22.2 9.5 25.4 4.7 Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kepatuhan dan Kemandirian Santri Remaja di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Tabel 37 Lanjutan No Pernyataan Persentase SS S KS TS Total 2 Ustadustadzah memberi kebebasan sepenuhnya kepada saya untuk melakukan apapun yang saya suka 4.8 17.5 46.0 31.7 100 3 Ketika nilai saya buruk, Ustadustadzah tidak marah atau menegur saya 6.3 27.0 42.9 23.8 100 4 Ketika saya marah, Ustadustadzah berharap saya dapat mengatasinya sendiri 4.8 6.3

55.6 33.3 100

5 Saya merasa Ustadustadzah tidak pernah atau jarang memberi arahan kepada saya 14.3 12.7 41.3 31.7 100 Keterangan : SS: sangat setuju; S: setuju; KS: kurang setuju; TS: tidak setuju Baik atau tidaknya pola asuh yang telah diterapkan pengasuh kepada para santri dapat dilihat pada Tabel 38 dibawah. Tabel 38 menunjukkan bahwa pola asuh pengasuh termasuk dalam kategori baik 87.3 dengan rata-rata 59.7 yang berarti bahwa pola asuh yang selama ini diterapkan oleh pengasuh sudah sangat baik dan dapat diterima oleh para santri. Hasil uji beda t-test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara persepsi terhadap pola asuh contoh laki-laki dan perempuan p0.05. Hal ini diduga karena tidak adanya perbedaan yang besar terkait pola asuh yang diterapkan pengasuh kepada santri laki-laki maupun perempuan. Tabel 38 Sebaran contoh berdasarkan persepsi santri terhadap pola asuh emosi Kategori Laki-laki Perempuan Total n n n Kurang 1-26 Sedang 27-53 5 15.6 3 9.7 8 12.7 Baik 54-80 27 84.4 28 90.3 55 87.3 Total 32 100 31 100 63 100 Min-maks 41-75 40-72 40-75 Rata-rata±SD 59.13±6.51 60.32±6.12 59.71±6.30 P-Value 0.456 Keterangan : p 0.456 = 0.05 Kecenderungan pola asuh yang diterapkan ustadustadzah sebagai pengasuh di pondok pesantren sangat jelas terlihat dalam Tabel 39 di bawah ini. Dari Tabel 39 dapat disimpulkan bahwa pengasuh atau ustadustadzah lebih cenderung menerapkan jenis pola asuh pelatih emosi atau coaching 54.0 kepada para santrinya. Skor contoh pada pola asuh mengabaikan ini berkisar antara 10-20 dengan skor rata-rata 13.70. Hasil penelitian pola asuh di pesantren tersebut menunjukkan bahwa para pengasuh atau ustadustadzah cenderung mempunyai kesadaran yang kuat akan emosi-emosi mereka sendiri maupun emosi orang-orang yang mereka kasihi. Gottman dan De Claire 1997 menjelaskan bahwa ciri pengasuh atau ustadustadzah yang menerapkan pola asuh pelatih emosi antara lain mereka mengenalkan kepada para santri bahwa semua emosi dapat memiliki tujuan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk emosi yang pada umumnya dianggap negatif seperti kesedihan, amarah, dan ketakutan. Lalu pengasuh atau ustadustadzah juga mengajarkan kepada para santri bagaimana mengatasi perasaan negatif tersebut dengan cara yang positif. Bila para santri melakukan hal-hal yang merugikan diri mereka sendiri, merugikan orang lain, atau merugikan hubungan mereka dengan orang lain maka pengasuh atau ustadustadzah cenderung untuk menghentikan tingkah laku yang merugikan tersebut dan mengarahkan kembali ke kegiatan atau cara pengungkapan yang tidak merugikan. Tabel 39 Sebaran contoh berdasarkan kecenderungan pola asuh emosi Kategori Jumlah n pola asuh pelatih emosi Kurang 7 Sedang 7-13 29 46.0 Tinggi 14-20 34 54.0 Total 63 100 Min-maks 7-20 Rata-rata±SD 13.70±3.45 pola asuh mengabaikan Kurang 7 5 7.9 Sedang 7-13 55 87.3 Tinggi 14-20 3 4.8 Total 63 100 Min-maks 6-16 Rata-rata±SD 9.63±2.30 Pola asuh tidak menyetujui Kurang 7 5 7.9 Sedang 7-13 55 87.3 Tinggi 14-20 3 4.8