Gaya Hidup Nongkrong Pandangan Remaja Terhadap Gaya Hidup

109

4.1.1. Gaya Hidup Nongkrong

Nongkrong merupakan salah satu jenis gaya hidup yang sedang popular di kalangan masayarakat termaksud para remaja. Berawal dari tujuan utama hanya sekedar untuk menghabiskan waktu, kini kegiatan nongkrong menjadi suatu gaya hidup. Tidak heran lagi jika nayak tempat nongkrong kita temukan baik itu yang iasa saja hingga ke tempat nongkrong yang mewah.Bahkan nongkrong sudah dijadikan sebagai sarana bersosialisasi, mendaptkan teman, dan tujuan laiinya. Dari hasil yang penelitian yang dilakukan di pusat perbelanjaan mall Sun Plaza para pengunjung tempat ini didominasi oleh para remaja dan teman-teman kelompoknya. Selain itu kini kebiasaan nongkrong telah menjadi salah satu pola konsumsi dari masyarakat banyak termaksud remaja.Dan kegiatan nongkrong kini telah menjadi kebiasaan hidup para remaja untuk menghabiskan waktu luangnya. Kegiatan yang mereka lakukan ketika sudah nongkrong antara lain bercerita tentang pengalaman di sekolah, berbicara tentang pacar, atau bahkan mengenai hobby. Mia siswi17 tahun mengatakan : “kalo aku dan kawan-kawan sudah nongkrong bareng banyak hal yang kami ceritakan mulai dari ngomongi sesuatu yang lagi trend dan hits, kemudian ngrumpi tentang pacar kami masing-masing sampai cerita-cerita lucu sampe ketawa-ketawa bareng dan kalo udah ngumpul seseru gitu, kami enggan untuk balek bahkan mau sampai berjam-jam kami disini.” Universitas Sumatera Utara 110 Nongkrong juga memiliki dampak positif bagi remaja yang menghabiskan waktu luangnya dengan nongkrong untuk berdiskusi tentang pelajaran maupun tugas sekolah.Bagi mereka, kenyamanan dalam berdiskusi juga sangat penting sehingga mereka merasa nyaman jika berdiskusi sambil nongkrong. David Chaney 1996 memberikan definisi bahwa “gaya hidup adalah sebagai pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang yang lain, gaya hidup merupakan bagian dari kehidupan sosial sehari-hari dunia modern. Gaya hidup adalah seperangkat praktek dan sikap yang masuk akal dalam konteks waktu”. Gaya hidup nongkrong juga dihubungkan dengan status kelas sosial ekonomi. Hal tersebut karena pola-pola konsumsi dalam gaya hidup seseorang melibatkan dimensi simbolik, tidak hanya berkenaan dengan kebutuhan hidup yang mendasar secara biologis. Simbolisasi dalam konsumsi masyarakat melakukan nongkrong saat ini mengkonstruksi identitasnya, sehingga gaya hidup nongkrong bisa mencitrakan keberadaan seseorang pada suatu status sosial. Jadi pilihan gaya hidup nongkrong sebenarnya hanyalah symbol dari status sosial tertentu, begitu juga dengan pola pergaulan, bagaimana, dengan siapa dan dimana seseorang bergaul juga menjadi symbol bahwa diri remaja tersebut adalah bagian dari kelompok sosial tertentu. Mereka para remaja ini juga beranggapan bahwa nongkrong itu adalah salah satu kebiasaan karena pada awalnya terikut-ikut atau karena ajakkan dari Universitas Sumatera Utara 111 teman-temannya. Mereka mulai merasakan bahwa nongkrong itu adalah salah satu kegiatan yang wajib dilakukan minimal sepulang sekolah atau bahkan empat kali dalam seminggu. Nongkrong juga merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh para remaja dan orang-orang yang masih masuk dalam katagori produktif, tetapi dilihat pada kenyataan yang ada pada zaman sekarang ini, remaja merupakan salah satu penikmat nongkrong yang sejati dan paling banyak.Kegiatan nongkrong ini dapat dilakukan dimana saja, termasuk di kafe-kafe atau tempat berkumpul lainnya tergantung kenyamanan yang diperoleh pada saat nongkrong. Bagi para remaja SMA, kegiatan nongkrong ini merupakan salah satu kegiatan untuk mengisi waktu luang mereka setelah penat belajar di sekolah maupun di tempat bimbingan belajar.Bagi penyuka kegiatan nongkrong ini, mereka membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.Sarana dan prasarana tersebut adalah berupa tempat kenyamanan, dan juga produk yang diesediakan. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa anak remaja dan nongkrong adalah dua hal yang sangat melekat. Mereka melakukannya seusai jam pelajaran di sekolah, bahkan mereka juga tidak ragu untuk membolos di sekolah dan pergi nongkrong hanya karena merasa penat dan bosan berada di sekolah sembari belajar. Topic bahasan mereka ini tidak lain adalah berupa diskusi membicarakan kegiatan atau kepanitian, mendiskusikan topik-topik yangdianggap serius atau hanya sekedar membuang waktu sambil ngegosip. Cessilia siswi 17 tahun mengatakan : Universitas Sumatera Utara 112 “nongkrong itu penting kak, selagi yang wajar-wajar saja yang dilakukan selama ngumpul bareng teman-teman. Kalau aku biasanya nongkrong itu buat ngbuang rasa suntuk aja kak. Melihat perkembangan zaman sekarang ini kan banyak anak remaja yang tergila-gila dengan kegiatan nongkrong ini. Kalo aku sih selama ngga mengganggu aktivitas penting aku yaw ajar-wajar aja sih”. Beny siswa18 tahun mengatakan : “aku sering nongkrong bareng teman-temanku di tempat yang kata orang elite itu sudah termaksud pemenuhan gaya hidup kak, selain itu hobby ku berupa main skateboard juga itu sudah termaksud gaya hidup karena aku beli papan skate kan di sun ini jadi ya gitu menurut aku gaya hidupku ini sudah mengikuti perkembangan zaman lah”. Dari hasil wawancara tersebut ternyata kegiatan nongkrong sepenuhnya belumlah termaksud memenuhi gaya hidup yang kini sangat banyak diadopsi oleh kalangan remaja. Beny mengatakan bahwa dia memiliki hobby bermain skate dan rajin nongkrong, kegiatan yang dia lakukan tersebut sudah temaksud dalam pemenuhan gaya hidup remaja yang sesungguhnya. Karena dia beranggapan bahwa gaya hidup itu adalah apa saja yang sedang trend di kalangan remaja kalangan atas. Dan nongkrong juga memiliki kesan yang positif apabila kita dapat memanfaatkannya dengan benar. Universitas Sumatera Utara 113

4.1.2. Shopping Mall