2.5.1.7. Waterbased Lacquer
Jenis finishing yang paling populer akhir-akhir ini bagi para konsumen di Eropa. Menggunakan bahan pelarut air murni yang paling baik dan resin akan
tertinggal di permukaan kayu. Proses pengeringannya otomatis lebih lama dari jenis bahan finishing yang lain karena penguapan air jauh lebih lambat daripada
penguapan alkohol ataupun thinner. Namun kualitas lapisan film yang diciptakan tidak kalah baik dengan NC atau melamin. Tahan air dan bahkan sekarang sudah
ada jenis water based lacquer yang tahan goresan. Keuntungan utama yang diperoleh dari bahan jenis ini adalah lingkungan dan sosial.
2.5.2. Tahap Finishing
Agar hasil proses finishing maksimal, perlu diperhatikan proses tahapan aplikasi bahan finishing Sunaryo 1997. Berikut tahapan yang dilakukan dalam
proses finishing:
2.5.2.1. Persiapan Permukaan atau Pengampelasan
Persiapan permukaan adalah proses menghilangkan bagian kasar, meratakan, dan menghaluskan permukaan kayu sehingga tampak lebih indah dan
dapat menerima bahan finishing dengan lebih rata. Prinsip pertama dan yang utama pada persiapan kayu sebelum finishing adalah untuk membersihkan defect
dan cacat kayu sebersih mungkin. Walaupun pada kayu akan tetap ada cacat yang tidak bisa dihilangkan sama sekali.
Alat yang digunakan biasanya berupa kertas ampelas dengan berbagai tingkat kehalusan dalam satuan grit atau nomor. Pengampelasan dilakukan
secara bertahap berdasarkan grit ampelas. Setelah melalui proses mesin atau alat tukang kayu ketam, serut dll, grit ampelas pertama yang optimal bisa
menggunakan no 80100 untuk memotong serat besar, marking mesin, dan ujung- ujung kasar lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan grit 120, 220240. Pada level
ini garis-garis kasar serat sudah tidak terlihat lagi. Apabila perlu dilanjutkan dengan grit 320, tergantung dari jenis kayu yang digunakan. Beberapa jenis kayu
keras memerlukan pengampelasan hingga grit 320 sebelum finishing. Pengampelasan dapat berlawanan arah serat hanya pada pengampelasan
pertama, pada waktu menggunakan ampelas kasar grit 80100. Langkah ini
berfungsi untuk mempercepat dan memotong serat kayu yang kasar dan membersihkannya dari cacat-cacat kayu lebih cepat, kemudian pengampelasan
harus dilanjutkan searah serat kayu hingga sebelum bahan finishing diaplikasikan. Apabila pengamplasan dilakukan secara manual, sebaiknya menggunakan
sebatang kayu yang dilapis dengan bahan lebih lunak dengan ukuran sekitar 80 x 40 x 20 mm sebagai klos amplas. Klos ini akan membantu membuat alur
pengamplasan lebih rata dan datar.
2.5.2.2. Pengisian Permukaan Atau Pendempulan Filling
Filler merupakan bahan yang dibutuhkan untuk menutup pori-pori yang memiliki serat terbuka open-grained woods sebelum lapisan akhir diaplikasikan
agar bahan finishing tidak meresap kedalam pori-pori kayu dan juga untuk menghasilkan permukaan bidang kerja yang rata dan seragam. Filler yang dipakai
boleh berpelarut air water base atapun berpelarut minyak oil base.
2.5.2.3. Pewarnaan Dasar Staining