Total mikroba Uji hedonik

pernyataan King 2002 bahwa rasio ikan dan pati mempengaruhi volume pengembangan dan kerenyahan kerupuk ikan. Kandungan amilopektin yang lebih tinggi dibandingkan amilosa akan memberikan kecenderungan pengembangan kerupuk yang lebih besar dibandingkan dengan amilosa yang tinggi. Amilosa cenderung mengurangi kemekaran kerupuk, sedangkan amilopektin berfungsi sebaliknya mengarah pada pembentukan tekstur yang lebih ringan yang berhubungan langsung dengan pengembangan kerupuk Lavlensia 1995. Pengembangan kerupuk dipengaruhi juga oleh suhu, waktu dan kandungan air pada saat penggorengan. Semakin tinggi suhu penggorengan, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk menggoreng kerupuk. Kemudian setelah mencapai volume pengembangan maksimum, volume pengembangan akan menurun dengan semakin meningkatnya suhu penggorengan Zulviani 1992. Suhu yang digunakan untuk menggoreng rengginang yaitu 170 o C.

4.4.4 Total mikroba

Perhitungan Total Plate Count TPC bertujuan untuk menghitung semua mikroba yang tumbuh pada produk serta sebagai salah satu indikasi makanan layak atau tidak untuk dikonsumsi. Penyebab utama kerusakan bahan pangan adalah karena pertumbuhan mikroba di dalam bahan pangan. Mikroba perusak bahan pangan adalah bakteri, kapang dan khamir. Kerusakan kerupuk dapat ditandai dengan berkurangnya kerenyahan dan adanya pertumbuhan kapang pada permukaan kerupuk mentah Susanti et al. 2008. Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jika sel jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan berkembang membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop Fardiaz 1992. Perhitungan total mikroba dilakukan pada produk rengginang mentah. Hal ini dilakukan untuk menduga daya simpan rengginang mentah. Dapat dilihat pada Gambar 14 total mikroba tertinggi terdapat pada rengginang tanpa penambahan tepung ikan tembang dan total mikroba terendah terdapat pada rengginang dengan penambahan tepung ikan tembang 5. Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 10b menunjukkan bahwa penambahan tepung ikan tembang dalam formulasi rengginang memberikan pengaruh yang berbeda nyata p0,05 pada nilai total mikroba rengginang yang dihasilkan p0,05. Berdasarkan uji lanjut Lampiran 10c, rengginang tanpa penambahan tepung ikan tembang berbeda nyata dengan rengginang pada penambahan tepung ikan tembang sebanyak 5, 10, 15 dan 20. Histogram nilai log mikroba rengginang tepung ikan tembang dapat dilihat pada Gambar 14. Angka-angka dalam kolom yang sama dan diikuti oleh huruf superscript berbeda

a,b

menunjukan berbeda nyata P0,05, sedangkan yang diikuti huruf superscript sama ab menunjukan tidak berbeda nyata P0,05. Gambar 14 Histogram nilai total mikroba rengginang tepung ikan tembang Pada Gambar 14 dapat dilihat bahwa semakin tinggi penambahan tepung ikan tembang, maka pertumbuhan mikroba akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan senyawa nitrogen merupakan media bagi pertumbuhan mikroorganisme. Menurut Widiani 2008 keberadaan mikroorganisme pada bahan pangan dapat mendegradasi makromolekul karbohidrat, protein dan lipida menjadi senyawa-senyawa organik. Molekul gula dan karbohidrat lainnya dapat berubah manjadi asam akibat adanya metabolisme karbohidrat menjadi asam dan alkohol. Hasil pemecahan suatu komponen kimia yang terdapat di dalam substrat berbeda-beda bergantung pada jenis substrat dan spesies mikrobanya. Pemecahan karbohidrat oleh mikroba dapat menghasilkan asam-asam organik asam laktat, asetat, butirat atau propionat, produk-produk netral aseton, butil alcohol atau etil alkohol dan bermacam-macam gas metana, hydrogen atau karbondioksida. 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 5 10 15 20 N il ai lo g m ik r o b a Konsentrasi penambahan tepung ikan tembang 3.07 e 2.18 a 2.33 b 2.56 c 2.95 d Hasil pemecahan komponen tersebut akan mempengaruhi pH Fardiaz 1989 dan nantinya secara tidak langsung akan mempengaruhi selama masa penyimpanan. Selain dipengaruhi penambahan tepung ikan tembang, total mikroba juga dipengaruhi oleh kadar air pada produk. Total mikroba tertinggi terdapat pada rengginang tanpa penambahan tepung ikan tembang. Hal ini dikarenakan tingginya kadar air pada rengginang tepung ikan tembang dibandingkan kadar air pada rengginang yang ditambahkan tepung ikan tembang sebanyak 5 sampai dengan 15. Kadar air dalam produk dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya sehingga mempengaruhi daya simpan rengginang mentah selama penyimpanan. Semakin tinggi penambahan tepung ikan tembang, maka kadar air pada rengginang akan semakin menurun. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Mannulang et al. 1995 bahwa penurunan kadar air dipengaruhi oleh proses pemasakan. Penetrasi panas ke dalam produk menyebabkan protein terdenaturasi sehingga molekul-molekul air keluar akibat kemampuan mengikat air berkurang.

4.5 Pemilihan rengginang terbaik dengan metode bayes