5.4.2 Pengaruh Ketersediaan Obat dan Peralatan Medis terhadap
Pemanfaatan Poli Gigi dan Mulut di Puskesmas Buhit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Buhit berdasarkan ketersediaan obat dan peralatan medis sebanyak 49
orang 60,5 pada kategori tidak cukup. Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh nilai X
2
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa 41 orang 50,6, menyatakan bahwa jenis obat yang diresepkan dokter tidak tersedia di
puskesmas, sebanyak 72 orang 88,9, menyatakan bahwa jenis obat yang diresepkan dokter kurang di puskesmas, dan sebanyak 72 orang 88,9, menyatakan
bahwa peralatan medis untuk pemeliharaan gigi tidak tersedia di puskesmas serta sebanyak 46 orang 56,8, menyatakan bahwa peralatan medis untuk perawatan gigi
tidak bisa digunakan. Hasil penelitian ini sesuai dengan latar belakang penelitian yang mengungkapkan rendahnya pemanfaatan Poli Gigi dan mulut di Puskesmas
=32,602; p=0,000, menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan obat dan peralatan medis dengan pemanfaatan Poli Gigi dan
Mulut Puskesmas Buhit. Hasil uji statistik multivariat dengan regresi logistik berganda variabel ketersediaan obat dan peralatan medis berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pemanfaatan Poli Gigi dan Mulut di Puskesmas Buhit dengan probabilitas p=0,0030,05, nilai ExpB= 24,433; CI For Exp B 2.945-202.726.
Hal ini berarti responden mempunyai peluang 24,433 kali memanfaatkan Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Buhit dengan ketersediaan obat dan peralatan medis yang
cukup dibandingkan dengan ketersediaan obat dan peralatan medis yang tidak cukup.
Universitas Sumatera Utara
Buhit salah satu penyebabnya adalah kurang tersedianya seperti jumlah dan jenis sarana dan prasarana yang tersedia, keterbatasan tenaga, ketersediaan pelayanan dan
manajemen puskesmas yang belum baik. Ketersediaan obat dan pelayanan medis yang tidak cukup ini merupakan salah
satu penyebab kunjungan pasien ke puskesmas belum optimal. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Donabedian dalam Wijono 2000, yang menyatakan bahwa
sarana fisik dan peralatan merupakan komponen struktur. Baik tidaknya struktur sebagai masukan dapat diukur dari jumlah dan besarnya masukkan. Asumsi jika
struktur baik, besar kemungkinan mutu pelayanan akan baik pula. Pedoman pelayanan kesehatan Puskesmas menurut Depkes RI 2003,
menyatkan bahwa salah satu jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya di bidang perawatan
adalah pelayanan di poli gigi yang merupakan pelayanan rawat jalan, yaitu pasien berkunjung ke poli gigi untuk memperoleh pelayanan kesehatan gigi pada waktu dan
jam tertentu. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat, keluarga maupun perorangan baik yang sakit maupun yang sehat meliputi; peningkatan kesehatan gigi mulut, pencegahan penyakit gigi dan
penyembuhan terbatas. Pohan 2006, mengungkapkan bahwa beberapa aspek pelayanan kesehatan
yang dapat memengaruhi persepsi seseorang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah seperti : faktor dari petugas kesehatan yang melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
pelayanan kesehatan, fasilitas yang digunakan dalam pelayanan pengobatan dan perawatan, pelayanan medik dan penunjang medik mulai dari penegakan diagnosa
sampai tindakan pengobatan dan perawatan serta pelayanan administrasi. Demikian juga dengan hasil penelitian Ade 2004, mengungkapkan bahwa ada hubungan
antara keterampilan dokter, keramahan petugas, kemudahan pelayanan dan lingkungan rumah sakit dengan mutu pelayanan di RS Daerah DKI Jakarta. Hasil
penelitian Ngena 2005, di RSUD Pirngadi Medan menunjukkan bahwa keterampilan dokter gigi berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Saragih 2009, yang mengungkapkan bahwa aspek kualitas pelayanan baik dari aspek sarana, ketersediaan
pelayanan, tenaga dan manajerialnya pada kategori cukup, namun jumlah kunjungan pasien gigi dan mulut rendah di Puskesmas Kota Pekanbaru.
5.5 Pemanfatan Poli Gigi dan Mulut di Puskesmas Buhit