Alternatif Penyelesaian Masalah Keberagaman Budaya di Indonesia

Khazanah Antropologi SMA 1

B. Alternatif Penyelesaian Masalah Keberagaman Budaya di Indonesia

Berbagai persoalan yang timbul akibat keberagaman budaya bangsa Indonesia yang plural dan majemuk ini memerlukan sebuah model penyelesaian yang dapat diterima oleh semua pihak sehingga konflik sosial yang selama ini berkembang dapat diminimalkan. Sebuah masyarakat yang memiliki karakteristik heterogen pola hubungan sosial antarindividunya di dalam masyarakat, harus mampu mengembangkan sifat toleransi dan menerima kenyataan untuk hidup berdampingan secara damai satu sama lain dengan menerima setiap perbedaan-perbedaan yang melekat pada keberagaman budaya bangsa. Oleh karena itu, diperlukan sebuah konsep yang mampu mewujudkan situasi dan kondisi sosial yang penuh kerukunan dan perdamaian meskipun terdapat kompleksitas perbedaan. Kebesaran kebudayaan suatu bangsa terletak pada kemam- puannya untuk menampung berbagai perbedaan dan keanekaragaman kebudayaan dalam sebuah kesatuan yang dilandasi suatu ikatan keber- samaan. Salah satu pengembangan konsep toleransi terhadap keberagaman budaya adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang multikultural dengan bentuk pengakuan dan toleransi, terhadap perbedaan dalam kesetaraan individual maupun secara kebudayaan. Dalam masyarakat multikultural, masyarakat antarsuku bangsa dapat hidup berdampingan, bertoleransi, dan saling menghargai. Nilai budaya tersebut bukan hanya merupakan sebuah wacana, tetapi harus dijadikan pedoman hidup dan Bangsa Indonesia pada saat ini dikenal sebagai bangsa yang kental dengan budaya kekerasan. Misalnya, terjadinya konflik bernuansa sara di berbagai daerah, tawuran antarkelompok, dan kerusuhan massa di berbagai daerah. Bagaimana pendapat Anda mengenai citra Indonesia tersebut? Apa yang bisa Anda lakukan untuk mencegah budaya kekerasan ter- sebut? Renungkan dan tuliskan pendapat Anda dalam buku kerja untuk dikumpulkan kepada guru. awasan Etos Kerja Ciri khas masyarakat majemuk seperti keanekaragaman suku bangsa telah menghasilkan adanya potensi konflik antarsuku bangsa dan antara pemerintah dengan suatu masyarakat suku bangsa. Potensi-potensi konflik tersebut merupakan permasalahan yang ada seiring dengan sifat suku bangsa yang majemuk. Selain itu, pembangunan yang berjalan selama ini menimbulkan dampak berupa terjadinya ketimpangan regional antara Pulau Jawa dengan luar Jawa, sektoral antara sektor industri dengan sektor pertanian, antarras antara pribumi dan nonpribumi, dan antarlapisan antara golongan kaya dengan golongan miskin. Di unduh dari : Bukupaket.com Penyelesaian Masalah Akibat Keberagaman Budaya di Indonesia nilai-nilai etika dan moral dalam perilaku masyarakat Indonesia. Dalam prinsip mul- tikulturalisme ini penegakan prinsip-prinsip demokrasi menjadi tujuan utama nilai-nilai sosial. Salah satu ciri masyarakat multikultur adalah pengakuan terhadap kesetaraan dalam perbedaan. Melalui pendekatan multikultur setiap kebudayaan dan antarkelompok masyarakat dipandang mempunyai cara Masyarakat demokratis adalah masyarakat yang menggunakan konsep demokrasi sebagai pedoman bagi kehidupan ber- bangsa dan bernegara dengan didukung oleh pranata-pranata sosial masyarakat. Prinsip demokrasi hanya dapat berkem- bang dan hidup secara mantap dalam sebuah masyarakat yang mempunyai toleransi terhadap perbedaan-perbedaan karena adanya kesetaraan dalam ke- majuan dan kesejahteraan hidup masya- rakatnya. awasan Kebhinekaan Dalam melaksanakan prinsip demokrasi terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Pertama, sistem negara menganut prinsip demokrasi partisipatif. Dalam sistem demokrasi partisipatif, hukum adalah supremasi tertinggi dengan tidak memihak pada kelompok tertentu. Semua kelompok masyarakat, baik mayoritas atau minoritas, kaya atau miskin dikendalikan melalui prinsip-prinsip hukum yang objektif. Kedua, adanya distribusi pendapatan dan sarana ekonomi yang relatif merata. Artinya, tidak terjadi ketimpangan sosial ekonomi antarlapisan, golongan, dan daerah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa faktor ekonomi dan politik sangat penting dalam mengelola masyarakat majemuk tersebut. Selain itu, alternatif penyelesaian keberagaman budaya yang ada di Indonesia dilakukan melalui interaksi lintas budaya dengan mengembangkan media sosial, seperti pengembangan lambang-lambang komunikasi lisan maupun tertulis, norma-norma yang disepakati dan diterima sebagai pedoman bersama, dan perangkat nilai sebagai kerangka acuan bersama. Sebenarnya interaksi lintas budaya bagi masyarakat In- donesia yang tersebar di Kepulauan Nusantara bukan merupakan hal yang baru. Jauh sebelum kedatangan orang Eropa, mobilitas penduduk di Kepulauan Nusantara tersebut cukup tinggi yang tercermin dalam toponomi perkampungan suku bangsa atau golongan sosial perkotaan di Indonesia. Gejala tersebut bukan hanya membuktikan betapa tingginya ktivita: Kecakapan Akademik Carilah satu artikel yang bertema kemajemukan, gerakan separatisme, konflik sosial, integrasi nasional, dan gerakan multikulturalisme di buku, majalah, atau internet. Rangkumlah artikel tersebut menjadi laporan singkat untuk dikumpulkan pada guru. hidupnya sendiri-sendiri yang harus dipahami dari konteks masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan. Di unduh dari : Bukupaket.com Khazanah Antropologi SMA 1 Sumber: Masa Menjelang Revolusi Gambar 3.3 Toponomi perkampungan masa kolonial Berdasarkan pola-pola pemukiman yang tercermin dalam toponomi perkampungan suku bangsa terdapat pola pembagian kerja yang cukup rapi antara anggota suku bangsa dan golongan sosial yang membentuk corporate group perkotaan Indonesia di masa lampau. Pembagian kerja atau spesialisasi yang menjadi sumber mata pencaharian yang ditekuni oleh masing-masing kelompok suku bangsa atau golongan sosial tersebut telah mendorong mereka untuk mendirikan perkampungan yang memberikan kesan eksklusif. Walaupun perkampungan eksklusif kesukuan ataupun golongan tersebut kini telah berkurang survival, namun dalam perkembangan di perkotaan nampak adanya kecende- rungan para pendatang baru untuk hidup berkelompok dalam suatu perkampungan. Hal ini didorong oleh adanya kesamaan profesi. Misalnya, di kota Surakarta terdapat perkampungan batik Laweyan, perkampungan Islam Kauman atau perkampungan pecinan. mobilitas penduduk di masa lampau, melainkan juga mencerminkan adanya pola-pola interaksi sosial lintas budaya.

C. Sikap Toleransi dan Empati Sosial terhadap Keberagaman Budaya di Indonesia