adalah untuk menguapkan air. Hal tersebut mengakibatkan biaya operasional alat tersebut menjadi sangat tinggi. Solusinya adalah TPA dipindahkan lokasinya ke daerah pantai di
wilayah kabupaten Sidoarjo. Masalah yang mungkin timbul di TPA baru ini adalah salinitas yang bisa menghambat efektivitas kerja mikroba. Selain itu, air buangan dari sampah akan
mengotori perairanperikanan karena jaraknya yang terlalu dekat. Semua kelemahan tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan pendekatan teknologi asal memungkinkan biayanya.
Aplikasi Incinerator di Indonesia kurang sesuai karena kadar air sampah sangat tinggi.
c. Solo Mojosongo
Model pengelolaan sampah di kota Solo sama dengan daerah lain yaitu dengan cara tumpukan. Kelebihannya adalah sampah pada gundukan yang telah menjadi kompos dibagi-
bagikan secara gratis kepada masyarakat. Masyarakat menyaring kompos dari bahan organik yang tidak terurai serta kotoran kasar, kemudian di jual. Dengan cara ini ada sistem input dan
sistem output sehingga luasan areal TPA untuk timbunan sampah akan lebih lama penuh karena output berupa kompos selalu keluar dari areal tersebut.
Masyarakat sekitar juga diuntungkan karena adanya penghasilan tambahan, yang cukup besar. Selain itu, system tersebut berhasil memacu tumbuh kembangnya pertanian
organic di wilayah tersebut. Hal lain yang menarik adalah adanya hewan ternak sapi yang dipelihara oleh penduduk sekitar dengan cara dilepas secara liar diareal TPA untuk mencari
makanan sendiri. Berdasarkan penelitian dari WHO, ternyata susu tidak tercemar oleh kotoran yang berasal dari sampah.
Universitas Sumatera Utara
Pada awal pembangunan TPA, penduduk yang tinggal di pinggir sebelah kiri dan kanan jalan menuju TPA adalah pemulung yang di impor dari daerah lain. Pemulung tersebut
diberikan gubuk sederhana oleh Pemda setempat. Kini gubuk-gubuk tersebut telah berubah menjadi rumah bata dan hampir setiap rumah memiliki motor. Setiap pagi hari, berpuluh-
puluh truk parker disepanjang jalan menuju TPA melakukan transaksi bisnis jual-beli material selain sampah, seperti kertaskarton, besi, plastic, kaleng dan aluminium. Model ini
ternyata bisa dijadikan contoh cara pengelolaan sampah yang berhasil karena terasa manfaatnya bagi masyarakat tingkat rendah, disamping juga dapat mengatasi masalah
lingkungan.
d. Medan Namo Bintang dan Terjun
Selama ini sistem pembuangan sampah di Medan masih berkiblat pada sistem open dumping. Sebuah sistem pembuangan sampah yang dilakukan di lahan terbuka. Truk yang
mengangkut sampah dari seluruh penjuru kota ditimbang untuk mengetahui volume sampah, kemudian sampah yang masuk ke TPA diratakan dengan alat berat supaya tidak
menggunung. Tidak haren jika, dua TPA saat ini, TPA Namobintang seluas 17 Hektar dan TPA Terjun seluas 14 Hektar cepat penuh. Selain makan tempat, sistem open dumping juga
menyebabkan pulusi. Sistem ini menimbulkan pemanasan yang mengakibatkan gas metana naik sehingga bisa menimbulkan polusi yang berpengaruh terhadap lingkungan dan
kesehatan. Metana dapat juga menjadi suatu bahan yang mudah meledak jika konsentrasinya
berlebihan. Gas sampah TPA mempunyai potensi meledak oleh perpindahan dari sampah dan berakumulasi di tempat tertentu.Pemerintah Sumatera Utara akan menerapkan sistemm baru
yaitu sanitary landfill dan juga giat menggarap proyek TPA tepadu di STM Hilir. Semua
Universitas Sumatera Utara
daerah sesuai amanat undang-undang akan segera meninggalkan sisitem pengelolaan sampah sistem terbuka. Tak terkecuali Medan.
Pemerintah kota Medan telah mengeluarkan beberapa peraturan yang dijadikan dasar dalam melaksanakanpengelolaan sampah di kota medan yaitu :
a. Peraturan Daerah kota Medan no. 4 tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata kerja
Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Kota Medan b.
Peraturan Daerah Kota Medan No.8 tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan Kebersihan yang sekaligus mencabut SK Walikotamadya KDH Tingkat II Medan
No. 9703011993 tanggal 30 Desember 1993 tentang Tarip Pelayanan Kebersihan.
c. Surat keputusan Walikota Medan Nomor 24 tahun 2001 tentang Pelaksanaan
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota
Medan.
d. Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 10 tahun 2002 tentang Tugas dan
Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan. e.
Surat Keputusan walikota Medan Nomor 5391306K2002 tanggal 1 Juli 2002 tentang Pembekuan Pelayanan Umum Kebersihan Kota Medan ole PD
Kebersihan,yang sepenuhnya dialihkan menjadi tanggungjawab Dinas Kebersihan Kota Medan Dinas Kebersihan Kota Medan,2008
e. Daerah lainnya