Usia Lanjut Landasan Teori

3. Keunggulan dan kelemahan seminar

Keunggulan metode seminar yaitu penggunaan waktu yang efisien, tidak terlalu banyak melibatkan alat bantu pengajaran, mudah dilaksanakan, mudah menerangkan bahan pelajaranmateri berjumlah besar Djamarah, 2002; Depkes, 2009. Kelemahan metode seminar adalah membuat peserta pasif dan bila terlalu lama bisa membosankan, sukar mengontrol sejauh mana bahan ajar sudah dipahami peserta serta peserta didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya Djamarah, 2002.

C. Usia Lanjut

Semua makhluk hidup pasti menjadi tua seiring berjalannnya waktu, dimana proses kehidupan ini dimulai dari kelahiran, remaja, dewasa, dan usia lanjut atau menjadi tua. Menjadi tua adalah perubahan biologis manusia secara terus-menerus yang dialami oleh manusia pada semua tingkatan umur, dimana usia lanjut adalah bagian akhir dari tahap penuaan tersebut. Masa usia lanjut adalah suatu kepastian yang bersifat mutlak. Pendekatan yang sering digunakan untuk mengidentifikasi kapan seseorang dikatakan tua ada dua, yaitu pendekatan biologis dan pendekatan kronologis, dimana pendekatan biologis adalah usia yang didasarkan pada kapasitas fisikbiologis seseorang sedangkan pedekatan kronologis adalah usia seseorang didasarkan pada hitungan umur seseorang Suardiman, 2011. Klasifikasi usia lanjut adalah sebagai berikut : Pra usia lanjut prasenilis adalah seseorang yang berusia antara 45-59 tahun, usia lanjut adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, usia lanjut risiko tinggi adalah seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau sesorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan, usia lanjut potensial adalah usia lanjut yang masih mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa, usia lanjut tidak potensial adalah yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain. Karakteristik usia lanjut adalah terjadi penurunan fungsi kognitif, penurunan fungsi kesehatan, serta penurunan fungsi memori dan gejala lupa atau pikun Maryam, 2008.

D. Pengetahuan

1. Pengertian umum pengetahuan

Pengetahuan merupakan sikap mental seseorang dalam hubungan dengan objek tertentu yang disadarinya sebagai ada atau terjadi.Dalam hal pengetahuan objek yang disadari itu memang ada sebagaimana adanya Notoadmodjo, 2010. Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi apabila ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, surat kabar atau radio maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang Hendra, 2008. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Beberapa hal yang dapat memengaruhi pengetahuan sesorang, antara lain : a. Umur Semakin muda usia sesorang semakin sedikit pengalaman yang dimiliki sesorang, namun sebaliknya semakin tinggi tingkatan umur sesorang pengalaman yang didapat semakin banyak. Oleh karena itu, sangat penting bila umur dapat dikaitkan dengan pengetahuan sesorang. Sarwono 2008 menyatakan bahwa memori atau daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya umur sesorang maka berpengaruh pada bertambah pengetahuan yang diperoleh. b. Pendidikan Semakin tinggi pendidikan sesorang maka ia akan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut, sehingga semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi tingkat pengetahuannya Widiawaty, 2009. c. Lama bekerja Lama bekerja berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, dengan pendidikan yang lebih tinggi maka pengalamannya akan semakin luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalaman semakin banyak. Informasi yang diberikan untuk meningkatkan pengetahuan sesorang yang kemudian akan menjadi dasar bagi orang tersebut melakukan sesuatu hal dalam hidupnya untuk berbagai tujuan Notoatmodjo, 2003. d. Informasi Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan sesorang, meskipun sesorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi apabila ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan sesorang Hendra, 2011.

3. Tingkatan pengetahuan

Seseorang dikatakan memiliki pegetahuan, jika dia mampu memberi respon secara tertulis maupun lisan dengan memberikan tanggapan atau jawaban terkait dengan pertanyaan yang diajukan. Menurut Budiman dan Riyanto 2013 pengetahuan diukur dengan menentukan tingkatan sebagai berikut : a. Bobot I, individu tahu dan paham. b. Bobot II, individu dapat tahu, memahami hingga mengaplikasikan serta menganalisisnya. c. Bobot III, individu dapat tahu, memahami hingga mengaplikasikannya, menganalisisnya hingga melakukan sintesis dan evaluasi. 4. Pengukuran pengetahuan Menurut Budiman dan Riyanto 2013, Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subyek penelitian atau responden. Dalam mengukur pengetahuan harus diperhatikan rumusan kalimat pertanyaan menurut tahapan pengetahuan. Hasil pengukuran pengetahuan dikategorikan menjadi 3, yaitu apabila skor 76- 100 dikatakan baiktinggi, apabila skor 56-75 dikatakan sedang dan skor 56 dikatakan burukrendah Arikunto, 2006.

E. Sikap

1. Pengertian sikap

Sikap adalah kesadaran individu untuk menentukan tingkah laku nyata dan perilaku yang mungkin terjadi. Individu memiliki sikap terhadap bermacam-macam objek, mungkin benda, orang, peristiwa, pemandangan, norma, nilai, lembaga, dan sebagainya. Sikap bisa digolongkan dalam dua jenis, sikap yang orientasinya memihak atau mendukung favourable atau sikap yang berorientasi sebaliknya infavourable. Sikap ini akan sangat mempengaruhi kesiapan individu untuk memberikan respon terhadap suatu objek Budiman dan Riyanto, 2013.

2. Tingkatan sikap

Menurut Notoatmodjo 2007 sikap terdiri dari 4 tingkatan yaitu : a. Menerima receiving Menerima diartikan bahwa seseorang subjek mau memperhatikan stimulus yang diberikan objek. b. Merespon responding Memberikan jawaban ketika ditanya kemudian mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.Karena dengan adanya usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan terlepas dari pelajaran itu benar atau salah berarti bahwa seseorang subjek menerima ide tersebut. c. Menghargai responding Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. d. Bertanggung jawab responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko yang mungkin timbul.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang penting, media masa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam invidu. a. Pengalaman pribadi Pengalaman pribadi berkaitan dengan objek psikologis akan menghasilkan tanggapan dan penghayatan. Tanggapan adalah salah satu dasar terbentuknya sikap. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan emosional dengan demikian situasi tersebut akan menjadi penghayatan akan pengalaman yang membekas dalam ingatan Azwar, 2007. b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Secara umum, seseorang cenderung mempunyai sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini disebabkan oleh keinginan untuk berafiliasi dan menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting Azwar, 2007. c. Pengaruh kebudayaan Kebudayaan menanamkan pengaruh sikap sesorang dalam menghadapi masalah.Kebudayaan mewarnai sikap sesorang dalam masyarakat, sebab kebudayaan telah memberikan corak pengalaman kepada individu-individu anggota masyarakat Azwar, 2007. d. Media massa Meskipun pengaruh media massa tidak sebesar pengaruh interaksi individual secara langsung, namun media massa juga memiliki peranan yang cukup besar dalam proses pembentukan dan perubahan sikap Azwar, 2007. e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan dan lembaga agama merupakan suatu sistem yang berpengaruh terhadap pembentukan sikap karena keduanya memiliki dasar pengertian dan konsep moral dalam dalam diri individu Azwar, 2007. f. Faktor emosional Ada kalanya suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego Azwar, 2007.

4. Pengukuran sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan informan terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden. Pernyataan sikap disajikan dalam bentuk positif dan negatif dengan skala Likert Method of Summateds Ratting, Budiman dan Riyanto, 2013. Menurut Arikunto 2006 hasil pengukuran sikap dikategorikan menjadi 3, yaitu apabila skor 76-100 dikatakan baiktinggi, apabila skor 56-75 dikatakan sedang, apabila skor 56 dikatakan burukrendah.

F. Tindakan

1. Pengertian tindakan

Tindakan adalah kecenderungan-kecenderungan tindak seseorang, baik positif maupun negatif terhadap objek sikap Soedarsono, 2007. Tindakan juga merupakan mekanisme dari suatu pengamatan yang muncul dari persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu aksi Wawan dan Dewi, 2011.

2. Tingkatan tindakan

Tindakan terdapat beberapa tingkatan yaitu pada bagian pertama adalah presepsi perception dimana mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. Bagian kedua adalah respon terpimpin guide response yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh. Pada bagian ketiga adalah mekanisme mechanism apabila seseorang telah melakukan dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan. Pada bagian keempat adalah adopsi adoption merupakan suatu praktek atau tindakan nyata yang sudah berkembang dengan baik Fitriani, 2011.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan

Terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi tindakan sesorang yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor pendukung. Faktor predisosisi yaitu sesuatu hal yang terwujud dalam kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan variasi demografi seperti umur dan jenis kelamin. Faktor pemungkin merupakan faktor yang terwujud dalam lingkungan fisik dan yang termasuk didalamnya adalah sarana prasarana. Faktor pendukung adalah faktor yang meliputi sikap dan perilaku orang penting di masyarakat Green dan Keuter, 2000.

4. Pengukuran tindakan

Pengukuran tindakan dapat dilakukan melalui 2 metode yaitu langsung dan tidak langsung. Metode langsung adalah peneliti langsung mengamati atau mengobservasi perilaku subyek yang diteliti. Untuk melakukan metode langsung dapat dilakukan dengan mengingat kembali melalui orang ketiga yang dekat dengan subyek dan melalui indikator. Metode tidak langsung adalah peneliti tidak secara langsung mengamati perilaku orang yang diteliti yakni dengan wawancara atau penyebaran kuesioner terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu Notoatmodjo, 2010. Menurut Arikunto 2006 hasil pengukuran tindakan dikategorikan menjadi 3, yaitu apabila skor 76-100 dikatakan baiktinggi, apabila skor 56-75 dikatakan sedang, apabila skor 56 dikatakan burukrendah. Hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan pada usia lanjut ditandai dengan kemunduran-kemunduran kognitif yakni mudah lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik, ingatan pada masa muda lebih baik daripada kepada hal-hal yang baru terjadi, orientasi umum dan pendapat terhadap waktu dan ruang atau tempat mundur, karena daya ingat sudah mundur dan juga karena penglihatan sudah mundur. Meskipun telah mempunyai banyak pengalaman, skor yang dicapai dalam tes integelensi menjadi lebih rendah, dan tidak mudah menerima hal-hal atau ide-ide baru. Tetapi untuk masalah kesehatan, wanita usia lanjut lebih bersikap aktif untuk menjaga kesehatan dengan cara sering membaca artikel kesehatan dan selalu bertindak dengan cara menjaga pola makan, sering berolah raga, mengikuti terapi kesehatan alternatif dan beristirahat yang cukup ini didasari atas kesadaran kaum wanita usia lanjut akan hidup sehat, seorang yang berusia lanjut juga sangat senang jika dirinya bisa mandiri tanpa harus dikasihani orang lain Suardiman, 2011.

G. Landasan Teori

Antibiotika adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Penggunaan antibiotika yang tidak rasional akan menyebabkan resistensi terhadap antibiotika sehingga akan sangat merugikan. Agar penggunaan antibiotika rasional maka dibutuhkan sebuah metode untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap antibiotika sehingga penggunaan rasional pada antibiotika dapat dicapai. Agar peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan dapat dicapai maka diperlukan suatu edukasi Risca, 2011. Metode edukasi yang dipakai adalah metode seminar. Berdasarkan penelitian Astuti 2009 metode seminar efektif diterapkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit rabies, dan meningkatkan pengetahuan responden dalam memilih obat.Berdasarkan penelitian tersebut, metode seminar digunakan dalam penelitian ini agar dapat meningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan terhadap antibiotika.

H. Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

1 54 54

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Merokok Di kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

4 57 116

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan wanita pra lansia di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

1 8 113

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria lansia tentang antibiotika dengan metode seminar di Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

0 1 147

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta periode Desember 2014 – Maret 2015.

6 63 133

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 0 128

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Dusun Krodan tentang antibiotika dengan metode seminar.

0 0 115

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika di Kecamatan Gondokusuma Yogyakarta dengan metode seminar.

0 2 114

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan siswi di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tentang antibiotika melalui metode seminar.

0 0 103

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan remaja wanita di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 2 122