Jenis kelamin Pendidikan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Domestik Sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai

Keterangan : X² Hitung lebih kecil dengan X² tabel pada tingkat signifikansi 1 Chi Square digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara tingkat partisipasi dan tingkat usia. Setelah dihitung dengan rumus chi quare diperoleh hasil sebagai berikut : Dari uji X² Tabel 40 dapat dilihat bahwa tidak ada pengaruh yang sangat nyata antara tingkat usia dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah domestik di Kelurahan Binjai. Dari tabel dapat dilihat bahwa sebagian besar pada usia muda 30 tingkat partisipasi nya sangat rendah, hanya 22 pada usia muda yang menyatakan partisipasinya sangat tinggi, Sedangkan pada usia menengah ada 16 partisipasinya sangat rendah dan hanya 7 tingkat partisipasinya sangat tinggi. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah domestik pada usia muda sangat kurang dibandingkan dengan usia menengah dan usia tua. Hal ini dapat menunjukkkan bahwa tidak selamanya di usia muda mempunyai kesadaran dan mempunyai tingkat partisipasi yang tinggi akan kebersihan lingkungan. Di usia yang lebih tua lebih memahami dan sadar akan kebersihan lingkungan.

2. Jenis kelamin

Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur” yang berarti bahwa dalam banyak masyarakat peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser dengan adanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang semakin baik. Dalam hal penanganan sampah baik laki-laki dan perempuan sangat diharapkan peranannya. Namun ibu rumah tanggalah Universitas Sumatera Utara yang diharapkan sangat berperan, karena sampah yang diproduksi adalah sampah rumah tangga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 42. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Partisipasinya Dalam Pegelolaan Sampah No Tingkat Partisipasi Jenis Kelmin Frekuensi Laki-laki Perempuan 1. 2. 3. 4. Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi 5 1 4 14 44 7 2 22 49 8 6 36 Total 24 75 99 X² Hitung 15,97 Dari hasil perhitingan X² hitung diperoleh hasil 15,97 dan hasil X² Tabel dengan tingkat signifikansi 1 diperoleh hasil 11,34, ini artinya X² hitung lebih besar dari X² tabel berarti ada pengaruh jenis kelamin terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah domestik di Kelurahan Binjai. Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa 22 perempuan memiliki tingkat partisipasi yang sangat tinggi, sedangkan laki-laki hanya 14 tingkat partisipasi dalam kategoti sangat tinggi. Meskipun demikian ada 44 perempuan mempunyai tingkat partisipasi sangat rendah, padahal perempuan sangatlah berperan dalan pengelolaan sampah karena perempuanlah yang lebih dominan menghasilkan sampah rumah tangga. Universitas Sumatera Utara

3. Pendidikan

Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi. Pendidikan dianggap dapat memengaruhi sikap hidup seseorang terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat. Dari hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan terhadap 99 orang responden di 20 lingkungan diKelurahan Binjai diperoleh tingkat pendidikan rendah 15 orang 15,15 , tingkat pendidikan menengah yaitu 78 orang 78,78 dan terakhir tingkat pendidikan tinggi hanya 6 orang 6,06 . Sebaran frekuensi bersama antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi masyarakat di Kelurahan Binjai dapat dilihat pada tabel dibawah berikut ini: dari hasil perhitungan X² diperoleh hasil 34,24. Dari tabel dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan X² hitung lebih besar dari X² tabel yaitu 16,812. Ini berarti ada pengaruh yang sangat nyata antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi dalam pelaksanaan pengelolaan sampah domestik di kelurahan Binjai. Dari tabel dapat dilihat bahwa sebagian besar tingkat partisipasi masyarakat termasuk sangat rendah pada tingkat pendidikan menengah yaitu pendidikan SLTA sebanyak 47 . Tingkat partisipasi paling tinggi terdapat pada tingkat pendidikan menengah 21 . Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat pada tingkat pendidikan rendah dan menengah adalah lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah pada tingkat pendidikan rendah dan menengah adalah lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang berpendidikan tinggi. Untuk lebihn jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini; Universitas Sumatera Utara Tabel 43. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan Tingkat Partisipasinya Dalam Pegelolaan Sampah No Tingkat Partisipasi Tingkat Pendidikan Frekuensi Rendah Menengah Tinggi 1. 2. 3. 4. Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi 2 - 4 9 47 8 2 21 - - - 6 49 8 6 36 Total 15 78 6 99 X² Hitung 34,24

4. Pekerjaan dan penghasilan