63 63 Melakukan Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kepatuhan dan Kemandirian Santri Remaja di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Hasil ini sesuai dengan penelitian Harter 1999 yang menjelaskan bahwa contoh laki-laki dan perempuan berada pada tingkat kesulitan yang sama dalam hal kemampuan mengeluarkan opini ketika mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama SMP dan sekolah menengah atas SMA. Steinberg 1993 menyatakan bahwa seorang remaja baru bisa dikatakan memiliki kemandirian jika ia sudah mampu mandiri tidak hanya secara perilaku melainkan juga secara emosi dan nilai. Penelitian yang dilakukan Karma 2002 menjelaskan bahwa kemandirian nilai merupakan kemandirian yang paling kompeks dan umumnya berkembang paling akhir sehingga paling sulit untuk dicapai. Pola asuh emosi Persepsi terhadap pola asuh dalam penelitian ini merupakan sebuah proses yang aktif dari contoh dalam memilah, mengelompokkan serta memberikan makna terhadap informasi yang diterima atau perlakuan yang dirasakan contoh mengenai pola asuh yang dilakukan pengasuh ustadustadzah di pondok pesantren. Sedangkan pola asuh adalah cara berinteraksi yang paling dominan dalam berhubungan dengan para santri. Menurut Gottman 2004 pola asuh terbagi menjadi empat macam yaitu 1 pelatih emosi : mengajarkan anak tentang apa yang mereka rasakan dan bagaimana mengatasi perasaan tersebut dengan cara yang benar; 2 pengabai emosi : menganggap perasaan anak tidak penting dan bagi para orangtua, pengasuh atau guru cenderung untuk mengatakan kalimat “lupakan saja apa yang dirasakan;” 3 tidak menyetujui : menganggap kemarahan atau tangisan anak sebagai upaya untuk mencari perhatian dan anak akan mendapat hukuman atas apa yang telah mereka rasakan; dan 4 Laissez-faire : memberikan kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan segala hal yang dirasakan oleh anak dengan tidak memberi batasan dan sedikit bimbingan. Pola asuh pelatih emosi Coaching Berdasarkan Tabel 34, sebagian besar contoh setuju bahwa ustadustadzah menghargai emosi negatif contoh dan bersedia meluangkan waktu untuk mendengarkan kesedihan contoh 44.5 dan menanyakan apa yang sedang contoh pikirkan dan penyebab dari kesedihan atau kemarahan itu 63.5. Disamping itu, ustadustadzah juga mengajarkan kepada contoh tentang apa yang mereka rasakan serta bagaimana mengatasi perasaan tersebut dengan cara yang positif seperti membolehkan contoh melakukan sesuatu asal bertanggung jawab 63.5. Tabel 34 Sebaran contoh berdasarkan pola asuh pelatih emosi No Pernyataan Persentase SS S KS TS Total 1 Jika saya sedih, saya membicarakan kesedihan itu bersama-sama dengan Ustadustadzah 44.5 22.2 22.2 11.1 100 2 Ustadustadzah membolehkan saya melakukan sesuatu sesuai kehendak saya, tetapi saya harus berani dan bisa mempertanggungjawabkan perbuatan saya tersebut

63.5 22.2 9.5

4.8 100 3 Ustadustadzah dapat menjadi teman curhat ketika saya sedang sedih 58.7 27.0 7.9 6.4 100 4 Apabila saya marah atau sedih, Ustadustadzah mencoba menanyakan apa yang sedang saya pikirkan dan penyebab dari kemarahan atau kesedihan itu

63.5 22.2 14.3 100

5 Ustadustadzah mengajarkan saya cara yang tepat untuk mengungkapkan amarah yang saya rasakan 6.4

27.0 33.3 33.3 100

Keterangan : SS: sangat setuju; S: setuju; KS: kurang setuju; TS: tidak setuju Pola asuh pengabai emosi Dismissing Parenting Style Pola asuh pengabai emosi dalam Tabel 35 di bawah menjelaskan sebagian besar contoh setuju bahwa ustadustadzah cenderung tidak peduli terhadap perasaan contoh dan mengesampingkan peristiwa yang telah menimbulkan emosi tersebut. Salah satu contohnya adalah ustadustadzah menganggap contoh cengeng jika merasa sedih 68.3 karena contoh harus selalu gembira dan tidak boleh sedih atau marah 54.0. Tabel 35 Sebaran contoh berdasarkan pola asuh pengabai emosi No Pernyataan Persentase SS S KS TS Total 1 Ustadustadzah tidak pernah menanyakan situasi dan kondisi belajar-mengajar di pondok pesantren 22.2 36.5 30.2 11.1 100 2 Ustadustadzah menganggap sepele terhadap permasalahan yang saya alami di pondok pesantren 52.4 36.5 9.5 1.6 100 3 Ketika saya sedang bermusuhan dengan teman, Ustadustadzah membiarkan saya karena menurutnya hal tersebut biasa terjadi 41.3 30.2 17.4 11.1 100 4 Setiap kali saya sedih, Ustadustadzah menganggap saya terlalu cengeng

68.3 25.4 4.7

1.6 100 5 Ustadustadzah menganggap bahwa saya harus selalu gembira dan tidak boleh sedih atau marah 27.0 54.0 14.3 4.7 100 Keterangan : SS: sangat setuju; S: setuju; KS: kurang setuju; TS: tidak setuju