9. Menafsirkan Hasil Tes
Skor ini kemudian ditafsirkan sehingga dapat memberikan keputusan pada peserta tes tentang kelemahan-kelemahan yang
dimilikinya. Untuk keperluan penafsiran tersebut diperoleh acuan penilaian kriteria, karena tujuan diadakan tes diagnostik
adalah untuk mengetahui konsep-konsep yang lemah dan apa penyebabnya.
4. Matematika
Soedjadi dalam Heruman, 2007: 1 matematika adalah hal yang memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola
pikir yang deduktif. Menurut Ruseffendi dalam Heruman, 2013: 1 mengemukakan
bahwa “matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan
struktur yang terorganisasi, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalilnya” terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
Menurut Susanto 2013: 185 matematika adalah salah satu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide abstrak yang berisi simbol-
simbol yang terdapat aktivitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berpendapat dalam memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan
pola pikir yang deduktif.
5. Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Perkalian Dan Pembagian
a. Kompetensi Dasar
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 2006: 37 mengemukakan bahwa kompetensi dasar
merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun
indikator kompetensi. Hamzah dan Muhlisrarini 2014: 79 kompetensi dasar merupakan uraian dari standar kompetensi
sedangkan indikator kompetensi merupakan bagian dari kompetensi dasar.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi dasar merupakan uraian dari standar kompetensi yang
merupakan sejumlah kemampuan harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran.
b. Perkalian
Sunar 2008: 55 perkalian merupakan operasi penjumlahan dari bilangan yang sama secara berulang. Pada prinsipnya, perkalian sama
dengan penjumlahan secara berulang. Oleh karena itu, kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari perkalian
adalah penguasaan penjumlahan. Perkalian termasuk topik yang sulit untuk dipahami sebagian oleh siswa. Ingin dilihat dari banyaknya
siswa yang duduk di tingkatan tinggi SD sebelum menguasai topik perkalian ini, sehingga mereka banyak mengalami kesulitan dalam
mempelajari topik matematika yang lebih tinggi. Melalui penggunaan media pembelajaran yang efektif berikut serta bimbingan guru,
diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari perkalian ini.
c. Pembagian
Sunar 2008: 89 pembagian adalah adalah kebalikan dari perkalian. Pembagian merupakan lawan dari perkalian. Pembagian
disebut juga pengurangan berulang sampai habis. Kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa dalam mempelajari konsep
pembagian adalah pengurangan dan perkalian. Pembagian termasuk topik yang sulit untuk dimengerti siswa. Oleh karena itu, banyak
ditemukan kasus ketika siswa di kelas tinggi SD bahkan sampai SMP, kurang memiliki keterampilan dalam pembagian. Hal ini
merupakan penyebab mengapa siswa banyak mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika atau mata pelajaran lain yang
berkaitan dengan pembagian. Penggunaan media pembelajaran yang efektif berikut ini, serta tentunya dengan bimbingan guru, diharapkan
dapat membantu siswa dalam mempelajari topik pembagian tersebut. .
6. Taksonomi Tes Hasil Belajar
Menurut Anderson Krathwohl dalam Suwarto2013: 18 tujuan pendidikan dideskripsikan menjadi enam kategori proses yaitu:
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Berikut uraian dari proses kognitif di atas:
a. Mengingat
Proses mengingat adalah untuk mengembangkan proses daya ingat mengenai materi yang dipelajari dalam bentuk yang
sama pada saat materi tersebut diajarkan, maka kategori proses kognitif yang relevan adalah mengingat. Kategori mengingat
merupakan kategori dimana terjadi aktivitas menarik kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang seorang
siswa. Kategori proses kognitif mengingat meliputi menyadari dan mengingat kembali.
b. Memahami
Proses memahami adalah berupa komunikasi dalam bentuk lisan, tertulis, dan grafik gambar dalam cara penyajian apa
pun juga bisa berupa penyajian dalam suatu perkuliahan, penyajian dalam buku, maupun penyajian melalui layar
komputer. Kategori proses kognitif memahami meliputi menginterprestasikan,
mencontohkan, mengklasifikasi,
merangkum, menduga, membandingkan, dan menjelaskan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Menerapkan
Proses menerapkan adalah suatu permasalahan atau persoalan merupakan jenis tugas dimana para siswa memang
belum pernah mengetahui prosedur apakah yang harus digunakan, jadi para siswa harus menemukan prosedur yang
tepat untuk memecahkan proses kognitif, yaitu proses melaksanakan dan proses mengimplementasikan. Kategori
proses kognitif menerapkan meliputi melaksanakan dan mengimplementsikan.
d. Menganalisis
Proses menganalisis adalah usaha mengurai suatu materi menjadi bagian-bagian penyusunannya dan menentukan
hubungan antara bagian-bagian tersebut dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dengan materi tersebut secara
keseluruhan. Kategori proses kognitif menganalisis meliputi membeda, mengorganisasi, dan menghubungkan.
e. Mengevaluasi
Proses mengevaluasi diartikan sebagai tindakan membuat suatu penilaian yang didasarkan pada kriteria dan standar
tertentu. Kriteria yang yang paling sering digunakan dalam mengevaluasi adalah kualitas, efisiensi, dan konsistensi.
Kategori proses kognitif mengevaluasi meliputi memeriksa dan mengkritik.
f. Mencipta
Proses mencipta adalah proses mengumpulkan sejumlah elemen tertentu menjadi satu kesatuan yang koheren dan
fungsional. Kategori proses kognitif mencipta meliputi memunculkan, merencanakan, dan menghasilkan.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang dapat menunjukkan bahwa penelitian ini masih relevan untuk dilaksanakan terutama terkait dengan pengembangan
tes hasil belajar adalah sebagai berikut: Pertama, peneliti pengembangan yang berjudul
“Pengembangan
Materi Pembelajaran Bilangan Berdasarkan Pendidikan Matematika
Realistik untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar” oleh Diba Farah, dkk 2009. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan materi pembelajaran
matematika pada materi bilangan yang berdasarkan PMR dalam bentuk buku siswa yang valid, praktis, dan mempunyai potensial efek untuk siswa
kelas V Sekolah Dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian pengembangan yang terdiri dari analisis, desain, evaluasi dan
revisi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara analisis dokumen, wawancara, dan tes. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V C SD
Negeri 117 Palembang yang berjumlah 41 orang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI