7 11.1 63 100 Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kepatuhan dan Kemandirian Santri Remaja di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah
dan budaya. Hal ini bertujuan agar contoh sudah memiliki bekal sikap untuk tetap menghormati dan menghargai orang lain, meskipun berbeda agama, suku
maupun ras, ketika berada di luar lingkungan pesantren. Tabel 19 Sebaran contoh berdasarkan kategori empati
Kemampuan berempati Jumlah
n Kurang 0-7
Sedang 8-14 19
30.2 Baik 15-21
44 69.8
Total 63
100 Min-maks
11-20 Rata-rata ±SD
15.87±2.246
Keterampilan sosial
Poin terakhir kecerdasan emosi yang terdapat dalam Tabel 20 adalah keterampilan sosial. Keterampilan ini mengharapkan para remaja dapat
menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan menggunakan keterampilan sosial untuk bekerja sama dengan mereka Goleman
1999. Tabel di bawah menjelaskan bahwa lebih dari separuh contoh terkadang merasa canggung untuk bicara di depan orang banyak 65.1 dan tidak tertarik
dengan kegiatan ekstrakurikuler di pesantren 63.5. Walaupun contoh merasa mudah bekerja sama dengan orang lain 57.1 tetapi masih merasa sulit jika
harus bersikap ramah dengan orang yang baru dikenalnya 54.0. Meskipun demikian, contoh selalu mencium tangan kedua orangtua jika akan pergi keluar
rumah 60.8, mudah bergaul dengan siapa saja 58.7, dan mengucapkan kata permisi ketika lewat di depan orang lain 55.6. Hal-hal di atas
menjelaskan bahwa contoh dapat membina hubungan yang baik dan bersikap sopan dengan siapa saja walaupun terkadang masih sulit untuk bersikap ramah
dengan orang yang baru dikenalnya. Tabel 20 Sebaran contoh berdasarkan keterampilan sosial
No Pernyataan
Selalu Kadang
-kadang Tidak
pernah Total
n n
n n
1 Saya merasa mudah untuk bekerja
sama dengan orang lain Saya merasa mudah untuk bekerja sama dengan
orang lain 23 36.5 36 57.1
4 6.4
58 100
Tabel 20 Lanjutan
No Pernyataan
Selalu Kadang
-kadang Tidak
pernah Total
n n
n n
2 Saya sulit bersikap ramah dengan
orang yang baru saya temui 12 19.0 34 54.0 17 27.0 58
100 3
Saya bisa bergaul dengan siapa saja tanpa membedakan latar belakang
mereka 37 58.7 19 30.2
7 11.1 58
100 4
Saya merasa canggung untuk berbicara di depan orang banyak
16 25.4 41 65.1 6
9.5 58
100 5
Saya mengucapkan kata permisi ketika lewat di depan orang lain
35 55.6 25 39.7 3
4.7 58
100 6
Saya mencium tangan kedua orangtua jika akan pergi keluar rumah
44 69.8 14 22.2 5
8 58
100 7
Saya tidak tertarik dengan kegiatan ekstrakurikuler di pondok pesantren
4 6.3
40 63.5 19 30.2 58 100
Ket : = pernyataan negatif
Tabel 21 yang menjelaskan pengkategorian keterampilan sosial contoh menunjukkan bahwa sebagian besar contoh 77.8 sudah memiliki
keterampilan yang baik dalam membina hubungan dengan orang lain. Dan dalam hal ini hanya 22.2 persen dari contoh yang memiliki keterampilan sedang. Dapat
dikatakan bahwa contoh menangani emosinya dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi agar dapat berinteraksi
dengan lancar. Di dalam kehidupan pesantren, tidak hanya pendidikan formal atau umum saja yang diberikan kepada santrinya melainkan juga pendidikan
agama yang salah satunya adalah menciptakan generasi penerus yang dapat menyebarluaskan pengetahuan agama sehingga diperlukan keahlian dalam
mencuri perhatian orang lain dan membina suatu hubungan yang sehat agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Tabel 21 Sebaran contoh berdasarkan kategori keterampilan sosial
Keterampilan sosial Jumlah
n Kurang 0-7
Sedang 8-14 14
22.2 Baik 15-21
49 77.8
Total 63
100 Min-maks
12-20 Rata-rata ±SD
16.06±2.04
Tabel 22 dibawah ini menjelaskan tingkat kecerdasan emosi contoh yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Hasil uji beda
t-test dengan nilai p-value