Penanganan Sampah 3-R Daur-Ulang dan Pengomposan

Sangat disayangkan bahwa Pemerintah Daerah belum memiliki komitmen yang kuat mengenai minimisasi limbah rumah tangga. Komitmen ini sudah seharusnya dituangkan dalam kebijaksanaan Pemda dan diperkuat dengan peraturan daerah. Di tingkat Pusat kegiatan 3-M Mengurangi, Menggunakan kembali, Mendaur-ulang sudah dibakukan melalui kebijaksanaan, strategi dan dijabarkan dalam pelaksanaan kegiatan yang lebih konkrit. Pelaksanaan kegiatan tersebut antara lain berupa pemberian paket bantuan proyek perintisan UDPK Usaha Daur-ulang dan Produksi Kompos di 50 kota Dati II di Indonesia. Petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan dan tata cara tentang kegiatan 3-M sudah disusun dan disebarluaskan melalui diseminasi-diseminasi oleh Ditjen Cipta Karya Dept. PU. Tetapi harapan untuk dapat merangsang Pemda melakukan kegiatan pengomposan dan daur-ulang sehingga dapat mengefisienkan biaya pengelolaan sampah kota ternyata belum dapat tercapai Sudrajat, 2007

2.7.1. Penanganan Sampah 3-R

Penanganan sampah 3-R adalah konsep penanganan sampah dengan cara reducemengurangi R1, reusemenggunakan kembali R2, dan recyclemendaur-ulang sampah R3 mulai dari sumbernya Dit, Bintek DJCK, 1999. Penanganan sampah 3-R sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka pengelolaan sampah padat perkotaan yang efisien dan efektif sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya pengelolaan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan perhitungan di atas kertas, bila sampah kota dapat ditangani melalui konsep 3-R, maka sampah yang sampai yang akan sampai di TPA hanya ± 20 saja. Hal itu berarti akan sangat mengurangi biaya pengangkutan dan pembuangan akhir. Penanganan sampah 3-R akan lebih baik lagi bila dipadukan dengan siklus produksi dari suatu barang yang akan dikonsumsi. Langkah-langkah pengerjaan Universitas Sumatera Utara penanganan sampah 3-R dapat disesuaikan dengan sumber penghasil sampah yaitu rumah tangga. Tabel 1. Upaya Penanganan Sampah Melalui Prinsip 3-R Di Sumber Sampah Penanganan 3- R Cara Pengerjaan R-1  Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar  Gunakan produk yang dapat diisi ulang  Kurangi penggunaan bahan sekali pakai  Jual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada pihak yang memerlukan. R-2  Gunakan kembali wadahkemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya  Gunakan wadahkantong yang dapat digunakan berulang-ulang.  Gunakan baterai yang dapat diisi kembali. R-3  Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur-ulang dan mudah terurai  Lakukan penanganan untuk sampah organik menjadi kompos dengan berbagai cara yang telah ada sesuai ketentuan atau manfaatkan sesuai dengan kreatifitas masing-masing.  Lakukan penanganan sampah anorganik menjadi barang yang be rmanfaat.

2.7.2. Daur-Ulang dan Pengomposan

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk bekas pakai. Daur ulang bisa menggunakan prinsip 2 R yaitu reuse dan recycle. Menggunakan kembali: barang-barang yang dianggap sampah karena sifat dan karakteristiknya dapat dimanfaatkan kembali tanpa melalui proses produksi. Sementara mendaur-ulang sampah didaur ulang untuk dijadikan bahan baku industri dalam proses produksi. Dalam proses ini, sampah sudah mengalami perubahan baik bentuk maupun fungsinya. Sampah organik dapat Universitas Sumatera Utara didaur ulang menjadi produk-produk berguna seperti kompos, pupuk kandang, briket dan biogas. Material yang dapat didaur ulang antara lain botol bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer dan lain-lain, kertas, aluminium bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue dan lain-lain, besi bekas, plastik bekas wadah shampoo, air mineral, jerigen, ember dan lain- lain, sampah basah dapat diolah menjadi kompos. Kompos merupakan hasil permentasi dari bahan-bahan organik sehingga berubah bentuk, berwarna kehitam-hitaman dan tidak berbau. Pengomposan merupakan proses penguraian bahan-bahan organik dalam suhu yang tinggi sehingga mikroorganisme dapat aktif menguraikan bahan-bahan organik sehingga dapat dihasilkan bahan yang dapat digunakan tanah tanpa merugikan lingkungan. Proses pembuatan kompos adalah dengan menggunakan aktivator EM-4, yaitu proses pengkomposan dengan menggunakan bahan tambahan berupa mikroorganisme dalam media cair yang berfungsi untuk mempercepat pengkomposan dan memperkaya mikroba.

2.8. Keterlibatan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Perkotaan