Analisis kadar karbohidrat AOAC 2007 Uji mikrobiologis atau Total Plate Count TPC Fardiaz 1992

Kadar karbohidrat = 100 - kadar air + kadar abu + kadar lemak+ kadar protein

3.4.3.5 Analisis kadar karbohidrat AOAC 2007

Analisis karbohidrat dilakukan secara by difference, yaitu hasil pengurangan dari 100 dengan kadar air, kadar abu, kadar lemak dan kadar protein sehingga kadar karbohidrat tergantung pada faktor pengurangannya. Hal ini karena karbohidrat sangat berpengaruh terhadap zat gizi lainnya. Persentase kadar karbohidrat dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

3.4.3.6 Uji mikrobiologis atau Total Plate Count TPC Fardiaz 1992

Analisis yang dilakukan pada rengginang menggunakan metode TPC. Prinsip kerja dari analisis TPC adalah perhitungan jumlah koloni bakteri yang ada di dalam sampel dengan pengenceran sesuai keperluan dan dilakukan secara duplo. Cawan petri, tabung reaksi dan pipet sebelum digunakan disterilkan terlebih dahulu dalam oven pada suhu 180 o C selama 2 jam. Media disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit dengan tekanan 1 atm. Pembuatan larutan pengencer dilakukan dengan cara melarutkan 8,5 gram NaCl dalam 1 liter akuades yang kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit. Sebanyak 10 gram sampel yang telah dihaluskan terlebih dahulu, dilarutkan ke dalam larutan pengencer steril yang telah berisi dengan volume mencapai 100 ml, kemudian dihomogenkan dengan stomacher selama 2 menit pengenceran 10 -1 . Contoh yang telah dihomogenkan dilakukan pengenceran kembali dengan cara dipipet sebanyak 1 ml, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 9 ml larutan pengencer steril untuk memperoleh pengenceran 10 -2 . Demikian seterusnya sampai didapat pengenceran 10 -3 , disesuaikan dengan pendugaan total mikroba rengginang tepung ikan pada saat pengamatan Dari setiap tabung reaksi pengenceran tersebut diambil dengan menggunakan pipet secara aseptik sebanyak 1 ml, kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri yang sudah disterilkan. Setiap pengenceran dilakukan secara duplo. Ke dalam cawan tersebut ditambahkan media nutrient agar NA sebagai media, kemudian setiap cawan tersebut digerakkan secara melingkar diatas meja sampai permukaan media NA merata, diamkan beberapa saat hingga mengeras. Koloni per ml atau per gr = Jumlah koloni per cawan x Setelah NA membeku, cawan petri diinkubasi ke dalam inkubator selama 48 jam pada suhu 35 o C, cawan petri tersebut diletakkan secara terbalik dalam inkubator. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada media di dalam cawan petri. Seluruh pekerjaan dilakukan secara aseptik untuk mencegah kontaminasi yang tidak diinginkan dan pengamatan secara duplo dapat meningkatkan ketelitian. Jumlah total bakteri yang dihitung adalah cawan petri yang mempunyai koloni antara 30-300 koloni. Nilai TPC dapat dihitung dengan memakai rumus berikut: Data yang dilaporkan sebagai Standart Plate Count SPC harus mengikuti syarat-syarat sebagai berikut: 1 Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka pertama dan kedua. Jika angka ketiga sama dengan atau lebih besar dari lima, harus dibulatkan satu angka lebih tinggi dari angka kedua. 2 Jika semua pengenceran yang dibuat untuk pemupukan menghasilkan kurang dari 30 koloni pada cawan petri, hanya koloni pada pengenceran terendah yang dihitung, hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari 30 dikalikan dengan faktor pengencer, tetapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan. 3 Jika semua pengenceran yang dibuat untuk pemupukan menghasilkan lebih dari 300 koloni, hanya jumlah koloni pada pengenceran tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari 300 dikalikan dengan faktor pengencer. 4 Jika cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan jumlah antara 30-300, dimana perbandingan antara jumlah koloni tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih kecil atau sama dengan dua, maka tentukan rata-rata dari kedua nilai tersebut dengan memperhitungkan pengencerannya. Jika perbandingan antara nilai tertinggi dan nilai terendah lebih besar dari dua, maka yang dilaporkan hanya hasil nilai terkecil. 5 Jika digunakan dua cawan petri duplo pengenceran, data yang diambil harus dari kedua cawan tersebut, tidak boleh diambil salah satu.

3.5 Analisis Data A. Pemilihan rengginang terbaik dengan uji indeks kerja Marimin 2004

Penentuan formulasi rengginang terbaik dilakukan dengan menggunakan uji indeks kinerja metode bayes. Metode Bayes merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk melakukan analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah alternatif dengan tujuan menghasilkan perolehan yang optimal. Pengambilan keputusan yang optimal akan tercapai apabila mempertimbangkan berbagai kriteria. Adanya perlakuan merupakan kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan rengginang terbaik. Pemilihan rengginang terbaik dengan uji indeks kinerja didasarkan pada total nilai yang paling tinggi dari setiap perlakuan. Parameter yang dibobot meliputi parameter subjektif yaitu: penampakan, warna, rasa, aroma dan tekstur dan parameter objektif yaitu: kadar protein, kekerasan, volume pengembangan dan total mikroba. Nilai kepentingan diberikan oleh hasil kuisioner panelis atau ahli pakar terhadap beberapa parameter. Nilai kepentingan masing-masing parameter yang digunakan terdiri dari 3 nilai numerik, yaitu 1 mewakili biasa, 2 mewakili penting dan 3 mewakili sangat penting. Bobot dari masing-masing parameter didapat dari hasil manipulasi matriks perbandingan nilai kepentingan antar parameter, kemudian matriks tersebut dikuadratkan. Hasil penjumlahan setiap baris matriks dibagi dengan total penjumlahan baris matriks tersebut hingga diperoleh nilai eigen. Nilai eigen dari proses manipulasi matriks merupakan nilai bobot dalam metode bayes. Nilai bobot kemudian dikalikan dengan nilai rangking. Total nilai hasil perkalian antara nilai rangking dengan nilai bobot digunakan untuk menentukan rengginang terbaik. Total nilai yang tertinggi yang didapatkan dari hasil perkalian nilai bobot dan rangking merupakan rengginang terbaik.