Sirip punggung ikan tembang terdiri dari jari-jari lemah yang berbuku- buku dan berbelah. Sirip pada punggung bersisik, tidak bersungut dan tidak
berjari-jari keras. Tidak bersirip punggung tambahan yang seperti kulit, tidak bercak-bercak yang bercahaya, bertulang dahi belakang dan sirip dada senantiasa
sempurna. Perut sangat pipih dan bersisik tebal yang bersiku. Sirip perut jauh ke belakang di muka sirip dubur, rahang sama panjang, daun insang satu sama lain
tidak melekat, bentuk mulut terminal posisi mulut terletak di bagian depan ujung hidung, tajam serta bergerigi. Gigi lengkap pada langit-langit, sambungan tulang
rahang dan lidah Saanin 1984. Ikan tembang memiliki bentuk badan yang memanjang dan pipih.
Lengkung kepala bagian atas sampai diatas mata agak hampir lurus, dari setelah mata sampai awal dasar sirip punggung agak cembung. Tinggi badan lebih besar
daripada panjang kepala. Mata tertutup oleh kelopak mata. Awal dasar sirip punggung sebelum pertengahan badan, dasar sirip punggung sama panjang
dengan dasar sirip anal. Kepala dan badan bagian atas hijau kebiruan, sedangkan bagian bawah putih keperakan. Sirip-sirip berwarna keputihan. Sirip punggung
mempunyai 18 jari-jari lemah, sirip dada mempunyai 15 jari-jari lemah, sirip anal memiliki 18 jari-jari lemah dan sirip perut memiliki 8 jari-jari lemah. Ikan
tembang dapat mencapai ukuran 17 cm Peristiwady 2006.
2.2 Protein Ikan
Protein merupakan suatu zat gizi yang amat penting bagi tubuh, karena selain berfungsi sebagai penghasil energi dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat
untuk pengatur, pembangun, pertumbuhan dan pemeliharaan serta perbaikan tubuh dan fungsi-fungsi tubuh. Sifat protein sebagai zat pengatur dimiliki oleh
enzim. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk sel-sel dan jaringan dalam tubuh. Selain itu, protein juga berperan dalam proses
pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan jaringan tubuh yang mengalami kerusakan Winarno 2008.
Secara umum, daging ikan memiliki komposisi protein sebesar 15-25 dari berat total daging ikan. Molekul protein terutama terdiri dari asam amino
yang merupakan senyawa organik yang mengandung satu atau lebih gugus amino dan satu atau lebih gugus karboksil. Asam amino penting yang harus ada dalam
konsumsi makanan sehari-hari dan tidak dapat disintesis oleh tubuh dikenal dengan istilah asam amino esensial. Protein daging ikan mengandung asam amino
esensial, yaitu: valin, histidin, isoleusin, lisin, leusin, methionin, threonin, triptofan dan fenilalanin Irianto dan Giyatmi 2002. Kebutuhan tubuh manusia
terhadap asam amino esensial dapat dipenuhi dari protein yang terkandung di dalam makanan yang dimakan. Tanaman pangan sering kekurangan satu atau
lebih asam amino esensial sehingga perlu digabungkan dengan bahan protein lainnya. Dengan demikian, bahan satu dan lainnya akan saling menutupi dan
melengkapi kekurangan dari satu protein dengan asam amino sejenis yang berlebihan pada protein lain Wirakusumah 2007.
Mutu protein ditentukan oleh jenis dan proporsi asam amino yang dikandungnya. Protein dengan nilai biologi tinggi atau bermutu tinggi adalah
protein yang mengandung semua jenis asam amino esensial dalam proporsi yang sesuai untuk keperluan pertumbuhan dan pemeliharaan. Beberapa jenis protein
mengandung semua macam asam amino esensial, namun masing-masing dalam jumlah terbatas, akan tetapi cukup untuk perbaikan jaringan tubuh dan tidak
cukup untuk pertumbuhan. Asam amino yang terdapat dalam jumlah terbatas untuk pertumbuhan dinamakan asam amino pembatas atau limiting amino acid.
Lisin merupakan asam amino pembatas pada beras Almatsier 2006. Penambahan tepung ikan tembang yang kaya akan lisin dapat saling mengisi untuk
menghasilkan protein yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan pemeliharaan.
Kebutuhan protein perorangan tergantung pada laju pertumbuhan dan berat badan. Orang dewasa memerlukan sekitar 1 gram protein untuk setiap
kilogram berat badan. Selama periode pertumbuhan, protein diperlukan secara proporsional, misalnya untuk anak-anak usia 5-6 tahun dibutuhkan sekitar 2 gram
protein untuk setiap kilogram berat badan. Kekurangan protein dapat menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai kwashiorkor dan marasmus.
Penyakit ini disebabkan oleh susunan makanan yang mengandung kandungan protein yang rendah. Selain itu, kekurangan protein juga dapat menyebabkan
anemia, karena protein penting untuk pembentukan sel-sel butir darah merah Gaman dan Sherrington 1992.
2.3 Tepung Ikan