Prestasi Belajar Akuntansi Tinjauan Teoritik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik

1. Prestasi Belajar Akuntansi

a. Pengertian Belajar Oemar Hamalik 1975:21 mengatakan bahwa belajar adalah bentuk perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuannya, pemahaman, keterampilan dan sikap. Perubahan itu bersifat secara konstan dan berbekas. W.S Winkel, 1996:53. Dari definisi tersebut, seseorang dikatakan belajar jika di dalam dirinya telah terjadi perubahan tertentu, misalnya semula tidak dapat membaca menjadi dapat membaca. Tetapi tidak semua perubahan dapat disebut sebagai hasil belajar, misalnya bayi yang belum bisa duduk menjadi bisa duduk, perubahan ini terjadi karena kematangan. b. Prestasi Belajar Prestasi merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan. Proses yang dilakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tersebut dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk menambah pengetahuan, yang hasilnya dapat dilihat secara nyata dan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang dinamakan tes. Pengertian prestasi secara umum adalah hasil tertinggi yang telah dicapai seseorang dalam bidang tertentu. Keberhasilan siswa dalam belajar akan nampak dalam prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari evaluasi belajarnya. Usaha mengevaluasi hasil belajar biasanya dilakukan dengan mengadakan pengukuran dalam bentuk ujian tertulis, lisan maupun praktik yang kemudian nilai, yang berujud angka. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Muhibbin Syah,2003: 145-155 1 Faktor Internal Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni : aspek fisiologis dan aspek psikologis. a Aspek fisiologis, kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi- sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menurunkan kualitas ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan. b Aspek psikologis, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah tingkat kecerdasan inteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi. 2 Faktor Eksternal a Lingkungan Sosial 1. Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas yang menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan teladan yang baik dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa dan dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan. Kondisi masyarakat di lingkungan akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. 3. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa. Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga semuanya sapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa. b Lingkungan Nonsosial. Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa, misalnya : rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.

2. Perhatian orang tua