47
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1. Sejarah Singkat Kota Medan
Medan masih merupakan hutan rimba dan disana-sini terutama dimuara- muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo
dan semenanjung Malaya.Pada tahun 1863 orang-orang Belanda mulai membuka kebun tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah Deli. Sejak itu
perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara
Mengenai asal nama Medan, ada yang mengatakan kalau itu berasal dari kata maidandalam bahasa India yang artinya tanah datar. Dalam bahasa Melayu
sendiri kata medan berasal dari kata berkumpul, sehingga kata itu digunakan sebagai peranan daerah yang kelak menjadi sebuah kota yang sejak dahulu telah
menjadi tempat berkumpul orang-orang dari berbagai penjuru. Mereka melakukan berbagai aktivitas di kota ini, termaksud aktivitas perekonomian. Adapun bakal
pusat kota Medan didirikan pada pertapakan yang terdiri atas perkampungan penduduk asli Melayu Deli.
Sebulum bangsa Belanda menguasai daerah Sumatera Utara, penduduk Sumatera Utara telah mengenal bangsa lain seperti Portugis, Spanyol, dan Inggris.
Masa pemerintahan Belanda yang ditandai dengan dikeluarkannya peraturan dasar
Universitas Sumatera Utara
48
ketatanegraan Pemerintah Hindia Belanda.Medan dalam bahasa Melayu, berarti tempat berkumpul, karena sejak zaman dulu merupakan tempat berkumpul orang-
orang dari Hamparan Perak, Sukapiring, dan daerah lainnya untuk berdagang dan bertaruh. Daerah ini dikenal dengan nama Kampung Melayu. Kampung ini
dikelilingi oleh kampong-kampung lain seperti Kesawan, Binuang, Tebing Tinggi, dan Merbau.Keberadaan kampong-kampung ini sekarang sudah tidak ada
lagi, karena terdesak oleh perluasan Kota Medan yang semakin luas. Dalam perkembangannya, Medan dijadikan Kotapraja oleh Pemerintah
Hindia Belanda, berbagai perkantoran didirikan.Pada tanggal 3 Maret 1887 Medan dijadikan Ibukota Keresidenan Sumatera Timur.Akibat perkembangan
yang semakin pesat oleh statusnya sebgai ibukota Keresidenan, maka pada tanggal 4 April 1909 Medan diberi status pemerintahan otonom. Di bawah pemerintahan
Kotapraja Medan mengadakan pembangunan jalan-jalan baru, jembatan, pipa air, listrik.
Hal yang cukup menarik, bahwa secara fisik perkembangan kota tidak hanya berurusan dengan kebutuhan orang hidup, seperti tempat tinggal,
perkantoran, dan stasiun kereta api. Perkembangan Kota Medan yang pesat menjadikan Medan sebuah kota Modern yang yang ditandai dengan berdirinya
bangunan-bangunan beragam gaya arsitektural. Banyak orang mengatakan bahwa Kota Medan menjadi betul-betul unik di Hindia Belanda, karena telah menjadi
kota yang bergaya Eropa dalam nuansa Inggris.
Universitas Sumatera Utara
49
Pemenuhan kebutuhan kehidupan sebuah perkotaan juga berhubungan dengan pusat perbelanjaan.Di Medan pada bulan Maret 1933 diresmikan pusat
pasar yang menempati areal di sekitar jalan Sutomo.Demikian pula halnya dengan bentuk dan pola taman-taman di Medan, mendapat pengaruh dari model taman-
taman yang ada di Paris. Pesatnya perkembangan kota Medan tampak pula dari pembagian wilayah administrasinya. Pada tahun 1959 wilayah Kota Medan
terbagi atas 4 empat wilayah kecamatan, dan pada saat itu terbagi atas 21 wilayah kecamatan.Hal ini disesuaikan dengan bertambahnya jumlah penduduk
dan luasan wilayah.Sesuai dengan namanya, Medan bukan hanya merupakan pusat pertemuan berbagai bangsa dan kebudayaan melainkan juga sebagai tempat
pembauran budaya.Dikatakan bahwa penduduk aslinya yang etnik Melayu sebenarnya adalah sebuah kelompok etnik yang berdarah campuran.
Kehadiran Kota Medan menjadi sebagai sebuah bentuk kota memiliki proses perjalan sejarah yang panjang dan kompleks, hal ini dibuktikan dengan
berkembangnya daerah yang dinamakan sebagai Medan ini menuju pada bentuk Kota Metropolitan. Sebagai hari lahir Kota Medan adalah 1 Juli 1590. Dan di
Kota Medan juga kelompok pendatang cenderung membentuk komunitas sendiri antara lain dengan menempati daerah tertentu. Hal ini memunculkan kesan bahwa
sebuah daerah di suatu kota identik dengan sebuah kelompok mayarakat perantau. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila perantau itu mat berperan dalam
meningkatakan jumlah penduduk serta komposisi kelompok masyarakat di sebuah kota. Keberagaman akan hal itu tampak pula di Medan, dan anatara lain terlihat
Universitas Sumatera Utara
50
pada peninggalan budaya dalam bentuk karya arsitekturnya, dan pembagian cara pemukiman berdasarkan etnik.
Medan juga telah memiliki kelengkapan infrastruktur yang memadai sebagai sebuah kota modern. Jalan-jalan di kota ini telah diaspal dan diberi
penerangan listrik. Hotel dan rumah sakit telah menampung tamu dan pasien dalam jumlah yang cukup memadai, dan bentuk banguanan yang ada di Kota
Medan sangat mencolok dari dulu hingga sekarang. Mayoritas penduduk Kota Medan sekarang ialah Suku Jawa dan suku-
suku dari Tapanuli Batak, Mandailing, dan Karo. Di medan juga banyak pula orang keturunan Hindia dan Tionghoa. Medan adalah salah satu kota di Indonesia
yang memiliki populasi orang Tionghoa yang cukup banyak. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah bangunan tempat ibadah seperti mesjid, gereja,
vihara, candi.Karakter penduduk pada setiap lingkungan di Kota Medan juga sangat berbeda-beda.
2.2.Letak Geografis dan Lingkungan Alam
Kota Medan dahulu daerah tingkat II berstatus kotamadya adalah ibukota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Medan adalah pintu gerbang wilayah
Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata
Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba yang dikenal dengan tempat wisata yang indah, serta Pantai Cermin, yang terkenal dengan pemandangan lautnya.
Universitas Sumatera Utara
51
Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar 265,10 Km² atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan
kota atau kabupaten lainnya, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan
terletak pada 3° 30’- 3° 43’ Lintang Utara dan 98° 35’- 98º 44’ Bujur Timur. Untuk itu topografi Kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada
ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut. Secara administratif, wilayah Kota Medan hampir secara keseluruhan
berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli serdang, yaitu sebelah barat, sebelah timur, dan sebelah selatan. Sepanjang wilayah utaranya berbatasan langsung
dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lintas terpadat di dunia. Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat
Malaka, maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang pintu masuk kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik
maupun luar negeri ekspor-impor. Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 dua kutub pertumbuhan secara fisik,
yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.
Universitas Sumatera Utara
52
a Keadaan AlamTopografi
Kota Medan berada pada ketinggian 2,5m di bagian Utara-Belawan sampai 37,5mdi atas permukaan laut. Daerah utara sampai 3 km dari pantai, terdiri dari
rawa-rawa yang mempunyai kedalaman 0,5m sampai 2,5m ketika pasang surut dan pasang naik
bKeadaan Iklim
Iklim Kota Medan, dipengaruhi oleh letaknya yang berada di Pesisisr Timur Pulau Sumatera yang berarti dekat dengan Selat Malaka. Keadaan ini
menyebabkan iklim Kota Medan cenderung panas dengan suhu berkisar anatar 24’-36’.
Sungai-sungai yang mengalir melalui Kotamadya Medan ialah Sungai Babura, Sungai Deli, Sungai Kera, Sungai Sikambing, Sungai Putih. Sungai-
sungai ini dapat dipergunakan sebagai tempat saluran pembuangan air hujan dan mengatasi banjir.
c Batas Wilayah
Sebelah Utara :Berbatasan dengan Selat Malaka
Sebelah Selatan :Berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Barat :Berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Timur :Berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
Universitas Sumatera Utara
53
Sesuai dengan dinamika pembangunan Kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada tahun 1951,
Walikota Medan mengeluarkan maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951 yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 kecamatan
dengan 59 kelurahan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat 1 Sumatera Utara, secara administrasi Kota Medan
dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Di Kota Medan memiliki beberapa Kecamatan dan Keluruhan seperti yang
telah terurai di atas.Salah satu Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Medan Polonia yang menjadi pusat penelitian peneliti, karena di Kecamatan tersebut
terdapat pusat perbelanjaan SUN PLAZA yang termaksud salah satu pusat perbelanjaan di Medan.Kecamatan Medan Polonia ini memiliki luas wilayah
sebesar 9,01Km², dan terletak di Kelurahan Madras Hulu. Daerah Kecamatan Medan Polonia ini adalah dearah pusat perdagangan Kota Medan dengan
penduduknya berjumlah 46.316 jiwa, dan di daerah ini juga terdapat banyak pusat-pusat perbelanjaan, pertokoan, perbankan. Adapun batas wilayah
Kecamatan Medan Polonia ini adalah : • Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Baru
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Maimun • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Johor
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Petisah
Universitas Sumatera Utara
54
2.3. Kependudukan