gigi dan mulut seperti karies, khususnya pada anak-anak dewasa muda, terutama pada anak-anak kelompok sosioekonomi tinggi. Semakin meningkat keadaan
sosioekonomi seseorang maka akan lebih menjamin terlaksananya pemeliharaan kesehatan gigi dan mempunyai kesadaran serta perilaku ke arah positif sehingga lebih
menyadari pentingnya pencegahan penyakit gigi dan mulut seperti karies gigi.
5.2.4 Pengaruh Penghasilan terhadap Pemanfaatan Poli Gigi dan Mulut di Puskesmas Buhit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Buhit berdasarkan penghasilan lebih banyak terdapat pada penghasilan
UMR Rp.850.000, yaitu sebanyak 62 orang 76,5. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden termasuk dalam golongan berpendapatan rendah.
Kelompok dengan golongan berpendapatan rendah mempunyai posisi tawar yang lemah dalam menentukan pilihan tempat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,
apabila responden menganggap pelayanan yang diberikan tidak berkualitas maka responden tidak akan mempunyai pilihan lain untuk berpindah ke tempat lain yang
lebih baik. Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh nilai X
2
=4,558; p=0,033, menunjukkan ada hubungan signifikan antara penghasilan dengan pemanfaatan Poli
Gigi dan Mulut Puskesmas Buhit. Hasil uji statistik multivariat dengan regresi logistik berganda variabel penghasilan tidak berpengaruh signifikan terhadap
pemanfaatan Poli Gigi dan Mulut di Puskesmas Buhit dengan probabilitas p0,05. Hal ini berarti penghasilan pasien lebih kecil atau lebih besar dari UMR Kabupaten
Universitas Sumatera Utara
Samosir tidak memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Salah satu penyebab variabel penghasilan tidak berpengaruh signifikan karena pasien berobat disubsidi
oleh pemerintah, sehingga tidak dikenakan biaya berobat di Puskesmas Buhit.
5.2.5 Pengaruh Pengetahuan terhadap Pemanfaatan Poli Gigi dan Mulut di Puskesmas Buhit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemanfaatan Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Buhit berdasarkan pengetahuan sebanyak 55 orang 67,9 pada kategori
tidak baik. Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh nilai X
2
Hasil uji statistik multivariat dengan regresi logistik berganda variabel pengetahuan berpengaruh namun tidak signifikan terhadap pemanfaatan Poli Gigi dan
Mulut di Puskesmas Buhit dengan probabilitas p0,05. Responden dalam penelitian sudah mengetahui tentang keberadaan Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Buhit karena
sebelumnya sudah pernah berkunjung dan sesuai hasil penelitian sebagian besar responden memiliki pengetahuan tidak baik, namun belum secara optimal
memanfaatkan Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Buhit. =5,630; p=0,018,
menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemanfaatan Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Buhit.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior. Perilaku yang didasari pengetahuan
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Kebiasaan membersihkan gigi dan mulut sebagai bentuk perilaku yang didasari oleh
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan akan memengaruhi baik atau buruknya kebersihan gigi dan mulut, juga akan berpengaruh terhadap kesehatan Gigi dan Mulut
Menurut Notoadmojo 2005, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, raba dan rasa. Sebahagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan
telinga. Pendapat di atas didukung teori Green dalam Notoatmodjo 2005 yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan bagian dari faktor predisposisi yang
sangat menentukan dalam membentuk perilaku seseorang .
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sinaga 2008 yang mengungkapkan bahwa kunjungan ulang pasien gigi yang rendah di Poliklinik RSU
Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar dipengaruhi oleh karena ketidaktahuan individu akan kebutuhan perawatan giginya secara objektif, sehingga perlu dilakukan
penyuluhan kesehatan gigi pada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan gigi, dan membuat kartu rencana perawatan gigi serta
memberikannya kepada pasien yang berkunjung ke poliklinik gigi, sehingga pasien mengetahui kebutuhan perawatan gigi berdasarkan hasil pemeriksaan dokter gigi dan
menyimpulkan tingkat pengetahuan pasien berhubungan dengan kunjungan ulang pasien berobat gigi di Poliklinik RSU Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Pengaruh Faktor Psikologis Pasien terhadap Pemanfaatan Poli Gigi dan Mulut di Puskesmas Buhit