VI. EVALUASI PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN
PENAWARAN MINYAK SAWIT DOMESTIK TERHADAP PRODUKSI FATTY ACID DI INDONESIA
6.1. Hasil dan Pembahasan Simulasi Model
Evaluasi dilakukan dengan dua skenario simulasi historis pada tahun 2007 sampai dengan 2010. Tujuan dari skenario simulasi untuk mengetahui bagaimana
dampak perubahan faktor eksternal berupa penurunan tingkat suku bunga BI sebesar 20 persen dan peningkatan penawaran bahan baku yaitu minyak sawit
sebesar 10 persen terhadap perubahan produksi, permintaan, penawaran, dan harga fatty acid, serta harga dan permintaan minyak sawit. Hal ini dapat
ditunjukan pada Tabel 18.
Tabel 18. Hasil Simulasi Historis terhadap Produksi
Fatty Acid di Indonesia Tahun 2007-2010
No. Variabel Endogen
Nilai Dasar
Perubahan Dari Setiap Skenario Simulasi TB Turun
20 SMSD
Naik 10 TB Turun 20 dan
SMSD Naik 10
1. Produksi Fatty Acid
Domestik
707.3 4.40 0.38
4.78 2. Permintaan
Fatty Acid
Domestik
213.5 10.16 1.59 11.76
3. Harga Riil Minyak Sawit
Domestik 2354.8 -10.01
-13.42 -23.43
4. Harga Riil
Fatty Acid
Domestik
117.4 -18.66 -1.62 -20.36
5. Permintaan Minyak
Sawit Domestik
4166.5 -5.01 0.77 -4.24
6. Penawaran Fatty Acid
Domestik
166.9 18.63 1.62 20.25
Sumber : Data Diolah 2012
6.1.1. Penurunan Suku
Bunga Bank Indonesia
Tabel 18 menunjukkan bahwa penurunan suku bunga Bank Indonesia BI riil sebesar 20 persen memberikan peningkatan terhadap produksi produk turunan
minyak sawit di Indonesia yaitu fatty acid sebesar 4.40 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan adanya penurunan tingkat suka bunga maka dapat
meningkatkan investasi pada industri fatty acid. Meningkatnya investasi pada
industri fatty acid dapat meningkatkan kapasitas produksi pada industri fatty acid dengan cara peningkatan teknologi yang digunakan dan penambahan jumlah
industri fatty acid. Menurut Perloff 2008, beberapa faktor yang mempengaruhi produksi adalah harga barang itu sendiri dan harga bahan baku yang dibutuhkan
dalam industri. Apabila terjadi peningkatan harga riil fatty acid domestik dan penurunan harga riil minyak sawit domestik akan menyebabkan terjadinya
peningkatan produksi fatty acid domestik. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penurunan harga riil fatty acid domestik sebesar 18.66 persen dan penurunan
harga riil minyak sawit domestik sebesar 10.01 persen menyebabkan peningkatan produksi fatty acid domestik sebesar 4.40 persen. Penurunan harga riil fatty acid
domestik ini sebenarnya tidak sesuai dengan teori ekonomi dan hasil estimasi pada Bab 5 namun produksi fatty acid domestik juga dipengaruhi beberapa
variabel lain salah satunya yaitu tingkat teknologi berpengaruh secara nyata. Tingkat teknologi sangat berpengaruh terhadap kapasitas produksi pada industri
fatty acid . Meningkatnya teknologi yang digunakan sejalan dengan meningkatnya
investasi dalam industri fatty acid sebagai akibat dari penurunan tingkat suku bunga, sehingga dapat dikatakan hasil simulasi sesuai dengan hasil estimasi pada
Bab 5 dan teori ekonomi. Penurunan harga riil fatty acid domestik secara teori akan berpengaruh
juga terhadap penawaran dan permintaan fatty acid domestik Perloff, 2008. Pada simulasi ini penurunan harga riil fatty acid domestik sebesar 18.66 persen
berdampak pada peningkatan permintaan fatty acid domestik sebesar 10.16 persen dan peningkatan penawaran fatty acid domestik sebesar 18.63 persen.
Peningkatan penawaran fatty acid domestik ini sebenarnya tidak sesuai dengan
teori ekonomi dan hasil estimasi pada Bab 5 yang menunjukkan bahwa penawaran fatty acid
domestik mempengaruhi harga riil fatty acid domestik secara negatif namun dengan adanya penurunan tingkat suku bunga akan meningkatkan
investasi pada industri fatty acid yang dapat meningkatkan penggunaan teknologi dalam meningkatkan kapasitas produksi fatty acid sehingga penawaran fatty acid
akan meningkat, hal ini mengindikasikan hasil simulasi sesuai dengan hasil estimasi pada Bab 5 dan teori ekonomi.
Permintaan minyak sawit domestik dipengaruhi oleh harga riil minyak sawit domestik Perloff, 2008. Pada simulasi ini penurunan harga riil minyak
sawit domestik sebesar 10.01 persen berdampak pada penurunan permintaan minyak sawit domestik sebesar 5.01 persen. Penurunan permintaan minyak sawit
domestik ini sebenarnya tidak sesuai dengan teori ekonomi dan hasil estimasi pada Bab 5 yang menunjukkan bahwa harga riil minyak sawit domestik
mempengaruhi permintaan minyak sawit domestik secara negatif namun permintaan minyak sawit domestik juga dipengaruhi beberapa variabel lain salah
satunya yaitu harga riil fatty acid domestik dan variabel lain diluar model yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap permintaan minyak sawit domestik,
sehingga dapat dikatakan hasil simulasi sesuai dengan hasil estimasi pada Bab 5 dan teori ekonomi.
6.1.2. Peningkatan Penawaran