan Bahasa-Bahasa di Indonesia